Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Journal of Metallurgical Engineering and Processing Technology

PENGARUH KADAR IMPURITIS PADA MOLTEN ALUMINIUM TERHADAP STANDAR GRADE ALUMINIUM (SGA) DI STASIUN HPM CENTRE PT INALUM (PERSERO) – KUALA TANJUNG Anton Sudiyanto; Intan Maharani; Muhamad Alfa Rizky
Journal of Metallurgical Engineering and Processing Technology Vol 2, No 2 (February 2022)
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmept.v2i2.5596

Abstract

Salah satu pemasok kebutuhan aluminium dunia dan Indonesia adalah PT INALUM (Persero) dengan kapasitas produksi masih sebesar 260.000 ton per tahun. Produk aluminium yang dihasilkan pada PT INALUM (Persero) terdiri dari ingot, alloy dan billet dengan tingkat kemurnian yang berbeda. Namun selain 3 produk tersebut ada produk lain yang juga memiliki nilai jual lebih tinggi, yaitu produk S1-B. Dalam proses peleburan aluminium pastilah tidak dapat dihasilkan aluminium yang 100% murni, terdapat zat pengotor didalam hasilnya. Dalam hal ini, zat pengotor yang lebih dicermati adalah silikon (Si) dan besi (Fe). PT INALUM memberikan beberapa standar terhadap kemurnian dari aluminium. Pengujian komposisi bertujuan untuk mengetahui kadar pengotor yang terkandung pada sample aluminium. Pengujian ini dilakukan menggunakan OES (Optical Emission Spectrofotometer). Pengujian ini dimulai dari pengambilan sample Test Product Metal (TPM) aluminium cair, kemudian sample tersebut didinginkan dan setelah itu sample dikirim ke bagian Smelter Quality Assurance (SQA) untuk mengetahui kemurnian dan kandungan zat pengotornya. Berdasarkan hasil analisis, aluminium yang memungkinkan dicetak adalah grade S1-A dengan kadar aluminium 99,92% dan S1-B dengan kadar aluminium 99,90%. Sebagai contoh untuk nomor lot 210520 dengan kemurnian 99,92% harus dicetak untuk grade S1-A. Sementara lot nomor 210536 dengan kemurnian aluminium 99,91% tidaklah memungkinkan dicetak untuk grade S1-A. Karena apabila dicetak untuk grade S1-A, masih terdapat zat pengotor didalamnya dan untuk grade G1 pun masih terlalu tinggi kemurniannya. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penyesuaian terhadap grade yang ditentukan.
PENGARUH DRYING ELEKTRODA LOW HYDROGEN PADA LONGITUDINAL WELD PENSTOCK MATERIAL BAJA SM 400 B TERHADAP CACAT LAS DENGAN INSPEKSI NON DESTRUCTIVE TEST METODE RADIOGRAFI Anton Sudiyanto; Riria Zendy Mirahati; Natasya Aulia Rahma
Journal of Metallurgical Engineering and Processing Technology Vol 2, No 2 (February 2022)
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmept.v2i2.6510

Abstract

PT. Barata Indonesia (Persero) Divisi Sumber Daya Air Tegal merupakan salah satu bengkel hidromekanikal yang memiliki spesialisasi dibidang hidromekanikal dan menjadi pendukung fabrikasi dan instalasi Divisi Sumber Daya Air. Workshop ini berfokus pada pekerjaan mekanik untuk bangunan air seperti pipa penstock, katup dan trashrack pada bendungan-bendungan, pintu air pada bendungan serta pompa pengendali banjir. Penstock merupakan saluran atau layanan yang menghubungkan bak penampung air bendungan ke turbin di gedung pembangkit listrik.Pada penelitian berjudul “Pengaruh Drying Elektroda Low Hydrogen pada Longitudinal Weld Penstock Material Baja SM 400 B Terhadap Cacat Las Dengan Inspeksi Non Destructive Test Metode Uji Radiografi” ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan hasil pengelasan komponen pipa penstock menggunakan kondisi elektroda yang dikeringkan dan tanpa di pengeringan serta pengaruhnya terhadap cacat pengelasan (defect) yang dihasilkan melalui inspeksi non-destruktif pengujian metode radiografi. Metode pengujian yang pertama dilakukan adalah mencari literatur tambahan, pengumpulan data lapangan, selanjutnya melakukan pengujian radiografi, serta yang terakhir membaca film dan interpretasi cacat. Parent metal yang digunakan adalah baja SM 400 B yang telah tersertifikasi Mill Test dan memiliki sifat mampu las yang sempurna.Proses pengelasan dilakukan dengan metode SMAW dengan menggunakan elektroda E7016. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, cacat pengelasan yang adalah cluster wormhole porosity. Adapun kemungkinan cacat terjadi karena penyimpanan elektroda yang kurang tepat, perlakuan pemanasan elektroda yang kurang tepat, serta intervensi pada cuaca akibat pengelasan dilakukan di tempat terbuka.
ANALISIS PENYEBAB DAN PENCEGAHAN KEAUSAN PADA PICK BREAKER PT. GANDA ALAM MAKMUR- SANGKULIRANG, KALIMANTAN TIMUR indri Ariyanthy Melindah; Riria Zendy Mirahati; Anton Sudiyanto
Journal of Metallurgical Engineering and Processing Technology Vol 3, No 1 (August 2022)
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmept.v3i1.6714

Abstract

Dalam proses produksi batubara pada PT. Ganda Alam Makmur, alat yang digunakan dalam proses crushing batubara yaitu feeder breaker sering mengalami berbagai masalah salah satunya adalah terjadi keausan pada pick breaker. Oleh karena itu, pemeliharaan atau pemeliharaan yang diperlukan sesuai jadwal dan tidak terjadwal untuk memaksimalkan kinerja seluruh mesin agar dapat beroperasi secara maksimal. Pada dasarnya pemeliharaan sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah yang terjadi di pabrik dan kerap kali ditemui dengan waktu yang tidak menentu, sehingga dengan adanya masalah yang terjadi pada alat peng tersebut maka diperlukan analisis tentang keausan. Keausan adalah bahan dari suatu permukaan atau perpindahan dari permukaannya ke bagian yang lain.Keausan yang terjadi pada suatu materi disebabkan oleh adanya beberapa mekanisme yang berbeda dan terbentuk oleh beberapa parameter yang bervariasi meliputi bahan, lingkungan, kondisi operasi, dan geometri permukaan benda yang terjadi keausan. Keausan yang terjadi pada pick breaker di PT. Ganda Alam Makmur disebabkan oleh adanya gangguan antara batubara dan pemutus arus, pembebanan secara berulang-ulang, dan reaksi kimia pada pemutus arus karena adanya kandungan sulfur yang tinggi pada batubara. Hal tersebut dapat dilakukan dengan salah satu cara yaitu hardfacing dengan kawat cobalarc AUSTEX dan Cobalarc 9e. Hardfacing yaitu teknik las menambah material pada permukaan material atau benda kerja yang lain, dan biasanya digunakan untuk komponen-komponen yang aus atau keropos. Kata Kunci : Feeder Breaker, Pick Breaker, Keausan, Hardfacing, Batubara