Episiotomi merupakan suatu tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya
selaput lendir vagina, cincin selaput darah dan jaringan pada septum rektovaginal. Episiotomi
menyebabkan luka pada daerah perineum dan luka dapat menyebabkan perdarahan sehingga perlu
dilakukan heacting. Pada proses heacting membutuhkan anastesi untuk mengurangi nyeri saat
proses penjahitan dan ada beberapa fasilitas kesehatan yang tidak menggunakan anastesi. Oleh
karena itu tujuan dari peneliti ini adalah ingin melihat perbedaan hasil penyembuhan episiotomi
yang dianastesi dengan yang tidak dianastesi. Desain yang digunakan yaitu studi komparatif
dengan teknik sampel simple random sampling. Sampel yang diambil sebanyak 56 orang yang
dibagi menjadi 2 (dua) kelompok dimana 28 orang yang dianastesi dan 28 orang yang tidak
dianastesi. Data hasil penelitian menunjukkan hasil penyembuhan luka episiotomi yang dianastesi
baik sebesar 50%, kurang baik 46% dan jelek 4% sedangkan hasil penyembuhan luka episiotomi
yang tidak dianastesi baik sebesar 50%, kurang baik sebesar 50% dan tidak ada hasil penyembuhan
luka yang jelek. Hasil penelitian kemudian diuji dengan menggunakan uji Chi Kuadrat. Hasil uji
Chi Kuadrat menunjukkan harga Chi Kuadrat lebih besar dari tabel (27,25>5,991) yang berarti Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan antara
responden yang dianastesi dan responden yang tidak dianastesi dalam hasil penyembuhan luka
episiotomi. Dalam melakukan penjahitan episiotomi seyogianya memperhatikan cara melakukan
penjahitan untuk mendapatkan hasil yang baik.
Kata kunci : Anastesi, Episiotomi, Penyembuhan Luka Episiotomi