Gede Parwata Yasa, Gede
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

REMODELING CERVIKS PADA PERSALINAN Parwata Yasa, Gede
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persalinan adalah suatu proses dimana janin berpindah dari intrauterin ke lingkungan ekstra uterin. Ini merupakan diagnosis klinik yang didefinisikan sebagai permulaan dan menetapnya kontraksi yang bertujuan untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang berkesinambungan. Mekanisme pasti yang bertanggung jawab atas proses ini saat ini belum sepenuhnya dipahami. Ini adalah diagnosis klinik yang didefinisikan sebagai permulaan dan menetapnya kontraksi yang bertujuan untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks yang berkesinambungan. Mekanisme pasti yang bertanggung jawab atas proses ini saat ini belum sepenuhnya dipahami. dimana kontraksi uterus diawali secara medis maupun bedah sebelum terjadinya partus spontan. Selama beberapa tahun yang lalu, ada peningkatan kekhawatiran bahwa jika serviks belum siap, tidak akan terjadi persalinan yang sukses. Remodeling dari matriks ekstraselular adalah proses utama saat pembentukan proses fisiologi normal selama penyembuhan, kehamilan dan pertumbuhan. Proses remodeling intensif juga terjadi pada astma, penyakit reumatik, dan metase tumor. Proses ini terjadi dengan pengaktifan komponen matriks ekstraselular, sitokin dan enzim degradasi. Dalam beberapa proses remodeling terkumpulnya fibroblas yang dibawa oleh darah. Fibroblas dalam proses remodeling diatur oleh sitokin (autokrin dan parakrin), sitokin diproduksi oleh fibroblast yang diaktivasi, makrofage, neutrofil dan limfosit. Contoh sitokin yang terlihat adalah transforming growth factor (TGF-?), epidermal growth factor, variasi interleukin, dimana TGF-? adalah pemacu antara produksi ECM. Efek sitokin pada fibroblast berbeda tergantung pada lokasi jaringan dan jenis  jaringan. Proses remodeling ekstensif  berlaku saat hamil. Uterus menjalani proses anabolik dimana otot polos dan jaringan konektif meningkat. Serviks yang memiliki lebih banyak jaringan fibrous remodeling dengan 2 step proses. Saat 36 minggu kehamilan hormon menurun, kolagen dan protoglikan mendominasi,saat partus serviks menjadi organ yang lembut dan elastis maka terjadilah penguraian dan pembentukan matriks ekstraselular, melalui pembentukan pada neuprolis, meningkat MMPs dan prubahan produksi matriks ektraselular. Perbaikan serviks yang benar dan tepat waktu merupakan kunci untuk suksesnya  kelahiran. pembukaan dini leher rahim dapat mengakibatkan lahir prematur yang terjadi pada 12,5% dari kehamilan. Transformasi serviks dari sebuah struktur yang kaku tertutup untuk satu yang terbuka cukup untuk kelahiran adalah proses dinamis aktif yang dimulai jauh sebelum awal persalinan. pemahaman yang lebih baik dari proses renovasi molekul serviks sangat penting bagi pengembangan terapi untuk mengobati lahir prematur dan pasca kehamilan oleh akibat malfungsi serviks.
PERANAN PEROKSIDASI LIPID PADA PATOGENESIS PREEKLAMSIA Parwata Yasa, Gede
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 1, No 3 (2013)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Preeklamsia merupakan suatu kelainan multisistem spesifik pada kehamilan yang  mempengaruhi baik ibu maupun  janin. Angka kejadian preeklamsia sangat tinggi, di Indonesia sendiri kelainan ini masih merupakan tiga besar penyumbang tertinggi angka kematian ibu bersalin setelah pendarahan dan infeksi1. Hingga saat ini preeklamsia masih dinyatakan sebagai kelainan dengan beragam teori (disease of theory) yang merefleksikan ketidakpastian sebab dan patofisiologi preeklamsia. Berbagai penelitian terhadap preeklampsia telah dilakukan untuk mencari faktor risiko, etiologi, maupun intervensi yang terbaik untuk preeklampsia4. Berdasarkan fakta bahwa preeklamsia membaik setelah dilahirkannya plasenta serta melihat klinis penyakit yang ditimbulkan yang menunjukkan adanya kerusakan endotel, maka satu teori yang dianggap dapat menerangkan patofisiologis preeklamsia secara lebih baik adalah teori kegagalan implantasi trofoblas, iskemia plasenta dan kerusakan endotel1. Kegagalan infasi trofoblas menyebabkan terjadinya  iskemia plasenta, yang selanjutnya menyebabkan keluarnya produk uteroplasenta dan akhirnya terjadi kerusakan endotel.  Diantara bahan yang dihasilkan akibat hipoperfusi uteroplasenta yang dapat menimbulkan kerusakan pada endotel maternal adalah produk  oksidasi lipid atau selanjutnya lebih dikenal sebagai produk peroksidasi lipid1,3. Peroksidasi lipid dapat diartikan sebagai degradasi oksidatif lemak. Merupakan suatu proses  dimana radikal bebas “mencuri” elektron-elektron lemak pada membran sel dan menyebabkan kerusakan sel16 Mekanisme pasti bagaimana peroksidasi lipid menyebabkan terjadinya kerusakan endotel belum dapat dijelaskan dengan baik. Peroksidasi lipid yang bersifat sangat reaktif menyebabkan kerusakan sel endotel melalui berbagai mekanisme baik melalui  interaksi langsung dengan membran sel endotel maupun secara tidak langsung melalui aktifasi mediator lain oleh produk peroksidasi lipid16. Peroksidasi lipid berperan menimbulkan preeklamsia dengan berbagai manifestasi klinisnya melalui aktivasi atau kerusakan sel endotel, sehingga terganggunya pengeluaran endothelial derived factors, yang mengganggu fungsi utama dari sel endotel25. Secara ringkas peranan peroksidasi lipid pada patogenesis preeklamsia dapat dilihat pada gambar 11. Terdapat beberapa cara untuk menilai kadar peroksidasi lipid dalam tubuh. Hingga saat ini pengukuran yang digunakan dan dianggap sebagai baku emas kadar peroksidasi lipid adalah pengukuran malondialdehid (MDA) dan isoprostan (IsoP). MDA maupun IsoP telah ditemukan hampir di seluruh cairan biologis tubuh, namun plasma dan urin merupakan sampel yang paling umum digunakan karena paling mudah didapatkan dan paling tidak invasif.