This Author published in this journals
All Journal Medicina
Alice Indradjaja, Alice
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA KADAR ALBUMIN DAN MORTALITAS PASIEN DI UNIT PERAWATAN INTENSIF ANAK RSUP SANGLAH DENPASAR Indradjaja, Alice; Suparyatha, Ida Bagus; Budi Hartawan, I Nyoman
Medicina Vol 45 No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.899 KB)

Abstract

Hipoalbuminemia berhubungan dengan luaran yang buruk pada pasien dewasa yang sakit berat namun hubungan ini pada pasien anak hingga saat ini belum jelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar albumin serum dengan mortalitas pasien anak yang di rawat di Unit Perawatan Intensif Anak (UPIA) RSUP Sanglah Denpasar. Dengan desain kohort prospektif dilakukan penelitian di divisi Pediatri Gawat Darurat Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Udayana RSUP Sanglah dari periode Mei hingga Juli 2012. Pasien dikelompokan berdasarkan kadar albumin awal menjadi tiga kelompok, kelompok I dengan kadar albumin <2,5g/dl, kelompok II e”2,52,9g/dl dan  kelompok III >3g/dl. Data dianalisis dengan uji Kai-kuadrat dan analisis multivariat (regresi logistik) dengan tingkat kemaknaan á=0,05 (IK 95%). Dari 60 pasien, 20 pasien (33,3%) mengalami hipoalbuminemia dengan kadar albumin < 3 g/dl pada awal perawatan, terdapat 10 pasien(16,7%) pada kelompok I, sepuluh pasien (16,7%) terdapat pada kelompok II, dan kelompok III sebanyak 40 pasien (66,7%).  Mortalitas pada kelompok I dibandingkan kadar albumin normal menunjukkanperbedaan bermakna {RR 12,00 (IK95% 3,96 sampai 36,33), P<0,0001}, begitu juga untuk kelompok II bila dibandingkan dengan kelompok kadar albumin normal {RR 9,33 (IK 95% 2,92 sampai 29,81),P<0,0001}. Disimpulkan bahwa semakin rendah kadar albumin serum semakin tinggi angka mortalitas di UPIA RSUP Sanglah. [MEDICINA.2014;45:13-18].
HIPERPLASIA ADRENAL KONGENITAL (HAK) KLASIK SIMPLE VIRILIZING PADA ANAK UMUR 3 TAHUN Indradjaja, Alice; Bikin Suryawan, I Wayan; Arimbawa, I Made
Medicina Vol 45 No 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Medicina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.155 KB)

Abstract

Hiperplasia adrenal kongenital merupakan salah satu dari kelompok kelainan genetik akibat defisiensi enzim yang diperlukan untuk biosintesis steroid di korteks kelenjar adrenal. Bentuk kelainan hiperplasia adrenal kongenital yang tersering adalah defisiensi enzim 21-hidroksilase (21OHD) hingga mencapai 90% kasus. Kelainan utama pada pasien dengan defisiensi enzim 21-hidroksilase adalah kegagalan sintesis kortisol secara adekuat. Defisiensi 21-hidroksilase klasik tipe virilisasi sederhana menyebabkan genitalia ambigu pada bayi perempuan. Dilaporkan sebuah kasus hiperplasia adrenal kongenital klasik tipe virilisasi sederhana pada anak perempuan usia tiga tahun. Pasien dirujuk ke Poliklinik anak RSUP Sanglah Denpasar dengan keluhan utama pembesaran dan pemanjangan klitoris yang progresif disertai tumbuhnya bulu pubis.  Pasien lahir dengan genitalia ambigu. Pasien didiagnosis defisiensi 21-hidroksilase berdasarkan hasil pemeriksaan kadar progesteron 17-OH >1.200ng/dl dan pemeriksaan fisik didapatkan prader derajat III. Pada pemeriksaan usia tulang menunjukkan usia tulang yang melebihi umurnya, USG abdomen dalam batas normal dengan hasil analisis kromosom 46,XX. Pasien tidak pernah mengalami krisis adrenal selama 3 tahun dan menjalani tindakan pembedahan pada usia 3 tahun. Keluarga pasien diberikan konseling, dilakukan monitor  berkala pada pasien dan terapi hidrokortison. Prognosis pada pasien ini baik. [MEDICINA 2014;45:58-64].