Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Hubungan Perubahan Kualitas Air Dan Pertumbuhan Fitoplankton Berbahaya Pada Lingkungan Budidaya Ikan Di Perairan Ringgung Teluk Lampung Agus Solihin; Qadar Hasani; Herman Yulianto
AQUASAINS Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Perikanan dan Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (891.174 KB)

Abstract

Water quality becomes the critical factor of successfully aqua culture process; especially this is in aquaculture of floating cages. Otherwise, unstable water quality could impact the negative effect toward aquatic ecosystem such as the large explosion of harmful phytoplankton population (HABs). The objective of this research is to analyze a relation between the water quality of floating cages and the growth of harmful phytoplankton population by using canocial corelation analysis. Water quality research includes its brightness, the deepness, disolved oxygen, salinity, pH, value of NO2, NO3, NH3, and PO4 and toxic phytoplankton obtained during the study also indicate the amount of phytoplankton growth The results were obtained 14 species of toxic phytoplankton in the study sites. Overall abundance of phytoplankton dominated by Choclodinium, Trichodesmium Erythraeum, Nitzschia Lanceolata dan Pseudo Nitzschia, where Choclodinium an abundance of phytoplankton with the highest density of 63 739 cells/l. Canonical correlation analysis on triplot diagram showed water quality includes : brightness, disolved oxygen, pH, NO2, NO3 and PO4 together to give effect to toxic phytoplankton abundance. Canonical correlation analysis also specifically indicate the abundance Choclodinium and Trichodesmium Erythraeum in floating nets of Ringgung Marines predominantly influenced by brightness, pH, value of NO3, and PO4.
ANALISIS KESESUAIAN PERAIRAN UNTUK BUDIDAYA IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) DI PERAIRAN PULAU TEGAL TELUK LAMPUNG Desti Rizki Anggraini; Abdullah Aman Damai; Qadar Hasani
e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (770.642 KB) | DOI: 10.23960/jrtbp.v6i2.p719-728

Abstract

Tegal Island is part of Lampung Bay which has potential to be the location of aquaculture. One of kind fish that can be cultivated in these area is the humpback grouper (Cromileptes altivelis). Humpback grouper is the most popular fish species in local and foreign markets that have the highest selling price. The purpose of this study were to know the physical and chemical parameters in Tegal Island waters, to know the suitability of the waters for the humpback grouper cultivation in the waters of Tegal Island. The research was conducted in May 2017. The sampling location was 4 stations. The range of water quality values in Tegal island were water depth (15-25 m), dissolved oxygen (7 – 8 mg/l), brightness (5-10 m), salinity (30-34 ppt), temperature (28 – 32°C ), current velocity (20 – 50 m/s), pH (7,7 – 8,0), nitrate (0,9 – 3,2 mg/l) and phosphate (0,2 – 0,5 mg/l). The results showed that the waters of Tegal Island had appropriate water suitability level (St 3), corresponding marginally (St 1 and St 2) and unsuited (St 4) for the cultivation of humpback grouper.
KAJIAN ISI LAMBUNG DAN PERTUMBUHAN IKAN LAIS (Cryptopterus lais) DI WAY KIRI, TULANG BAWANG BARAT, LAMPUNG Putri Priyan Dwitasari; Qadar Hasani; Rara Diantari
e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (807.948 KB)

Abstract

Sungai Way Kiri memiliki spesies ikan yang beragam salah satunya adalah ikanlais (Cryptopterus lais). Populasi ikan Lais di Sungai Way Kiri terus mengalamipenurunan, hal ini disebabkan adanya penangkapan secara berlebih yang dilakukan oleh para nelayan. Salah satu cara untuk mengatasi agar populasi ikan ini tetap terjaga adalah dengan melakukan upaya domestikasi, sebelum melakukan domestikasi ada beberapa kajian yang harus dilakukan diantaranya adalah kajian isi lambung (gut content analysis). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pertumbuhan dan kebiasaan makan ( gut content analysis ) ikan lais di Sungai Way Kiri.Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-September 2015. Data yang di analisis dengan menggunakan Index of Preponderance (IP). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ikan Lais adalah ikan Karnivora dengan kisaran nilai IP 26 % - 65 %, pola pertumbuhan ikan lais di Way Kiri pada bulan Juni dan Juli memiliki pola pertumbuhan alometri negatif sedangkan pola pertumbuhan ikan lais pada bulan Agustus dan September memiliki pola pertumbuhan alometri positif. 
EFEKTIFITAS KIJING AIR TAWAR ( Pilsbryoconcha exilis ) SEBAGAI BIOFILTER DALAM SISTEM RESIRKULASI TERHADAP LAJU PENYERAPAN AMONIAK DAN PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) Sandy Putra; Agus Arianto; Eko Efendi; Qadar Hasani; Herman Yulianto
e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (716.491 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh penggunaan kijing air tawar (Pilsbryoconcha exilis) terhadap perbaikan kualitas air dan laju pertumbuhan lele sangkuriang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Penelitian menggunakan perbedaan jumlah hewan kijing air tawar yaitu 100, 150,  200 ekor/ keranjang berukuran 0,6 m3 dan perlakuan kontrol yaitu tanpa menggunakan perlakuan sistem resirkulasi dan tanpa penambahan kijing air tawar. Parameter utama dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ikan dan konsentrasi amoniak, dengan parameter pendukung antara lain yakni suhu, pH, dan oksigen terlarut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kijing air tawar berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan lele sangkuriang. Pertumbuhan mutlak tertinggi terdapat pada perlakuan 200 individu dengan berat 19.71 gr dan tingkat kelangsung hidup tertinggi terdapat perlakuan 200 individu (80.14 %). Hasil penelitian juga menunjukan bahwa penambahan kijing air tawar dengan jumlah yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap penurunan amoniak. Berdasarkan hasil uji Beda Nyata Terkecil (BNT) perlakuan dengan penambahan kijing air tawar sebanyak 200 ekor/ keranjang berukuran 0,6 m3merupakan perlakuan terbaik dalam penurunan amoniak pada sistem resirkulasi.
PENGELOLAAN KUALITAS AIR DENGAN METODE SIFON DAN AERASI, PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN BENIH IKAN MAS NAJAWA (Cyprinus carpio) Qadar Hasani; Dicky Andre Saputra; Andri Purnama Putri; Luluk Irawati
Jurnal Perikanan Vol 13 No 1 (2023): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v13i1.457

Abstract

Meningkatnya permintaan pasar akan ikan mas najawa (Cyprinus carpio) perlu didukung oleh pasokan benih yang berkualitas dan tersedia secara konsisten. Salah satu kendala dalam pemenuhan kebutuhan benih ikan mas najawa adalah rendahnya kelulushidupan akibat penurunan kualitas air media budidaya. Metode sederhana yang dapat diaplikasikan dalam pengelolaan kualitas air adalah sifon dan aerasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas sifon dan aerasi dalam mempertahankan kualitas air serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan benih ikan mas najawa. Percobaan dilakukan pada pemeliharaan benih mas najawa selama 21 hari, pada perlakuan A (sifon setiap 3 hari sekali dan aerasi 15 jam sehari); B (sifon dua hari sekali dan aerasi 20 jam) dan C (sifon setiap hari dan aerasi sepanjang 24 jam). Pengukuran kualitas air, pertumbuhan panjang, berat dan pertumbuhan spesifik serta kelulushidupan dilakukan setiap 1 minggu sekali. Hasil penelitian menujukkan pertumbuhan panjang-berat dan pertumbuhan spesifik benih ikan mas tertinggi pada perlakuan B tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan C, sedangkan nilai terendah ditemukan pada perlakuan A. Sebaliknya, kelulushidupan benih ikan mas najawa, pada perlakuan C menghasilkan nilai tertinggi sebesar 67,00%, diikuti perlakuan B (38,02%) dan perlakuan A (21,66%). Perbedaan kelulushidupan benih ikan sangat berpengaruh terhadap bobot total dan jumlah ikan yang dapat dipanen. Selanjutnya, perbedaan bobot total dan jumlah benih ikan yang dapat dipanen sangat berpengaruh terhadap keuntungan yang dapat diperoleh oleh petani ikan.
PEMAHAMAN MASYARAKAT DESA KETAPANG KABUPATEN PESAWARAN TENTANG SAMPAH LAUT (MARINE DEBRIS) Darma Yuliana; Abdullah Aman Damai; Qadar Hasani; Rara Diantari
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 1, No 2 (2022): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v1i2.6278

Abstract

Desa Ketapang , Kabupaten Pesawaran  merupakan salah satu  wilayah rekreasi pantai yang terkenal di Provinsi Lampung.  Meningkatnya aktivitas antropogenik di kawasan tersebut menye-babkan besarnya tekanan yang diterima, termasuk pada daerah pantai. Salah satu masalah yang signifikan penyebab degradasi lingkungan adalah sampah, termasuk sampah laut (marine debris). Secara umum sampah laut berdampak sektor eko-nomi dan pariwisata, mengganggu kehidupan biota laut dan ekosistem pesisir dan kesehatan manusia. Banyak biota yang memakan plastik (entangled) dan terjerat plastik (ingestion), meru-juk pada laporan. Jika sampah plastik ini tidak dikendalikan dikelola dengan baik, maka terjadi proses pelapukan menjadi mikro dan nano plastik yang akan merusak ekosistem pesisir dan/atau dimakan oleh plankton atau ikan. Selanjutnya, produktivitas perikanan dapat menurun dan impli-kasi dari mikroplastik bisa masuk ke jejaring makanan (food-chain) yang akhirnya dapat menimbulkan masalah pada kesehatan manu-sia.  Tujuan dari pengabdian ini untuk melihat pemahaman masyarakat terhadap sampah laut, di sekitar kawasan Pantai Ketapang. Kegiatan dilakukan dalam dua tahap untuk mengobservasi sampah laut dan pemahaman masyarakat.  Sampah laut (marine debris) di Pantai Ketapang , Kab. Pesawaran  terdapat 2 jenis sampah yaitu sampah organik dan sampah anorganik. .Jenis sampah laut (marine debris) yang paling banyak adalah sam-pah  organik ditemukan, hal ini diduga karena pantai Ketapang merupakan  daerah yang banyak aktifitas manusia. Penemuan sampah masker pada lokasi pengabdian sehubungan dengan terjadinya wabah pandemi Covid-19. Data menunjukkan pengetahuan maupun untuk sikap masyarakat terhadap sampah laut dan kebersihan lingkungan sangat tinggi. Hal ini dapat dikaitkan dengan ketergantungan masyarakat terhadap lingkungan pantai, karena sebagian besar masyarakat berpenghasilan dari memanfaatkan pantai ketapang
Penggunaan Kolam Terpal Geomembrane pada Kegiatan Budidaya Ikan Lele Sangkuriang di Kelompok Tani Marga Jaya Limin Santoso; Yeni Elisdiana; Agus Setyawan; Qadar Hasani
Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2, No 1 (2023): Jurnal Pengabdian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Vol 2 No 1, Maret 2023
Publisher : Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpfp.v2i1.6670

Abstract

Salah satu desa di Pesawaran yang berpotensi untuk pengembangan ikan air tawar, khususnya ikan lele adalah desa Sungai Langka. Oleh karena itu kami ingin memperkenalkan kepada masyarakat tentang teknik budidaya ikan lele sangkuriang  yang memiliki banyak keunggulan dengan menggunakan terpal Geomembrane. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh kelompok mitra. Kegiatan pengabdian dilaksanakan di kelompok tani Marga Jaya, Sungai Langka. Penyuluhan dan pelatihan dilakukan antara bulan Juni sampai Oktober 2022 dengan metode diskusi, ceramah, dan demonstrasi budidaya ikan lele di kolam geomembrane. Kolam terpal geomembrane memiliki beberapa keunggulan, antara lain mudah dipasang, lebih kuat dan awet, serta harganya yang relatif terjangkau. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, sebanyak 10 responden menyatakan materi penyuluhan dan pelatihan cocok dengan permasalahan mitra. Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan para peserta. Selama pengabdian para peserta cukup antusias dan bersemangat sehingga semua tahapan budidaya ikan lele dapat berjalan sesuai dengan rencana. Penggunaan kolam terpal geomembrane ini sangat memudahkan bagi petani ikan sehingga banyak menarik minat para petani. Hasil panen ikan lele juga menunjukkan adanya peningkatan produksi per satuan luas dibandingkan dengan kolam tanah.