Saartje Monintja, Saartje
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISA PERKUATAN TANAH DENGAN BAMBU SEBAGAI MICRO PILE PADA TANAH LIQUEFACTION (Proyek PLTU Manokwari) Salauwe, Richard; Manoppo, Fabian J.; Monintja, Saartje
JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING Vol 5, No 2 (2015): JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Likuifaksi adalah salah satu fenomena dari Permanent Ground Deformation (PGD) yang terjadi pada kondisi gempa dengan skala besar, dimana tanah pasir jenuh kehilangan kekuatannya akibat meningkatnya tekanan air pori secara berlebihan dan menurunnya tegangan efektif tanah karena proses pemadatan yang terjadi akibat adanya getaran gempa. Tanah pasir ini kemudian memiliki perilaku lebih mirip cairan dari pada tanah itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perkuatan tanah dengan bambu sebagai pemodelan micro pile untuk daya dukung  aksial,  perkuatan tanah dengan bambu sebagai pemodelan micro pile untuk daya dukung lateral, serta defleksi yang terjadi dengan bantuan plaxis 3D, serta aman terhadap penurunan yang terjadi, baik sebelum terlikifaksi, sesudah terlikifaksi, dan setelah perkuatan dengan bambu sebagai pemodelan micro pile. Hasil dari penelitian ini juga menyatakan bahwa daya dukung tanah terlikifaksi adalah 1992,145 KN/m2, setelah diberikan perkuatan dengan bambu pemodelan micropile, hasil daya dukung meningkat menjadi 2219,355 dari metode Meyerhof, dan 3609,723 dari metode Luciano Decourt. Sedangkan menggunakan bantuan program Plaxis 3D, daya dukung menjadi lebih kecil yaitu 7,36 KN. Sedangkan untuk penurunan tanah setelah terlikifaki sebesar 2,987127 mm, dan setelah perkuatan, penurunan menjadi 0,82717 mm dari Qp dan Qs meyerhof, dan untuk Qp dan Qs Luciano Decourt 1,990 mm. Jika di bandingkan dengan program plaxis 3D, penurunan yang terjadi akan  lebih kecil = 0,0022940 mm, dari pada cara analitisnya. Kata Kunci: Tanah Liquefaction, Perkuatan DDT, Plaxis 3D
PENGARUH DERAJAT KEJENUHAN TERHADAP KUAT GESER TANAH (STUDI KASUS : DI SEKITAR JALAN RAYA MANADO-TOMOHON) Wambes, Muhlis; Monintja, Saartje; Manoppo, Fabian J.
TEKNO Vol 13, No 62 (2015): JURNAL TEKNO-SIPIL
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah merupakan material yang berguna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan teknik sipil disamping itu tanah berfungsi sebagai pendukung pondasi dari bangunan. Tanah secara umum terdiri dari tiga unsur yaitu butiran tanahnya sendiri serta air dan udara. Kekuatan tanah untuk memikul beban sangatlah menunjang dalam kestabilan suatu struktur bangunan dimana tanah sebagai dasar perkuatan dari struktur bangunan harus memiliki kapasitas dukung dan kuat geser yang tinggi. Penambahan kadar air tanah dapat mengakibatkan perubahan sifat fisik tanah seperti derajat kejenuhan dan kuat geser tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar nilai kuat geser dari tanah dengan dipengaruhi derajat kejenuhan yang ada di area jalan Manado-Tomohon. Percobaan ini dilakukan dengan cara mencampurkan tanah asli dengan kadar air yang bervariasi sehingga mendapatkan nilai derajat kejenuhan yang berbeda. Alat konsolidasi digunakan untuk mendapatkan angka pori, indeks pemampatan (Cc) dan koefisien konsolidasi (Cv). Dengan campuran tanah yang sama dilakukan pengujian  alat triaksial pada kondisi Unconsolidasi Undrained (UU) untuk mendapatkan parameter geser tanah yaitu kohesi ( c ) dan sudut geser dalam ( Ø ). Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa kadar air semakin tinggi maka nilai angka pori semakin tinggi. Angka pori tertinggi pada kadar air 57.8% dengan nilai angka pori 1.55 dan terendah pada kadar air 33.8% dengan nilai angka pori 1.1271. Semakin tinggi kadar air maka semakin tinggi derajat kejunuhan, Nilai derajat kejenuhan tertinggi yaitu 99.97% dengan kadar air 57.8%  dan terendah pada nilai 75.24% dengan kadar air 37.8%. Hubungan indeks pemampatan (Cc) terhadap derajat kejenuhan (Sr) pada tanah disekitar jalan Manado-Tomohon yang remolded didapatkan persamaan Cc = -0.002Sr + 0.315.Sedangkan terhadap kadar air Cc = 0.001?+0.202. Hubungan koefisien konsolidassi (Cv) terhadap derajat kejenuhan (Sr) pada tanah disekitar jalan Manado-Tomohon yang remolded didapatkan persamaan Cv = -0.001Sr + 0.248 dan kadar air Cv = -0.001? + 0.202. Semakin tinggi angka pori maka semakin rendah nilai kuat geser tanah dan sebaliknya semakin rendah angka pori maka semakin tinggi nilai kuat geser tanah. Nilai derajat kejenuhan semakin tinggi maka nilai kuat geser semakin rendah. Kuat geser tanah terbesar yaitu 8.380 t/m2 diberikan oleh tanah dengan derajat kejenuhan 75.53% atau kadar air 33.8 % , sedangkan nilai kuat geser terendah yaitu 1.016 t/m2 diberikan oleh tanah dengan derajat kejenuhan 99.86% atau kadar air 53.8%. Kata kunci : Derajat Kejenuhan, Kadar air, Kuat Geser Tanah, Indeks Pemampatan, Koefisien Konsolidasi
ANALISA KESTABILAN LERENG METODE SLICE (METODE JANBU) (Studi Kasus: Jalan Manado By Pass I) Turangan, Virginia; A. E., Turangan; Monintja, Saartje
TEKNO Vol 13, No 62 (2015): JURNAL TEKNO-SIPIL
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada daerah Manado By Pass I sering terjadi longsor yang mengakibatkan kerugian material dan kemacetan lalu lintas yang secara langsung mengganggu jalannya perekonomian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kestabilan lereng di Manado By Pass I dan untuk mencegah terjadinya kelongsoran, dengan menggunakan Slope Protection berupa nail.Dalam penulisan skripsi ini dipakai Metode Janbu. Metode ini lebih cocok untuk daerah yang berkekuatan gempa yang tinggi, untuk lereng yang tidak beraturan dan tanah yang berlapis. Hasil analisa yang diperoleh pada Manado By Pass I, lereng dalam keadaan tidak stabil dengan nilai faktor keamanannya 0.770, sedangkan setelah diadakan Slope Protection berupa Nail, faktor keamanannya menjadi 2.146 lereng dalam keadaan stabil. Kemudian diadakan percobaan yang mendapatkan grafik hubungan antara c, f, ru, jarak antara nail dan faktor keamanan. Hasil dari percobaan menyimpulkan, semakin besar nilai c dan f faktor keamanan semakin besar, tetapi semakin besar ru dan jarak nail maka faktor keamanan semakin kecil. Kata Kunci : Nail, Metode Janbu, Faktor Keamanan
Analisa Kestabilan Lereng Metode Spencer Ludong, Angelia Rachel; A. E., Turangan; Monintja, Saartje
TEKNO Vol 13, No 64 (2015): JURNAL TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebuah tebing pada Green Hill Citraland, yang di bagian atas tebing dan di bagian bawah tebing ada permukiman penduduk. Akibat adanya cut and fill menimbulkan resah diantara penduduk yang bermukim di sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kestabilan lereng, untuk mengetahui tipe Slope Protection yang efektif dan untuk mencegah terjadinya kelongsoran. Dalam penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan metode Spencer yang diaplikasikan pada program komputer GeoStudio 2007, untuk mengetahui faktor keamanan terendah pada bidang keruntuhan yang kritis. Dalam perhitungan menggunakan program tersebut, diperlukan pengujian dari laboratorium agar sifat-sifat tanah diketahui, serta diperoleh parameter geser tanah seperti kohesi (c), sudut geser dalam (f), dan berat isi tanah. Dari hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa kondisi lereng tidak stabil. Oleh karena itu, diperlukan untuk mencari solusi untuk melakukan perbaikan pada lereng dengan membuat grafik hubungan antara faktor keamanan dan parameter geser (c, f, γ), serta perbandingan antara faktor keamanan dan masing-masing tipe slope protection. Kata kunci : slope protection, metode Spencer, faktor keamanan