Pande Made Ngurah Geriawan, Pande Made Ngurah
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KEHAMILAN DENGAN MASSA EPIDURAL Geriawan, Pande Made Ngurah
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seorang wanita usia 29 tahun dikonsulkan oleh Bagian Neurologi ke IGD Kebidanan dengan keluhan lemas pada kedua tungkai bawah. Selain itu juga mengeluh susah BAB dan BAK. Sakit perut hilang timbul (-), keluar air (-), perdarahan pervaginam (-), gerak anak (+). Pasien dengan riwayat seksio sesarea 7 tahun yang lalu oleh karena oligohidramnion. Pemeriksaan fisik abdomen didapatkan tinggi fundus uteri setinggi pusat, tidak terdapat his, dan denyut jantung janin 156 kali per menit. Pemeriksaan fisik neurologi didapatkan paraparesis spastik grade 1 pada kedua ekstremitas bawah, penurunan tonus pada kedua ekstremitas bawah yang disertai munculnya refleks patologis (Babinski varians). Juga didapatkan adanya gangguan sensibilitas semua kualitas setinggi dermatome T4 ke bawah, serta retensio urin dan retensio alvi. Penanganan kasus kehamilan dengan massa epidural meliputi pemeriksaan laboratorium lengkap serta dilakukan lumbal punksi, pemantauan kesejahteraan janin dengan NST dan USG, terminasi kehamilan dilakukan dengan seksio sesarea elektif dengan pertimbangan belum pulihnya tenaga motorik ekstremitas bawah untuk menunjang persalinan pervaginam (Trial of Labor After Cesarean/TOLAC). Hasil luaran bayi secara klinis baik. Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) memberikan kesan suspek massa di daerah epidural setinggi C7-Th1 sisi kanan yang sebagian tampak menginfiltrasi canalis centralis dan menyebabkan kompresi spinal cord setinggi level tersebut,            dengan diagnosis banding Epidural abscess dan Epidural lymphoma; serta hambatan aliran liquor cerebrospinalis setinggi level C7-Th1. Sebelum seksio sesarea telah dilakukan Total laminektomi C7-Th2+Pedicle Screw C7-Th1-Th2 Sinistra + C7-Th1-Th2 Dextra. Kemudian dilakukan pemeriksaan Patologi Anatomi dengan memberikan kesimpulan discus degenerated dan mengalami kalsifikasi, dan tidak tampak infiltrasi sel-sel ganas. Proses kalsifikasi dan degenerasi ini merupakan suatu osifikasi ligamentum flavum atau lebih dikenal sebagai Ossification of Yellow Ligament (OYL). Penanganan spesifik dari Bagian Neurologi dan Bagian Bedah Saraf pasca operasi Total Laminektomi adalah penanganan konservatif berupa pemberian medikamentosa untuk mengatasi nyeri dan perawatan rehabilitasi medik. Dalam perkembangannya kekuatan motorik ekstremitas bawah membaik dan retensio urine serta retensio alvi juga membaik. Diharapkan setelah waktu 6 bulan pasca operasi Total Laminektomi akan terjadi perubahan defisit neurologi ke arah normal. Pasca seksio sesarea hari ke empat, dilakukan perawatan poliklinis, dengan monitoring berupa perawatan rutin ke fisioterapi setiap minggu, sekaligus menilai perbaikan defisit neurologi.   Kata kunci: kehamilan, massa epidural, ossification of yellow ligament
PERANAN PEMERIKSAAN LESITHIN-SFINGOMYEILIN UNTUK MATURITAS PARU JANIN Geriawan, Pande Made Ngurah
E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : E-Journal Obstetric & Gynecology Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada suatu keadaan dimana kehamilan harus diakhiri yang terjadi pada kasus-kasus ketuban pecah dini pada usia kehamilan preterm  pada kasus partus prematurus iminens (PPI) yang gagal dilakukan perawatan konservatif, juga pada kehamilan dengan kelainan medis  maka sangatlah penting untuk dilakukan pemeriksaan untuk menentukan maturitas paru janin dengan tepat. Maturitas paru janin sangat erat hubungannya dengan kejadian syndrome respiratory syndrome (RDS) Penggunaan hasil analisa terhadap cairan amnion telah dapat diterima secara luas, dimana pada dasarnya pemeriksaan tersebut untuk memeriksa maturitas surfaktan yang disekresikan kedalam cairan amnion. Maturitas surfaktan dinilai berdasarkan komposisi komponen-komponen aktif surfaktan. Dari sekian banyak metode pemeriksaan untuk menentukan maturitas paru janin yang dianggap sebagai “gold standart methode” adalah pemeriksaan rasiolesithin – sfingomyeilin. Pemeriksaan ini mempunyai beberapa hal kelemahan, yaitu memerlukan banyak waktu dalam proses pemeriksaannya, disamping itu pengukuran rasio lesitin-sfngomielin ini memerlukan laboratorium yang monitornya dengan baik karena variasi kecil dalam taknik dapat sangat mempengaruhi keakuratan hasilnya.Oleh karena itu metode pemeriksaan ini belumlah memenuhu criteria pemeriksaan yang ideal, karena pemeriksaan yang ideal  menurut para peneliti adalah cepat, tekniknya mudah dilakukan, biayanya tidak mahal dan memberikan hasil dengan akurasi yang tinggi Sampai saat ini masih terus dikembangkan berbagai metode pemeriksaan yang ideal untuk menentukan  maturitas paru janin.