Wayan Sudirtayasa, Wayan
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

OBESITAS DALAM KEHAMILAN Sudirtayasa, Wayan
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wanita hamil dengan obesitas sangat berisiko untuk mengalami penyakit-penyakit seperti hipertensi dalam kehamilan, gestasional diabetes, gangguan pernafasan dan tromboemboli, berkaitan dengan proses persalinannya sendiri wanita tersebut akan membutuhkan waktu persalinan yang lebih lama dengan risiko tindakan seksio sesaria lebih tinggi, selain itu juga sehubungan dengan operasi akan mengalami kesulitan dalam tindakan pembiusan dan penyembuhan luka (Yao dkk., 2014). Dan terhadap bayinya risiko untuk terjadi komplikasi seperti kelainan kongenital, makrosomia, stillbirth, distosia bahu dan kemungkinan menderita obesitas dan diabetes pada saat dewasa menjadi lebih besar (Rowlands dkk., 2010). Banyak faktor yang berperan terhadap terjadinya obesitas, diantaranya faktor lingkungan, gaya hidup, genetik dan sosioekonomi. Obesitas merupakan suatu keadaan gangguan keseimbangan antara asupan kalori dan penggunaannya (Gunatilake, 2011). Oleh karena itu banyak komplikasi yang ditimbulkan oleh keadaan obesitas baik itu bagi ibu maupun terhadap janin atau bayi yang dikandungnya entah itu pada trimester awal maupun usia kehamilan selanjutnya, pada saat antepartum, intrapartum atau postpartum, bahkan juga berpengaruh terhadap kehidupan bayi tersebut pada usia dewasa nantinya dengan segala konsekuensi penyakit metabolik yang akan dideritanya berdasarkan pada beberapa hipotesis yang menyatakan bahwa keadaan tersebut sudah terprogram sejak proses konsepsi. Atas dasar hal-hal tersebut maka pengelolaan obesitas sehubungan dengan kehamilan sangat penting dilakukan baik itu prakonsepsi maupun saat hamil (Wuntakal, 2009).
HUBUNGAN INFEKSI HIV DENGAN LESI PRAKANKER SERVIKS Sudirtayasa, Wayan
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 3, No 5 (2015)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

merupakan suatu sindroma yang disebabkan oleh infeksi HIV, ditandai dengan terjadinya suatu immunosupresi yang pada akhirnya menyebabkan renatannya tubuh terhadap infeksi opurtunistik, keganasan, wasting syndrome, dan degenerasi sistem saraf pusat. Berbagai sel dapat menjadi sel target dari HIV yaitu CD4, makrofag, dan sel dendritik, akan tetapi HIV virion cenderung menyerang limfosit T. Hal ini dikarenakan pada permukaan limfosit T terdapat reseptor CD4 yang merupakan pasangan  ideal bagi gp 120 pada permukaan envelope dari HIV. Dengan berbagai proses kematian limfosit T tersebut terjadi penurunan jumlah CD4 secara dramatis dari normal yang berkisar 600-1200/mm³ menjadi 200/mm³ atau lebih rendah lagi. Semua mekanisme tersebut menyebabkan penurunan sistem imun sehingga pertahanan individu terhadap mikroorganisme patogen menjadi lemah dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi sekunder sehingga masuk ke stadium AIDS. Pada keadaan dimana sistem immunitas tertekan pada penderita HIV, infeksi virus-virus onkogenik seperti Epstein-Barr virus (EBV), Human Papilloma Virus (HPV), Hepatitis B Virus (HBV), dan Herpes Simplex Virus (HSV) seringkali ditemukan dan virus-virus ini dapat menginfeksi sel-sel target yang spesifik dan menyebabkan proliferasi polyclonal. Pada penderita HIV, insidens ditemukannya abnormalitas hasil pemeriksaan sitologi dan histologi yang disebabkan HPV pada traktus urogenitalis bawah lebih tinggi dibandingkan pada yang tidak terinfeksi HIV. Jenis HPV yang banyak menginfeksi pada penderita HIV merupakan HPV tipe risiko tinggi yang menyebabkan lesi prakanker serviks yaitu tipe 16. Risiko berkembangnya lesi prakanker serviks pada penderita HIV meningkat lima kali lebih banyak, dan immunosupresi yang disebabkan oleh infeksi HIV merupakan peran utama dari patogensis penyakit ini. Selain menyerang sel CD4, virus HIV juga menyerang komponen sistem imun selular lainnya yaitu sel langerhans yang terletak pada epidermis dan mukosa saluran gastrointestinal dan genitalia. Sel langerhans merupakan antigen presenting cell yang spesifik untuk sel CD4. Sel langerhans ini berperan pada saat masuknya virus HIV melalui mukosa, yakni pada saat penularan melalui hubungan seksual. Virus HIV yang masuk melewati mukosa akan ditangkap oleh sel langerhans yang selanjutnya akan dibawa ke kelenjar getah bening lokal yang akhirnya akan direspon oleh sel CD4. Ketika sel langerhans dan sel CD4 yang terinfeksi oleh virus HIV, fungsi dari sel-sel tersebut akan hilang. Sel Langerhans pada epitel mulut rahim ini juga berperan untuk mengambil memproses, dan mentransportasi HPV ke kelenjar getah bening pelvis kemudian menuju ke mulut rahim. Di sini terjadi induksi sel T dan respons CTL melawan HPV secara umum. Sel Th-1 yang mensekresi IFN-? bersama dengan dengan antibodi penetral akan mengontrol infeksi virus yang menyebabkan pecahnya sel dengan menghambat pembentukan virus yang menginfeksi sel sekitar. Interaksi antara infeksi virus HPV dan HIV merupakan interaksi yang kompleks karena sistem imun yang berperan pada kedua virus ini saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Pada saat virus HIV telah menginfeksi seseorang dan menyebabkan kegagalan dari fungsi sistem imun spesifik, tubuh tidak dapat melawan adanya suatu infeksi peristen dari HPV dan HIV gene (tat protein) dapat menimbulkan ekspresi onko protein E6 dan E7 dari HPV yang akhirnya meningkatkan perkembangan sifat onkogenik dari HPV. Sampai pada saat ini masih belum didapatkan konsensus mengenai penanganan lesi prakanker serviks pada penderita HIV. Masih banyak penelitian-penelitian yang dilakukan untuk penanganan lesi prakanker serviks. Terapi surgikal lebih dianjurkan dibandingkan dengan terapi ablatif pada penanganan lesi prakanker serviks dengan infeksi HIV.
OBESITAS DALAM KEHAMILAN Sudirtayasa, Wayan
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Obesitas merupakan masalah kesehatan yang saat ini mendapatkan perhatian diseluruh dunia karena jumlah penderitanya meningkat setiap tahun baik itu anak-anak, remaja maupun orang dewasa. Penderita obesitas lebih banyak diderita oleh perempuan dibandingkan laki-laki dan sebagian besar pada usia reproduktif sehingga secara tidak langsung meningkatkan prevalensi kehamilan dengan obesitas. Obesitas sangat berkaitan erat dengan berbagai macam komplikasi penyakit terlebih jika dialami oleh wanita hamil yang mana akan berdampak buruk baik terhadap ibu maupun janin yang dikandung. Penyakit seperti hipertensi dalam kehamilan, diabetes mellitus gestasional, tromboemboli risikonya akan meningkat pada wanita hamil dengan obesitas termasuk abortus dan kelainan kongenital. Komplikasi yang terjadi pada kehamilan dengan obesitas dapat terjadi saat antepartum, intrapartum maupun post partum bahkan pada beberapa tahun selanjutnya baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat direkomendasikan pada kehamilan dengan obesitas : Pemeriksaan kesehatan secara periodik di dokter spesialis obstetrik dan ginekologi untuk merencanakan kehamilan yaitu dengan mencapai berat badan dengan BMI < 30 kg/m2 atau yang idealnya adalah < 25 kg/m2. .BMI harus diukur sejak sebelum hamil sehingga modal ini dapat digunakan untuk menjelaskan risiko yang mungkin terjadi terkait dengan obesitas pada kehamilan.Wanita hamil dengan obesitas harus mendapat konseling tentang penambahan berat badan, nutrisi dan pilihan makanan yang tepat.Wanita yang mengalami obesitas harus dijelaskan tentang risikonya untuk mengalami komplikasi medis seperti penyakit jantung, penyakit paru, gestasional hipertensi, dan obstructivesleep apnoe. Olah raga yang tepat secara regular selama kehamilan mungkin akan mengurangi risiko tersebut.Wanita hamil dengan obesitas harus memperoleh penjelasan tentang risiko terjadinya kelainan kongenital sehingga skrining yang tepat harus dilakukan.Waktu yang tepat untuk dilakukan skrining oleh seorang obstetris harus dipikirkan sehubungan dengan BMI yaitu pada usia 20-22 minggu.Wanita hamil dengan obesitas harus dijelaskan tentang jenis persalinannya yang cenderung pilihannya adalah seksio sesaria mengingat keberhasilan persalinan pervaginam sangat rendah.Konsultasi dengan spesialis anestesi juga harus dijelaskan sehubungan dengan pilihan obat analgesik dan jenis anestesinya.Risiko terjadinya tromboembolisme juga harus dijelaskan sehingga terkadang dipertimbangkan untuk pemberian trombofilaksis.   Wanita hamil dengan obesitas dan janin yang dikandung sangat berisiko untuk memperoleh luaran kehamilan yang buruk pada setiap usia kehamilan. Walaupun perawatan pada pasien hamil dengan obesitas menujukan suatu tantangan dan membutuhkan keterlibatan berbagai disiplin ilmu, dengan menemukan suatu risiko penyakit yang mungkin terjadi pada kehamilan tersebut serta melalui penanganan yang tepat akan memberikan hasil luaran kehamilan yang lebih baik. Dengan perawatan prakonsepsi untuk mencapai berat badan yang ideal akan memberikan hasil luaran kehamilan yang lebih baik.