Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Desain cut slope chart untuk evaluasi kestabilan lereng di atas badan jalan. Studi Kasus: Cinona, Cisalak dan Cijengkol, Kabupaten Bandung Barat , Jawa Barat Arifan Jaya Syahbana; Adrin Tohari; Eko Soebowo; Dwi Sarah; Khori Sugianti
Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi Vol 4, No 1 (2013)
Publisher : Badan Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2552.226 KB) | DOI: 10.34126/jlbg.v4i1.49

Abstract

ABSTRAKTopografi daerah Jawa Barat didominasi oleh perbukitan yang menyebabkan sering terjadinya peristiwa tanah longsor pada lereng potongan di atas badan jalan, terutama pada musim hujan. Banyaknya frekuensi bencana longsor di atas badan jalan telah menimbulkan kerugian fisik akibat kerusakan jalan dan kerugian ekonomi  akibat terputusnya jalur transportasi. Untuk mengurangi kejadian bencana longsor di atas badan jalan, diperlukan pengetahuan tentang desain potongan lereng yang stabil berdasarkan kondisi sifat fisik, hidrologis dan keteknikan tanah setempat yang dapat dicapai dengan penyusunan desain chart lereng potongan (cut slope chart) yang tepat. Tulisan ini bertujuan untuk menghasilkan chart kestabilan lereng kupasan jalan dengan studi kasus di daerah Cinona, Cisalak, dan Cijengkol, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Metode penelitian yang dilakukan adalah investigasi geoteknik terdiri dari uji CPT dan bor tangan pada lereng-lereng tanah residual vulkanik, pengujian laboratorium sifat fisik, hidrologis, kuat geser tanah residual pemodelan numerik infiltrasi air hujan dan kestabilan lereng. Hasil penelitian menunjukkan chart kestabilan lereng kupasan pada badan jalan di lokasi penelitian mempunyai kecenderungan yang sama dimana angka aman menurun seiring dengan bertambahnya kejenuhan tanah lereng dan kemiringan lereng. Kemiringan lereng yang baik adalah tidak melebihi 45°. Hasil studi ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap desain lereng kupasan badan jalan yang tepat untuk dapat mengurangi berbagai kerugian ekonomis dan korban jiwa akibat longsor.Kata kunci: badan jalan, cut slope chart, kestabilan lereng, tanah longsorABSTRACTThe topography of West Java is dominated by hills where many slope failures frequently take place on the road cut slopes particularly during the rainy season. The frequent road cut slope failures had caused physical and economical losses due to the disruption of transportation. In order to mitigate the events of slope failures above the roadway, it is important to understand the stable slope cut design based on the in situ physical, hydrological and engineering properties which can be achieved by composing the design cut slope chart. This paper aims to construct a cut slope chart for case study of Cinona, Cisalak, dan Cijengkol, West Bandung Regency, West Java. The methods employed in this study were geotechnical investigation consisted of Cone Penetration Test (CPT) and hand boring carried out  in the volcanic residual soil slopes, geotechnical laboratory analysis to obtain the physical, hydrological and shear strength properties of the residual soil and numerical modelling of coupling rain water infiltration and slope stability analyses. The results show that the cut slope charts for the road cut slopes in the study area show similar tendency of decreasing factor of safety along with the increasing slope saturation and inclination. The favorable slope inclination is not exceeding 45°. This study shall contribute to the appropriate design of road cut slope to minimalize economic loss and casualties due to landslides/slope failures.Keywords: road, cut slope chart, slope stability, landslide/slope failure
LIQUEFACTION POTENTIAL AT PADANG CITY: A COMPARISON OF PREDICTED AND OBSERVED LIQUEFACTIONS DURING THE 2009 PADANG EARTHQUAKE Adrin Tohari; Khori Sugianti; Eko Soebowo
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 21, No 1 (2011)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3315.65 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2011.v21.42

Abstract

ABSTRACT The September 30, 2009 Padang earthquake has resulted in damages to infrastructures and buildings and a death toll of 383 in Padang City. Numerous liquefaction and ground deformations caused by the earthquake were particularly evidence in the areas few kilometers from the coast. The paper presents results of the previous field geotechnical investigations of liquefaction potential and the recent liquefaction observations in Padang City. A microzonation map was created using the data from liquefaction potential analyses and liquefaction potential indexes. The predicted liquefaction susceptibility zones showed a good agreement with site observations. The assessment suggests that the liquefaction susceptibility decreases to the northeast away from the coastal line.
PENGARUH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP POTENSI AMBLESAN TANAH DI DAERAH SEMARANG Anita Yuliyanti; Dwi Sarah; Eko Soebowo
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 22, No 2 (2012)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2200.178 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2012.v22.61

Abstract

ABSTRAK Kota Semarang mengalami amblesan tanah yang intensif setiap tahunnya. Salah satunya penyebab adalah pengaruh faktor kompaksi/konsolidasi batuan di bawah permukaan yang diduga mempunyai keterkaitan dengan keberadaan lapisan lempung. Karakteristik keteknikan batuan erat kaitannya dengan sifat penyusun batuannya, diantaranya adalah sifat ekspansifitas yang sangat dipengaruhi oleh kandungan mineral lempung. Jenis mineral lempung montmorilonit mempunyai daya kembang susut terbesar sehingga kehadirannya merupakan faktor utama yang menentukan sifat ekspansif. Tulisan ini membahas mengenai karakteristik lempung di daerah Semarang terutama mengenai sifat ekspansif lempung melalui pendekatan mineralogi berdasarkan hasil analisis XRD dan SEM-EDX serta pengaruhnya terhadap potensi amblesan tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa batuan umumnya tersusun atas mineral lempung berupa montmorilonit, illit dan kaolinit/klorit, selain itu juga mengandung fraksi mineral non lempung. Hasil korelasi dengan data lapangan menunjukkan bahwa lempung yang berada relatif di dekat permukaan umumnya mempunyai sifat ekspansif rendah – sedang, sedangkan lapisan lempung yang lebih dalam mempunyai sifat ekspansif sedang – tinggi. Lempung bawah permukaan di daerah Semarang menunjukkan sifat ekspansif yang rendah di bagian barat dengan kecenderungan peningkatan sifat ekspansif semakin ke arah timur. Keberadaan lapisan lempung tersebut diindikasikan mempercepat proses konsolidasi endapan Holosen di bagian timur dan utara Semarang yang memperbesar potensi amblesan tanah.
POTENSI LIKUIFAKSI AKIBAT GEMPABUMI BERDASARKAN DATA CPT DAN N-SPT DI DAERAH PATALAN BANTUL, YOGYAKARTA Eko Soebowo; Adrin Tohari; Dwi Sarah
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 19, No 2 (2009)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2341.473 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2009.v19.25

Abstract

ABSTRAK Gempabumi dapat menimbulkan bahaya likuifaksi yang dapat merusakkan bangunan dan sarana infrastruktur khususnya di wilayah perkotaan di Indonesia. Investigasi  geoteknik bawah permukaan telah dilakukan di daerah Patalan, Bantul, Yogyakarta, untuk mendapatkan gambaran susunan lapisan tanah dan kekuatannya, menentukan kedalaman dan ketebalan lapisan tanah yang berpotensi likuifaksi dan penurunan lapisan tanah akibat likuifaksi. Analisis potensi likuifaksi dilakukan menggunakan data CPT (cone penetration test) dan N-SPT (standard penetration test), dengan mempertimbangkan nilai percepatan getaran tanah maksimum (p.g.a) sebesar 0,25g, magnitudo gempabumi sebesar 6,2 SR dan muka airtanah setempat. Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa lapisan tanah lepas selama gempabumi terdiri dari pasir lanauan dan lanau pasiran pada kedalaman antara 0,2  - 12,8 m. Analisis potensi likuifaksi mengindikasikan bahwa ketebalan lapisan tanah yang berpotensi terlikuifaksi bervariasi antara 0,2 m dan 5,2 m, Sedangkan penurunan total lapisan tanah terutama terkonsentrasi di wilayah bagian tengah yang terletak di jalur Patahan Opak dengan besaran antara 0,21 cm hingga 12,98 cm Zona likuifaksi dan penurunan ini berada pada lapisan sedimen bagian atas yang mengisi pada cekungan Bantul di sekitar Patahan Opak.
Microzonation of Soil Amplification Based on Microtremor, Spt and Cptu Data in Bandung Basin Anggun Mayang Sari; Eko Soebowo; Afnindar Fakhrurrozi; Arifan Jaya Syahbana; Adrin Tohari
JURNAL RISET GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN Vol 29, No 1 (2019)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1047.847 KB) | DOI: 10.14203/risetgeotam2019.v29.978

Abstract

Bandung Basin consists of Sunda-Tangkuban Perahu volcanic deposit that is made of lake sediment and an alluvial fan with fine to coarse-grained materials such as clay, silt and sand. The area is surrounded by several earthquake sources such as the Lembang, Cimandiri, and Baribis Faults. Therefore, it is important to understand soil dynamic problems with respect to seismic sources and soil properties. This research aims to investigate velocity amplification of the Bandung Basin using microtremor measurements and site classification based on the Standard Penetration Test (SPT) and Cone Penetrometer Test (CPTu). Velocity amplification was analyzed using the horizonal to vertical H/V spectral ratio, and site classification was determined using and  values. Microzonation maps were developed using Geographical Information System (GIS) to determine the correlation between soil velocity amplification and site class. The results revealed that velocity amplification levels in the Bandung Basin vary with a range of 1.3 to 26.5. Site classification ranges from very dense soil and hard rock (class C), stiff soil (class D) to soft clay soil (class E). Site class E dominates the southeast part of the Bandung Basin with a high value of soil amplification. This scientific information is critical for further spatial planning focusing on infrastructure and residential building. Cekungan Bandung berasal dari endapan vulkanik Sunda-Tangkuban Perahu yang terdiri dari sedimen danau dan kipas aluvial dengan material berbutir halus hingga kasar seperti lempung, lanau, dan pasir. Daerah ini juga dikelilingi oleh beberapa sumber gempa yakni sesar Lembang, Cimandiri, dan Baribis. Oleh karena itu masalah dinamika tanah yang dipengaruhi oleh sumber seismik dan sifat tanah perlu menjadi perhatian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui amplifikasi kecepatan tanah di wilayah cekungan Bandung dengan menggunakan alat mikrotremor dan metode site classification berdasarkan uji SPT dan CPTu. Amplifikasi kecepatan dianalisis menggunakan perbandingan rasio spektral H/V dan site classification yang diperoleh dengan menggunakan nilai  dan . Peta mikrozonasi disusun menggunakan teknik Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menentukan korelasi amplifikasi tanah dan site class tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat amplifikasi kecepatan di Cekungan Bandung bervariasi, berkisar 1,3 hingga 26,5. Site classification berkisar dari tanah yang sangat padat dan batuan keras (kelas C), tanah kaku (kelas D) hingga tanah lempung lunak (kelas E). Hasil penelitian menunjukkan site class E mendominasi bagian selatan Cekungan Bandung dengan nilai amplifikasi tanah yang tinggi. Informasi ilmiah ini diperlukan untuk perencanaan tata ruang kedepannya, dengan fokus pada infrastruktur dan bangunan tempat tinggal.
Evaluasi Metode Analisis Likuifaksi Berdasarkan Cone Penetration Test (Cpt) Studi Kasus Kota Padang Muhammad Riyan Sabri; Muhamad Yusa; Gunawan Wibisono; Eko Soebowo
Aptek Jurnal Apliksai Teknologi (APTEK): Volume 15, No. 01, Desember 2022
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30606/aptek.v15i1.1506

Abstract

Likuifaksi merupakan fenomena alam yang terjadi akibat tanah jenuh atau agak jenuh kehilangan kekuatannya yang disebabkan oleh gempa bumi atau perubahan tegangan secara mendadak, sehingga tanah yang padat berubah wujud menjadi cair. Padang merupakan daerah yang rawan terjadi likuifaksi karena letaknya dekat dengan pesisir pantai dan secara geologi tanah padang merupakan tanah aluvial (Iqbal dkk, 2014). Salah satu gempa besar yang terjadi di padang yaitu gempa 2009 dengan kekuatan 7,9 SR yang banyak mengakibatkan kerusakan pada struktur tanah baik itu soil settlement, sand boil, lateral spreading, dan loss of bearing strength. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi potensi likuifaksi yang terjadi di kota padang dengan metode boulanger dan idriss, Olsen, dan Shibata & Teparaksa yang akan dibandingkan dengan kenyataan di lapangan dengan studi kasus 37 titik data CPT yang tersebar di kota padang. Dari analisis yang dilakukan dapat disimpulan bahwa ketiga metode memiliki banyak kesesuaian pada kondisi setelah gempa dengan metode yang paling akurat adalah metode olsen. Jika dilihat dari nilai LPI mayoritas kota Padang berada pada LPI > 15 atau potensi likuifaksi > 78% menandakan bahwa Kota Padang memiliki potensi likuifaksi sangat tinggi.