Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Pertanian Agros

STUDI PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN GUANO FOSFAT TERHADAP SERAPAN KALIUM TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L) Nurmaliatik, Nurmaliatik; Inti, Muhammad; Nurhidayat, Efan; Anggraini, Dinna Juwita; Hidayat, Nurul; Nurhuda, Muhammad; Rokim, Anjariana Makmum; Rohmadan, Ananda Rizqi azharry; Nurwito, Nurwito; Setyaningsih, Indah Rohana; Setiawan, Nurdin Cahyo; Wicaksana, Yuda; Darnawi, Darnawi; Maryani, Yekti
Agros Journal of Agriculture Science Vol 23, No 1 (2021): Edsi Januari
Publisher : Faculty of Agriculture, Janabadra University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pupuk kandang dan guano fosfat terhadap serapan kalium tanaman kacang hijau (Vigna radiata L). Data pendukung diperoleh dari percobaan di Desa Parangtritis, Kretek, Bantul, ketinggian ± 10 m dpl dan jenis tanah berpasir. Percobaan disusun dalam Split plot dua factor. Pertama, frekuensi penyiraman sebagai main plot, terdiri dari satu kali satu hari dan tiga hari satu kali. Kedua, pemberian pupuk kandang dan guano fosfat sebagai sub plot, yaitu tanpa pemberian pupuk, pupuk kandang kambing, pupuk kandang sapi, dan guano fosfat. Variable yang diamati: pada fase vegeratif meliputi rasio tajuk-akar segar, rasio tajuk-akar kering, kandungan kalium tersedia tanah, dan kandungan kalium jaringan tanaman. Analisis data menggunakan sidik ragam jenjang nyata 5% dilanjutkam uji jarak berganda DMRT jenjang 5%. Hasil: perlakuan pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing, guanofosfat memberikan kandungan kalium jaringan tanaman kacang hijau sama dengan tanpa pupuk. Perlakuan pupuk guano fosfat dan pupuk kandang sapi memberikan Sum Growth Rate lebih tinggi dari pada tanpa pupuk. Penyiraman sehari sekali sehari memberikan Sum Growth Rate lebih tinggi dari pada penyiraman 3 hari sekali.
STUDI PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN KOMPOS TERHADAP KALIUM TERSEDIA PADA RIZOSFER TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L) Nurwito, Nurwito; Inti, Muhammad; Nurhidayat, Efan; Anggraini, Dinna Juwita; Hidayat, Nurul; Nurhuda, Muhammad; Rokim, Anjariana Makmum; azharry Rohmadan, Ananda Rizqi; Nurmaliatik, Nurmaliatik; Setyaningsih, Indah Rohana; Setiawan, Nurdin Cahyo; Wicaksana, Yuda; Darnawi, Darnawi; Maryan, Maryan
Agros Journal of Agriculture Science Vol 23, No 1 (2021): Edsi Januari
Publisher : Faculty of Agriculture, Janabadra University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh pupuk kandang dan kompos terhadap kalium tersedia rizosfer tanaman kacang hijau. Penelitian dilaksanakan di Desa Parangtritis, Kretek, Bantul, dengan ketinggian ± 10 m dpl, pH tanah 5,6 – 6,0, kelembaban udara 65 – 85%. Jenis tanah adalah tanah berpasir. Percobaan menggunakan Split plot dua faktor: (1) frekuensi penyiraman sebagai main plot yang terdiri atas satu kali sehari dan tiga hari sekali, (2) pemberian pupuk kandang dan kompos sebagai sub plot. yaitu : tanpa pemberian pupuk, pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing, dan pupuk kompos. Variable yang diamati adalah pada fase vegeratif, meliputi rasio tajuk-akar segar, rasio tajuk-akar kering, kapasitas tukar kation, kalium tersedia tanah, dan kandungan kalium jaringan kacang hijau. Analisis data menggunakan sidik ragam jenjang nyata 5%, perbedaan antar perlakuan diuji dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil: perlakuan pupuk kompos memberikan ketersediaan kalium tanah teringgi (53 ppm), diikuti pupuk kandang kambing (48,5 ppm), pupuk kandang sapi (26 ppm) dan tanpa pupuk (24 ppm). Perlakuan penyiraman sehari sekali memberikan ketersediaan kalium tanah 40 ppm lebih tinggi dibanding penyiraman tiga hari sekali (33,5 ppm). Perlakuan pupuk kompos, kandang sapi, dan kandang kambing memberikan kandungan kalium jaringan tanaman kacang sama dengan tanpa pupuk. Perlakuan frekuensi penyiraman tidak memengaruhi kandungan kalium jaringan tanaman kacang. Perlakuan pupuk kompos, kandang sapi dan kandang kambing memberikan Sum Growth Rate lebih tinggi dibanding tanpa pupuk. Penyiraman sehari sekali memberikan Sum Growth Rate lebih tinggi dibanding penyiraman 3 hari sekali.
KAJIAN PENGARUH MACAM PUPUK ORGANIK DAN FREKUENSI PENYIRAMAN TERHADAP SERAPAN NITROGEN TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L) Anggraini, Dinna Juwita; Inti, Muhammad; Nurhidaya, Efan; Hidayat, Nurul; Nurhuda, Muhammad; Rokim, Anjariana Makmum; Azharry Rohmadan, Ananda Rizqi; Nurmaliatik, Nurmaliatik; Nurwito, Nurwito; Setyaningsih, Indah Rohana; Setiawan, Nurdin Cahyo; Wicaksana, Yuda; Darnawi, Darnawi; Maryani, Yekti Maryani
Agros Journal of Agriculture Science Vol 23, No 1 (2021): Edsi Januari
Publisher : Faculty of Agriculture, Janabadra University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian untuk kajian macam pupuk organik dan penyiraman terhadap serapan nitrogen tanaman kacang hijau. Data diperoleh dari percobaan di Desa Parangtritis, Kretek, Bantul, dengan ketinggian ± 10 m dpl, pH tanah 5,6–6,0, kelembaban udara 65–85%. Jenis tanah adalah tanah berpasir. Percobaan menggunakan Split Plot dua faktor. Pertama, frekuensi penyiraman sebagai main plot, terdiri atas satu kali satu hari dan tiga hari satu kali. Kedua, pemberian pupuk organik sebagai sub plot: tanpa pemberian pupuk, pupuk kompos, pupuk kascing, dan pupuk guanofosfat. Variabel yang digunakan adalah fase vegeratif, meliputi rasio tajuk-akar segar, rasio tajuk-akar kering, kandungan nitrogen tersedia tanah, dan kandungan nitrogen jaringan tanaman. Analisis data pengamatan menggunakan sidik ragam jenjang nyata 5% dan uji jarak berganda DMRT jenjang 5%. Hasil: perlakuan pupuk guanofosfat penyiraman 3 hari sekali memberikan kandungan nitrogen jaringan tanaman kacang hijau tertinggi (2,597% per 100 g), perlakuan guanofosfat menghasilkan nitrogen tersedia tanah tertinggi, baik bentuk NO3 - (40,14 ppm) maupun NH4 + (51,10 ppm). perlakuan pupuk kompos dan guanofosfat memberikan SGR lebih tinggi daripada tanpa pupuk. Penyiraman sehari sekali memberikan SGR lebih tinggi daripada penyiraman 3 hari sekali.