Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISA TARIF ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN, ATP DAN WTP Sekar Arum; Samin .
Media Teknik Sipil Vol. 12 No. 2 (2014): Agustus
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jmts.v12i2.2290

Abstract

ANALISA TARIF ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN, ATP DAN WTPAnalysis of Public Transport Rates Based Vehicle Operating Costs , And WTP ATPSekar Arum1 & Samin21,2Jurusan Sipil Fakultas Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah MalangAlamat Korespondensi : Jl. Raya Tlogomas No.246, Malang (0341) 464318Email : 1)arumsekar887@yahoo.comAbstractThe determination of trasportation tariff needs a wise manangement and policy because for able to bridge the passengers’ interest as the consumers and the public trasportation operator. NUANSA INDAH city bus a public trasportation servers the strategic areas which is expected to represent the publick trasportation passengers particularly city bus in kab. Paser. Data is collected by distribute questionnaire to passngers of NUANSA INDAH city bus and also interview whit NUANSA INDAH bus operators, output of data analysus is to find out amount of vehicle Oprational Cost (BOK) by NUANSA INDAH and to find out the passengers’ ability to pay and willingness to pay the city bus tariff. The result of research shows tariff based on BOK is 14.140,4, based on ability to pay (ATP) on wekday is Rp. 22.500 for public category and Rp 12.500 for public category and Rp 22.500 for student category. The value of Willingness To Pay (WTP) on weekday is Rp 22.291,9 for public category and is Rp. 22.656,25 for student category. WTP on weekend season is Rp. 23.100,172 for public category and Rp. Rp. 19.192,30 for student category.Keywords : tariff, vehicle Oprational Cost (BOK), ability to pay (ATP), (WTP).AbstrakPenentuan besaran tarif angkutan membutuhkan penanganan dan kebijakan yang arif, Data di dapat dengan penyebaran kuisioner kepada pengguna angkutan bus PO. NUANSA INDAH dan juga wawancara dengan pengelola bus PO. NUANSA INDAH kemudian data di analisis, hasil data analisis untuk memenuhi besarnya biaya oprasional kendaraan (BOK) yang di keluarkan oleh oprator PO. NUANSA INDAH dan mengetahui daya beli penumpang dari kemampuan (ability) dan kemauan (willingeness) untuk membayar tarif bus kota. Hasil analisis dan menunjukan tarif berdasarkan BOK Rp. 14.140,4, berdasarkan Ability To Pay (ATP) pada hari kerja sebesar Rp. 22.500 untuk kategori umum dan Rp. 12.500 untuk kategori pelajar pada hari libur sebesar Rp. 22.500 untuk kategori umum dan Rp. 12.500 untuk kategori pelajar. Besarnya nilai Willingness To Pay (WTP) pada hari kerja sebesar Rp. 22.291,9 untuk kategori umum dan Rp 22.656,25 untuk kategori pelajar hari libur sebesar Rp. 23.100,172 untuk kategori umum dan Rp. 19.192,30 untuk kategori pelajar. Kata kunci : tarif Biaya Oprasional Kendaraan BOK, ATP dan WTP
PENGARUH PEMBERIAN DOSIS DAN FREKUENSI BIOFERTILIZER TERHADAP KADAR KLOROFIL DAUN BIBIT SENGON (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen) Dwimei Ayudewandari Pranatami; Sekar Arum
Indonesian Journal of Applied Sciences Vol 7, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.758 KB) | DOI: 10.24198/ijas.v7i3.15422

Abstract

Klorofil merupakan komponen penting yang dibutuhkan dalam fotosintesis dimana pembentukanya diperlukan suplai zat hara seperti nitrogen dan fosfat. Suplai  zat hara tersebut dapat dibantu dengan pemberian biofertilizer yang mengandung bakteri fiksasi nitrogen, bakteri pelarut fosfat dan mikroba dekomposer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis dan frekuensi pemberian biofertilizer terhadap kadar klorofil bibit sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen). Penelitian terdiri atas 2 perlakuan kontrol dan 8 perlakuan uji. Seri dosis biofertilizer yaitu 20, 40, 60, dan 80 mL/tanaman dengan frekuensi pemberian 1 minggu sekali dan 2 minggu sekali. Mikroba dalam biofertilizer terdiri atas Azotobacter chroococum, Azospirillum brasilense, Rhizobium leguminosarum, Bacillus subtilis, B. megaterium, B. licheniformis, Pseudomonas fluorescens, P. putida, Cellvibrio mixtus, Cellulomonas cellulans, Cytophaga saccharophila, Lactobacillus plantarum, dan Saccharomyces cerevisiae. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dan data dianalisis menggunakan uji ANAVA satu arah dengan uji lanjutan yaitu uji Duncan dan uji Brown –Forsythe dengan uji lanjutan Gomes Howell pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis dan frekuensi biofertilizer  berpengaruh nyata dalam  peningkatan kadar klorofil daun. 
KINERJA STRUKTUR GEDUNG TINGGI DENGAN PEMODELAN DINDING GESER SEBAGAI CORE WALL ( STUDI KASUS : GEDUNG MATARAM CITY ) Sekar Arum; Agus Supriyadi; Agus Setiya Budi
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.423 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i2.37190

Abstract

Indonesia merupakan negara yang rawan terjadi gempa bumi karena berada di antara tiga lempengan tektonik, yaitu lempeng Eurasia, Pasifik, Filipina, dan Indo-Australia. Gempa bumi mengakibatkan rusaknya struktur bangunan, bahkan memakan korban jiwa. Karena itu, bangunan yang aman dan handal menjadi suatu keharusan. Salah satu cara untuk menjaga kestabilan struktur tersebut adalah dengan menggunakan dinding geser baik dinding penuh maupun sebagian. Core wall adalah salah satu jenis Shearwall. Penempatan core wall pada inti bngunan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja struktur berdasarkan Kinerja Batas Layan dan Kinerja Batas Ultimit. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis dinamik respon spektrum dengan menggunakan software ETABS. Hasil analisis diperoleh displacement maksimum gedung arah X adalah 0.1827m dan arah Y adalah 0.1957m, sehingga apabila ditinjau dari kinerja batas layan dan kinerja batas ultimit gedung dinyatakan memenuhi syarat (aman)sesuai SNI 3-1726-2002.Maksimum total drift arah X adalah 0.00279 dan arah Y adalah 0.00299. Maksimum total inelastik drift arah X adalah 0.00277 dan arah Y adalah 0.00298, sehingga jika ditinjau berdasarkan ATC-40 termasuk dalam kategori level Immediate Occupancy.
OPTIMIZING ARTIFICIAL LIGHTING IN HOTEL ROOM INTERIORS Sekar Arum; Niniek Pratiwi
Journal Of Building Architecture Vol. 1 No. 1 (2023): JOURNAL OF BUILDING ARCHITECTURE (APRIL)
Publisher : Program Vokasi Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56190/jba.v1i1.3

Abstract

Hotel adalah salah satu solusi untuk tempat sementara bagi seseorang / kelompok untuk tinggal selama mereka melakukan kebutuhan mereka di daerah / kota. Penyediaan fasilitas pendukung diminimalisir dan disesuaikan dengan kebutuhan kelas hotel yang akan dipilih. Dalam desain, desainer umumnya lebih mementingkan fungsionalitas daripada kualitas pencahayaan. Kualitas cahaya yang kurang baik akan mempengaruhi suasana ruangan sehingga menimbulkan tekanan psikologis pada penggunanya dan gangguan penglihatan yang berdampak pada kesehatan. Tujuan penelitian adalah menganalisis sistem pencahayaan pada kamar hotel dengan mengambil standar dasar pedoman teknis SNI di bidang pencahayaan, yaitu SNI 6197:2011 tentang Konservasi Energi sistem pencahayaan pada bangunan gedung, dan SNI 03-6575-2001 tentang tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan. pada bangunan. Simulasi menggunakan perangkat lunak DIALux 9.0 open source, yang merupakan perangkat lunak simulasi untuk menghitung kebutuhan pencahayaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi pencahayaan pada kamar hotel standar di hotel tidak memenuhi standar SNI, sehingga perlu dilakukan beberapa cara untuk mengoptimalkan tingkat pencahayaan.