Natalia Dewi Wardani
Unknown Affiliation

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN MUSIK TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI SEBELUM DAN SESUDAH ODONTEKTOMI PADA PASIEN GIGI IMPAKSI Dewi Sartika; Gunawan Wibisono; Natalia Dewi Wardani
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.915 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18561

Abstract

Latar Belakang:Gigi impaksi merupakan gigi yang gagal erupsi secara utuh pada posisi yang seharusnya. Odontektomi merupakan tindakan pembedahan untuk mengangkat gigi impaksi. Tindakan pembedahan dapat menimbulkan kelainan psikologis pada pasien seperti timbul kecemasan yang dapat memicu perubahan emosional sehingga dapat meningkatkan tekanan darah dan denyut nadi. Musik merupakan salah satu metode non-farmakologis untuk memicu relaksasi yang aman dan murah. Mendengarkan musik dapat mengurangi kecemasan dan stres sehingga tubuh mengalami relaksasi yang mengakibatkan penurunan tekanan darah dan denyut nadi.Tujuan:Mengetahui pengaruh pemberian musik terhadap perubahan tekanan darah dan denyut nadi sebelum dan sesudah odontektomi.Metode:Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan time series design. Subjek berjumlah 26 orang merupakan pasien odontektomi berusia 18–50 tahun di Rumah Sakit Nasional Diponegoro dan klinik gigi jejaring lainnya. Subjek diberi informed consent, mengisi identitas dan diberi terapi musik selama tindakan odontektomi berlangsung. Pemeriksaan tekanan darah dan denyut nadi dilakukan sebelum dan sesudah tindakan odontektomi. Analisis statistik menggunakan uji Shapiro-Wilk.Hasil:Terdapat penurunan tekanan darah dan denyut nadi pada pasien odontektomi yang diberi terapi musik instrumental. Uji beda t tidak berpasangan dan uji Wilcoxon menunjukan adanya perbedaan bermakna ( p<0,01 ).Kesimpulan:Pemberian musik instrumental berpengaruh secara signifikan dalam menurunkan tekanan darah dan denyut nadi pada pasien odontektomi.
PENGARUH PEMBERIAN MUSIK KLASIK MOZART TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN ODONTEKTOMI Shahumi Anun Petronowati; Gunawan Wibisono; Natalia Dewi Wardani
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.343 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i1.16244

Abstract

Latar belakang: Gigi impaksi merupakan gigi yang gagal erupsi secara utuh pada posisi yang seharusnya. Odontektomi merupakan tindakan pengangkatan gigi impaksi. Kecemasan sangat umum dialami oleh pasien saat kunjungan pasien ke dokter gigi. Penatalaksanaan kecemasan sendiri dapat dengan cara farmakologis dan non farmakologis. Musik merupakan salah satu metode non-farmakologis untuk memicu relaksasi yang aman, murah, dan efektif. Dengan demikian dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian musik klasik Mozart terhadap tingkat kecemasan pasien odontekomi.Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian musik klasik Mozart terhadap tingkat kecemasan pasien odontektomi.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis dengan non-randomized post test only control group design. Subjek sebanyak 32 dan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kontrol dan perlakuan. Subjek diberi informed consent, mengisi data identitas subjek, pada kelompok perlakuan mengisi Zung Self-rating Anxiety Scale setelah mendengarkan musik klasik Mozart selama tindakan odontektomi berlangsung sedangkan pada kelompok kontrol tanpa mendengarkan musik. Analisis statistik menggunakan uji Saphiro Wilk.Hasil: Terdapat penurunan tingkat kecemasan pada kelompok perlakuan yang mendengarkan musik klasik Mozart, sedangkan kelompok kontrol tidak. Uji beda t tidak berpasangan antar kelompok menunjukan adanya perbedaan bermakna (p < 0,001).Simpulan: Terdapat pengaruh secara bermakna, tingkat kecemasan menurun pada kelompok perlakuan yang mendengarkan musik klasik Mozart.
HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN DEPRESI PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR Stefani Pramudita Jaya; Natalia Dewi Wardani; Innawati Jusup
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.463 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15963

Abstract

Latar belakang: Situs jejaring sosial telah menjadi bagian dari kehidupan mahasiswa sehari-hari termasuk mahasiswa tingkat akhir. Penggunaan situs jejaring sosial dapat memberikan dampak positif dan negatif. Beberapa studi terakhir menemukan bahwa penggunaan situs jejaring sosial yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Penelitian ini menganalisis hubungan intensitas penggunaan situs jejaring sosial dengan tingkat depresi.Tujuan: Mengetahui hubungan antara intensitas penggunaan situs jejaring sosial dengan tingkat depresi pada mahasiswa tingkat akhir.Metode: Penelitian observasional analitik menggunakan desain cross sectional dilakukan pada 211 mahasiswa/i tingkat akhir Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Responden diberi informed consent, mengisi kuesioner demografi, Social Networking Time Use Scale (SONTUS), dan Beck Depression Inventory-II (BDI-II). Analisis hubungan dilakukan dengan uji korelasi Cramer’s V dan Spearman.Hasil: Sebanyak 35,1% responden menggunakan situs jejaring sosial dengan intensitas rendah, 46,9% intensitas sedang, 17,1% intensitas tinggi, dan 0,9% intensitas sangat tinggi. Sebanyak 83,9% tidak mengalami depresi, 10,4% mengalami depresi ringan, 4,3% depresi sedang, 1,4% depresi berat. Korelasi positif signifikan ditemukan antara intensitas penggunaan situs jejaring sosial dengan tingkat depresi (p<0,001, rs=0,367), jenis kelamin (p<0,05, φc=0,242), dan jumlah uang saku per bulan (p<0,05, rs=0,118), serta antara jumlah uang saku per bulan dengan tingkat depresi (p<0,001, rs=0,227). Tidak ada hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dan prestasi akademik dengan intensitas penggunaan situs jejaring sosial serta antara jenis kelamin, indeks massa tubuh, dan prestasi akademik dengan tingkat depresi.Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan situs jejaring sosial dengan tingkat depresi pada mahasiswa tingkat akhir.
HUBUNGAN ADIKSI INTERNET DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK Sitiayu Anisa Gultom; Natalia Dewi Wardani; Alifiati Fitrikasari
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.927 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i1.19392

Abstract

Latar Belakang: Prokrastinasi akademik adalah kecenderungan untuk menunda kegiatan dan perilaku yang berhubungan dengan akademik. Adiksi terhadap internet dapat diartikan sebagai ketidakmampuan individu untuk mengontrol penggunaan internet, yang menyebabkan gangguan pada psikologis, sosial, akademik, dan pekerjaan . Penelitian ini menganalisis hubungan adiksi internet dengan prokrastinasi akademik.Tujuan: Mengetahui hubungan adiksi internet dengan prokrastinasi akademik studi pada mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Metode: Penelitian observasional analitik menggunakan desain cross sectional dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Sampel penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (n=158) yang berusia 18-22 tahun, Responden diberi informed consent, mengisi kuisioner demografi, Procrastination Assessment Scale for Students (PASS), dan  Young’s Internet Addiction Test (YIAT). Analisis hubungan yang digunakan adalah uji Mann-Whitney dan Uji Spearman. Hasil: Sebanyak 77,2% responden memiliki tingkat adiksi internet rendah, 19,6% adiksi internet sedang, dan 3,2% adiksi internet tingkat tinggi. Sebanyak 34,1 % responden memiliki frekuensi prokrastinasi yang cukup tinggi, besar prokrastinasi menjadi masalah cukup tinggi sebanyak 49,5%, keinginan untuk mengurangi prokrastinasi cukup tinggi sebanyak 82,9%, dan prevalensi prokrastinasi cukup tinggi sebanyak 49,4%. Korelasi positif signifikan ditemukan antara jenis kelamin dan prevalensi prokrastinasi akademik (p<0,001). Korelasi positif signifikan antara adiksi internet dan prevalensi prokrastinasi akademik (p<0,05), frekuensi prokrastinasi (p<0,001), alasan ketidaktertarikan tugas (p<0,05), alasan takut gagal (p<0,05), dan alasan kesenangan menunda (p<0,001). Tidak ada hubungan  yang bermakna antara tempat tinggal dan indeks prestasi kumulatif dengan prevalensi prokrastinasi akademik. Tidak ada hubungan korelasi yang signifikan antara adiksi internet dengan besar prokrastinasi menjadi masalah dan keinginan mengurangi prokrastinasi akademik.Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara adiksi internet dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa angakatan 2016 program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
KORELASI KUALITAS TIDUR DENGAN KAPASITAS MEMORI KERJA PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR Shania Puspasari; Maria Belladona; Natalia Dewi Wardani
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.339 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23392

Abstract

Latar Belakang: Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar yang wajib dipenuhi. Terkadang seseorang lupa akan pentingnya tidur, contohnya mahasiswa kedokteran yang cenderung memiliki kualitas tidur buruk. Salah satu dampak yang ditimbulkan akibat kualitas tidur buruk yang adalah memori kerja yang melambat. Memori kerja digambarkan sebagai sistem memori yang berperan penting dalam proses reasoning, pembelajaran, dan pemahaman yang dibutuhkan khususnya oleh mahasiswa kedokteran. Tujuan: Mengetahui korelasi kualitas tidur dengan kapasitas memori kerja. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang dilaksanakan di wilayah kampus Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Sample pada penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir (n = 70) yang telah mengisi lembar informed consent, lembar identias, kuesioner PSQI, serta telah mengerjakan operation span task dan rotation span task. Analisis yang digunakan adalah uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, uji korelasi Spearmann, uji t tidak berpasangan dan uji Mann-Whitney. Hasil: Terdapat korelasi bermakna antara kualitas tidur dengan kapasitas memori kerja verbal, dengan nilai p = 0,007 (p < 0,05). Terdapat korelasi tidak bermakna antara kualitas tidur dengan kapasitas memori kerja visuospasial. Terdapat perbedaan yang tidak bermakna pada analisis pengaruh factor perancu dengan kapasitas memori kerja. Kesimpulan: Terdapat korelasi bermakna antara kualitas tidur dengan kapasitas memori kerja pada mahasiswa tingkat akhir.Kata kunci: Kualitas tidur, Kapasitas Memori Kerja Verbal, Kapasitas Memori Kerja Visuospasial
HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KECEMASAN PADA REMAJA (STUDI KASUS SMA N 1 JEPARA DAN SMA N 1 DONOROJO) Aulia Rosma Pramudani; Ari Budi Himawan; Natalia Dewi Wardani; Yanuar Iman Santosa
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro )
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.273 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v9i4.27665

Abstract

Latar Belakang: Situs jejaring sosial mempunyai dampak yang negatif dalam kehidupan para remaja. Kecanduan jejaring sosial dapat mengakibatkan efek samping yang cukup besar terhadap hubungan interpersonal, penurunan kinerja, penurunan fisik, hingga kesehatan psikologis seperti kecemasan. Perasaan yang tidak menyenangkan ini umumnya menimbulkan gejala-gejala fisiologis dan gejala-gejala psikologis. Tujuan: Mengetahui adakah hubungan intensitas penggunaan situs jejaring sosial dengan kecemasan pada remaja.  Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik desain cross sectional. Sebanyak 360 orang siswa dari SMAN 1 Jepara dan SMAN 1 Donorojo. Calon subyek penelitian yang masuk kriteria inklusi dikumpulkan dan dimintai kesediaannya untuk menjadi subyek penelitian dengan mengisi informed consent dengan benar. Kemudian subyek penelitian diminta untuk mengisi kuesioner demografi, kuesioner Social Network Time Usage Scale (SONTUS) dan kuesioner Revised Children’s Manifest Anxiety Scale (RCMAS). Uji statistik yang digunakan adalah uji non parametrik yaitu uji Cramer’s V dan uji Spearman. Hasil: Responden memiliki faktor demografi yang bervariasi. Pada SMAN 1 Jepara, sebanyak 4 responden (2%) memiliki intensitas penggunaan situs jejaring sosial rendah, 106 responden (59%) memiliki intensitas sedang, 70 responden (39%) memiliki intensitas tinggi, sedangkan pada SMAN 1 Donorojo, sebanyak 4 responden (2%) memiliki intensitas penggunaan situs jejaring sosial rendah, 134 responden (74%) memiliki intensitas sedang, 41 responden (23%) memiliki intensitas tinggi dan 1 responden (1%) memiliki intensitas sangat tinggi. Pada SMAN 1 Jepara, terdapat 67 responden (37%) tidak mengalami gangguan cemas dan 113 responden (63%) mengalami kecemasan sedangkan pada SMAN 1 Donorojo, terdapat 79 responden (44%) tidak mengalami gangguan cemas dan 101 responden (58%) mengalami kecemasan. Terbukti adanya hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan situs jejaring sosial dan kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir dengan koefisien signifikansi sebesar 0,000 serta koefisien korelasi sebesar 0,254.  Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara intensitas penggunaan situs jejaring sosial dan kecemasan.
PENGARUH INTERVENSI MUSIK KLASIK MOZART DIBANDING MUSIK INSTRUMENTAL POP TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DENTAL PASIEN ODONTEKTOMI Ayu Welly Jovita; Oedijani Santoso; Natalia Dewi Wardani
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.833 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14252

Abstract

Latar Belakang : Kecemasan dental masih menjadi masalah yang perlu pengkajian lebih untuk mengurangi kecemasan tersebut. Banyak hal yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan dental baik secara visual, auditorik, dan suasana ruangan. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan dental, salah satunya distraksi dengan terapi musik.Tujuan : Mengetahui pengaruh terapi musik klasik Mozart dibanding terapi musik instrumental pop terhadap tingkat kecemasan dental pada pasien odontektomi.Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental klinis dengan non randomized post test only group design. Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dengan jumlah sampel 32 orang merupakan pasien odontektomi berusia 18-50 tahun di Rumah Sakit Nasional Diponegoro dan klinik gigi jejaring lainnya. Subjek dibagi menjadi dua kelompok perlakuan yaitu kelompok musik klasik Mozart dan kelompok musik instrumental pop. Tingkat kecemasan dental dinilai menggunakan skor Dental Anxiety Scale (DAS). Data hasil penelitian diuji menggunakan uji t tidak berpasangan.Hasil : Skor tingkat kecemasan dental (DAS) tidak berbeda bermakna antara kelompok perlakuan musik Mozart dibanding kelompok perlakuan musik instrumental pop dengan nilai p > 0,05 ( p = 0,640 ).Kesimpulan : Tidak ada perbedaan yang bermakna antara pemberian musik klasik Mozart dibanding pemberian musik instrumental pop terhadap tingkat kecemasan dental pasien odontektomi.
HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL DENGAN KECEMASAN PADA MAHASISWA AKHIR Yethie Hillda Pranata; Natalia Dewi Wardani; Innawati Jusup
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.474 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15988

Abstract

Latar Belakang Mahasiswa menggunakan situs jejaring sosial sebagai alat komunikasi dan juga sebagai fungsi hiburan untuk menghindari stres. Kegagalan mekanisme koping dan adaptasi dapat menyebabkan gangguan kecemasan pada mahasiwa. Namun, penggunaan situs jejaring sosial yang berlebihan atau dengan intensitas yang tinggi dapat menyebabkan dampak negatif seperti kecemasan. Gejala adanya gangguan kecemasan tersebut dapat berupa gejala fisik, psikologis, dan perilaku.Tujuan Mengertahui adakah hubungan intensitas penggunaan situs jejaring sosial dengan tingkat kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir.Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik desain cross sectional. Sebanyak 215 mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro angkatan 2012 Calon subyek penelitian yang masuk kriteria inklusi dikumpulkan dan dimintai kesediaannya untuk menjadi subyek penelitian dengan mengisi informed consent dengan benar. Kemudian subyek penelitian diminta untuk mengisi kuesioner demografi, kuesioner Social Network Time Usage Scale (SONTUS) dan kuesioner Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS). Analisis hubungan menggunakan uji korelasi Spearman.Hasil Responden memiliki faktor demografi yang bervariasi. Sebanyak 74 responden (35,1%) memiliki intensitas penggunaan situs jejaring sosial rendah, 99 responden (46,9%) memiliki intensitas sedang, 36 responden (17,1%) memiliki intensitas tinggi, dan sisanya sejumlah 2 responden (0,9%) memiliki intensitas sangat tinggi. Terdapat 96 responden (45,5%) tidak mengalami gangguan cemas, 114 responden (54%) mengalami kecemasan ringan, satu responden (0,5%) mengalami kecemasan sedang, dan tidak terdapat responden yang mengalami kecemasan berat. Terbukti adanya hubungan yang signifikan antara intensitas penggunaan situs jejaring sosial dan kecemasan pada mahasiswa tingkat akhir dengan koefisien signifikansi sebesar 0,000 serta koefisien korelasi sebesar 0,537.Kesimpulan Terdapat hubungan yang bermakna antara intensitas penggunaan situs jejaring sosial dan kecemasan.
TINGKAT KECEMASAN PASIEN ODONTEKTOMI Rohedy Adlina Mizani Jodisaputra; Gunawan Wibisono; Natalia Dewi Wardani
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.613 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15918

Abstract

Latar belakang: Banyak orang merasa cemas terhadap prosedur perawatan gigi. Rasa cemas saat perawatan gigi menempati urutan ke-5 dalam situasi yang dianggap menakutkan. Tingginya angka kejadian kecemasan dental di masyarakat mengakibatkan pasien mengalami kesehatan gigi dan mulut yang lebih buruk. Terapi musik merupakan salah satu metode non-farmakologis untuk menurunkan kecemasan pasien saat perawatan.Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian musik instrumental pop terhadap tingkat kecemasan pasien odontektomi.Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental klinis dengan non-randomized post test only control group design. Subjek penelitian berjumlah 32 orang merupakan pasien odontektomi berusia 18-50 tahun di Rumah Sakit Nasional Diponegoro dan klinik gigi jejaring lainnya. Subjek dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan. Penilaian tingkat kecemasan pasien menggunakan kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale. Data hasil penelitian diuji menggunakan uji t tidak berpasangan untuk mengetahui perbedaan rerata skor kecemasan pada kelompok kontrol dan perlakuan.Hasil: Data hasil uji t tidak berpasangan menunjukkan adanya perbedaan bermakna skor kecemasan antara kelompok kontrol dan perlakuan dengan nilai p<0,001 (p<0,05).Kesimpulan: Pemberian musik instrumental pop berpengaruh secara signifikan dalam menurunkan tingkat kecemasan pada pasien odontektomi.
FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN DEPRESI PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG Nisrina Darin Nahda; Fathur Nur Kholis; Natalia Dewi Wardani; Hardian Hardian
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.947 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i4.18383

Abstract

Latar Belakang : Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular penyebab kematian. Pada pasien tuberkulosis dapat terjadi depresi. Ada beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin, ada komplikasi dan penyakit komorbid serta efek samping obat diduga berhubungan dengan kejadian depresi.Tujuan:  Untuk membuktikan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kejadian depresi pada pasien Tuberkulosis di RSUP Dr. Kariadi Semarang.Metode : Penelitian belah lintang dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Maret s/d Juni 2016. Subyek penelitian adalah 52 orang pasien tuberkulosis yang menerima terapi rawat jalan dan rawat inap. Variabel bebas adalah umur, jenis kelamin, komplikasi tuberkulosis dan penyakit komorbid, serta efek samping obat. Variabel terikat adalah  kejadian depresi yang diukur dengan skor DASS. Skor DASS ³14 dikategorikan sebagai depresi, < 14 sebagai tidak depresi. Uji t-tidak berpasangan, c2,  korelasi Rank-Spearman dan uji rgreswi logistik multivariat digunakan untuk analisis data.Hasil : Rerata±SB skor DASS subyek penelitian adalah 16,1±10,92. Berdasarkan kategori skor DASS dijumpai subyek dengan depresi  adalah 27 orang (51,9%). Rerata umur subyek depresi adalah 49,3±18,15 dan tidak depresi adalah 36,2±11,88 tahun (p=0,04). Ada korelasi positif derajat sedang antara umur dengan skor DASS (koefisien korelasi=0,47; p<0,001).  Adanya  komplikasi tuberkulosis dan penyakit komorbid berhubungan secara bermakna dengan kejadian depresi pada pasien Tuberkulosis (p<0,001). Hasil analisis uji regresi logistik multivariat hanya komplikasi tuberkulosis dan penyakit komorbid yang berpengaruh terhadap kejadian depres i(OR= 20,1; 95% IK= 3,4 s/d117,6; p=0,001).Kesimpulan : Adanya komplikasi dan penyakit komorbid berpengaruh terhadap kejadian depresi pada penderita Tuberkulosis.