Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Gambaran Beban Caregiver Penderita Skizofrenia di Poliklinik Rawat Jalan RSJ Amino Gondohutomo Semarang Alifiati Fitrikasari; Agung Kadarman; Widodo Sarjana
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 1 No. 2 (2012): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.226 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v1i2.56

Abstract

Latar belakang : Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang perjalanannya berlangsung kronis dan menimbulkan kemunduran. Penderita skizofrenia mempunyai hendaya yang nyata pada taraf kemampuan fungsional sehari-hari, sehingga memerlukan bantuan dan pertolongan dalam memenuhi kebutuhan kehidupannya pada pihak lain (caregiver/carer). Peningkatan peran ini akan menimbulkan konsekuensi, yang akhirnya akan menimbulkan beban perawatan bagi keluarga. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan beban perawatan pada caregiver yang merawat penderita skizofrenia dengan menggunakan instrumen Burden Assessment Schedule (BAS) versi Bahasa Indonesia dan komponen beban perawatan yang paling berpengaruh. Metode : Merupakan penelitian deskriptif dengan 100 orang caregiver yang merawat penderita lebih dari 2 tahun di Poliklinik Rawat Jalan kelas III dan pasien Jamkesmas Rumah Sakit Jiwa Daerah Amino Gondohutomo Semarang. Responden diwawancara dengan kuesioner terstruktur BAS versi Bahasa Indonesia. Hasil : Didapatkan nilai skor BAS antara 18 sampai 40, dengan rerata 26,41. Sebanyak 89 responden (89%) merasa terbeban dengan kondisi penderita. Urutan domain yang paling berperan terhadap beban caregiver adalah dampak terhadap perasaan nyaman, beratnya masalah gangguan yang dihadapi, dampak terhadap hubungan dengan orang lain, apresiasi terhadap peran perawatan dan dampak terhadap kualitas hubungan perkawinan. Simpulan : Sebagian besar caregiver menganggap perawatan terhadap anggota keluarga dengan gangguan skizofrenia sebagai beban dan komponen yang paling berperan adalah dampak terhadap perasaan nyaman. Kata kunci: Beban perawatan, caregiver skizofrenia, instrumen BAS versi Bahasa Indonesia.
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lemon terhadap Skor Kecemasan Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Alifiati Fitrikasari; Nur Isnaeni Fajriyanti; Natalia Dewi Wardani; Innawati Jusup
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 7 No. 2 (2020): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.522 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v7i2.408

Abstract

Background: Based by Riskesdas in 2013, 6% of Indonesia’s population the age of 15 years old and more had emotional disorders which shown by symptoms of anxiety and depression. In university students, the study found that 25% of them had light anxiety, 60% had moderate anxiety, and 15% had severe anxiety. The mean of medical student who had anxiety symptoms around the world are 12-69%. Relaxation therapy able to decrease anxiety level, which by giving aromatherapy, it able to stimulates the brain to relax. Lemon is one of the aromatherapies that found effectively able to decrease anxiety symptoms by its refreshingly sharp smell and lifting the mood, which strengthening its user’s psyche. To measure the anxiety score, the author used the Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS). The objective of this study aimed to investigate the effect of inhaling lemon aromatherapy on anxiety in female students of Medical Faculty of Diponegoro University Methods: This study used experimental pre and post-test without control design. Zung Self-rating Anxiety Scale was used to investigate the anxiety level of the samples. 32 persons volunteered as participants by 1 of them dropped out. The group inhaled lemon aromatherapy for 2 weeks. At the end of week 2, the participants’ anxiety was measured, and the results were statistically analysed. Saphiro-Wilk Test was used as the normality test while the results of the measured anxiety were tested by Wilcoxon Test. Results: There was a significant decreased anxiety score of the participants after inhaling lemon aromatherapy for two weeks. Based by pre and post-test result, the mean of anxiety score decreased from 37.32 to 31.84 (p=0.000). Conclusions: Lemon aromatherapy essential oil is able to significantly decrease the anxiety score of female students of Faculty of Medicine Diponegoro University. Keywords: Lemon aromatherapy, anxiety, medical student
HUBUNGAN ADIKSI INTERNET DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK Sitiayu Anisa Gultom; Natalia Dewi Wardani; Alifiati Fitrikasari
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.927 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i1.19392

Abstract

Latar Belakang: Prokrastinasi akademik adalah kecenderungan untuk menunda kegiatan dan perilaku yang berhubungan dengan akademik. Adiksi terhadap internet dapat diartikan sebagai ketidakmampuan individu untuk mengontrol penggunaan internet, yang menyebabkan gangguan pada psikologis, sosial, akademik, dan pekerjaan . Penelitian ini menganalisis hubungan adiksi internet dengan prokrastinasi akademik.Tujuan: Mengetahui hubungan adiksi internet dengan prokrastinasi akademik studi pada mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Metode: Penelitian observasional analitik menggunakan desain cross sectional dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Sampel penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (n=158) yang berusia 18-22 tahun, Responden diberi informed consent, mengisi kuisioner demografi, Procrastination Assessment Scale for Students (PASS), dan  Young’s Internet Addiction Test (YIAT). Analisis hubungan yang digunakan adalah uji Mann-Whitney dan Uji Spearman. Hasil: Sebanyak 77,2% responden memiliki tingkat adiksi internet rendah, 19,6% adiksi internet sedang, dan 3,2% adiksi internet tingkat tinggi. Sebanyak 34,1 % responden memiliki frekuensi prokrastinasi yang cukup tinggi, besar prokrastinasi menjadi masalah cukup tinggi sebanyak 49,5%, keinginan untuk mengurangi prokrastinasi cukup tinggi sebanyak 82,9%, dan prevalensi prokrastinasi cukup tinggi sebanyak 49,4%. Korelasi positif signifikan ditemukan antara jenis kelamin dan prevalensi prokrastinasi akademik (p<0,001). Korelasi positif signifikan antara adiksi internet dan prevalensi prokrastinasi akademik (p<0,05), frekuensi prokrastinasi (p<0,001), alasan ketidaktertarikan tugas (p<0,05), alasan takut gagal (p<0,05), dan alasan kesenangan menunda (p<0,001). Tidak ada hubungan  yang bermakna antara tempat tinggal dan indeks prestasi kumulatif dengan prevalensi prokrastinasi akademik. Tidak ada hubungan korelasi yang signifikan antara adiksi internet dengan besar prokrastinasi menjadi masalah dan keinginan mengurangi prokrastinasi akademik.Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara adiksi internet dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa angakatan 2016 program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
The Relationship of Urban Adolescent Stressors to The Online Addiction of Game on Junior High School Friendy Ahmidar; Alifiati Fitrikasari
The Avicenna Medical Journal Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Faculty of Medicine, UIN (State Islamic University) Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (11086.376 KB) | DOI: 10.15408/avicenna.v1i1.15646

Abstract

Background: The presence of online games has brought great impact on personal development and adolescent adaptation. Urban adolescents are more vulnerable to the complexity and stress. Chronic exposure to social and environmental stress must be related to psychological pressure which can lead adolescent becoming online game addicts. The aim of this study was to determine the correlation between urban adolescent stress and online games addiction.Methods: This is an observational study with a crosssectional study design. Urban adolescent stress was measured using Urban Hassles Index whereas online game addiction was measured using Indonesia Online Game Addiction Questionnaire. This study used chi square as the statistic test.Results: This study included 280 students as research subjects, 112 subjects (40.0%) were online game addicts. Urban adolescent stress has a significant correlation with online games addiction (p = 0.019).Conclusion: There is a correlation between urban adolescent stress and online game addictions.
GAMBARAN DAN HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PADA PASIEN RAWAT JALAN PUSKESMAS (STUDI DESKRIPTIF ANALITIK DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG) Arhatya Marsasina; Alifiati Fitrikasari
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.777 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14240

Abstract

Latar belakang : Berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, status tempat tinggal, tingkat pendidikan, stressor psikososial dan penyakit fisik dapat mempengaruhi depresi. Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan primer sudah seharusnya menjadi lini pertama bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara komprehensif. Dari segi kesehatan fisik maupun mental.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional, dengan 59 pasien rawat jalan Puskesmas sebagai subjek. Pengupulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner BDI-II, data demografi dan rekam medik. Data disajikan dalam bentuk table dan analisa menggunakan uji Chi-Square, Kolomogorov-smirnov dan Fisher’s Exact. Hasil analisis dinyatakan bermakna bila nilai p<0,05.Hasil : Dari 59 pasien rawat jalan Puskesmas Halmahera Semarang yang diwawancara dengan kuesioner BDI II, gambaran tingkat depresi yang didapat adalah 52,5% dalam batas normal, 22,0% depresi ringan, 18,6% depresi sedang, 6.8% depresi berat. Uji hubungan yang dilakukan antara depresi dengan factor demografi dan penyakit fisik tidak bermakna, karena p>0,05. Sedangkan, uji hubungan depresi dengan stressor psikososial adalah bermakna dengan p=0,007.Kesimpulan : Gambaran tingkat depresi : 52,5% normal, 22,0% ringan, 18,6% sedang, 6,8% berat. Terdapat hubungan antara depresi dan stressor psikososial. Tidak ada hubungan antara depresi dengan factor demografi dan penyakit fisik.
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN BERBAGAI FAKTOR PADA PASIEN RAWAT JALAN PUSKESMAS (STUDI DESKRIPTIF ANALITIK DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG) Pani Eirene Sitorus; Alifiati Fitrikasari
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.668 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15602

Abstract

Latar Belakang: Kecemasan merupakan suatu kondisi psikiatrik yang sering terjadi pada pasien dan sering tidak terdiagnosis dan tidak tertangani secara adekuat. Penyebab gangguan kecemasan sampai saat ini belum dapat dipastikan dan banyak faktor dikatakan mempengaruhi terjadinya gangguan kecemasan.Tujuan: Mengetahui gambaran tingkat kecemasan dan demografi pasien rawat jalan di Puskesmas Halmahera Semarang. Menguji hubungan penyakit medis, faktor demografi, dan stresor psikososial dengan tingkat kecemasan pasien rawat jalan di Puskesmas Halmahera Semarang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Sebanyak 52 pasien rawat jalan Puskesmas Halmahera Semarang mengisi kuesioner mengenai data demografi dan Beck Anxiety Inventory (BAI).Hasil: Sebanyak 80,8% responden mengalami kecemasan ringan dan 19,2% responden mengalami kecemasan sedang. Terdapat hubungan yang signifikan antara usia, stresor psikososial, dan penyakit medis dengan tingkat kecemasan (p<0,05). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan (p>0,05).Kesimpulan: Terdapat berbagai faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan seseorang dalam penelitian ini secara khusus pada pasien rawat jalan puskesmas. Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara usia, stresor psikososial, dan penyakit medis dengan kecemasan.