Tiurlan F, Tiurlan
Balai Besar Industri Agro

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemanfaatan Alfa hidroksi karboksilat (AHA) dari Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa Blimbi L) untuk Skin Care F, Tiurlan; Azizah, Evi; Suherman, Ade; ., Hutajuluh
Jurnal Riset Industri Vol 3, No 1 (2009):
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1839.08 KB)

Abstract

Penelitan ini bertujuan memanfaatkan sumber zat aktif AAH alami dari belimbing wuluh sebagai bahan whitenig alami. Penelitian ini melalui 2 tahap percobssn, pertama, dilakukan ekstraksi senyawa AHA dari tiga bagian belimbing wuluh yaitu daging,buah utuh,dan kulit, mengunakan pengekstrak etanol (10%,30%,50% dan 95%) dan air dan dua formulasi produk skin care dari ekstrak pekan dengan konsentrasi 0.03%,0.06% dean 0.09%. hasil analisis dangan HPLC di peroleh adanya kandungan flavonoid,tanin,pektin, serta senyawa AHA yang terdiri dari asam malat,asmam askorbat dan asam sitratdengan konsentrasi berturut-turut dari buah utuh, bagian daging dan kulit, masing-masing sebesar 11%, 9% dan 2%. Uji keefektifan dan ke stabilan zat aktif AAH dalam produk di lakukan dengan suntest dan oven test sebelum dan sesudah penyimpanan suatu bulan.pada penyimpanan mingu ke 3terjadi perubahan  warna produk dari putih menjadi krem dan selanjutnya setelah di penyimpanan satu bulanwarna tidak berubah.perubahan warnaterjadi karna proses oksidasi dalam penyimpanan, sehingga konsentrasi senyawa AAH dalam produk pun berkurang, walaupun dalam jumlah yang relatif kecil.
PENGARUH KONDISI PENYARINGAN MENGUNAKAN PENYANGRAI Sudibyo, Agus; F, Tiurlan; Junaidi, Lukman
Jurnal Riset Industri Vol 2, No 1 (2008): Jurnal Riset Industri
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1439.529 KB)

Abstract

Studi mempelajari optimasi suhu dan pengaruh kondisi panyaringan biji kakao mengunakan penyangrai tipe silinder terhadap sifat kimia biji kakao sangrai telahdilakukan. Penelitianini dilakukan dengan menyanrai 10 kg biji kako kering yang sudah si fermentasi pada suhu 120. 140 dan 160 0c selama 20 -60 menit. Produkbiji kakao sangrai di analisis dan di evaluasi kadar air, kadar keasaman total kandungan senyawa perisa kakao, dan uji organoleptik warna dan rasa bubuk kakao yang di hasilkanIsolasi senyawa perisa pada kakao dilakukan dengan prosedure kombinasi ekstraksi - destilasi uap dan identifikasi senyawa perisa kakao di lakukan dengan kromatografi gas - spektrometri messa teroilih;organoletik warna dan rasa bubuk kakao di lakukan bedasarkan uji kesukaan yang melibatkan 15 orang penalis. Hasil penelitian menunjuakan bahwa 2-8 menit pertama suhu biji kakaodidalam silinder sangrai turun dari 450c ke 300c sebelum meningkat pada suhu yang di pasang dengan laju 6-8 0c. Suhu dan lama penyangraian berpengaruh terhadap kadar air dan totalkeasaman biji kakao, kandungan senyawa perisa volatil kakao serta sifat organoleptik warna dan rasa bubuk kakao yang di hasilkan, kondisi optimal penyanraian di capai pada suhu 140 0c selama 40 menitkarenan pada suhu tersebut di peroleh kadar air 3%, keasaman yang rendah (7.0) meq NaOH per kg, konsentrasi senyawa pirazin total yang tertinggi dan skor organoleptikwarna dan rasa bubuk kakao yang tertinggi