Saptono Saptono, Saptono
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

TEORI-TEORI HUKUM KONTRAK BERSUMBER DARI PAHAM INDIVIDUALISME Saptono, Saptono
REPERTORIUM Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : REPERTORIUM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractThis paper analyzes the problem about how the ideology of individualism in the freedom of contract and what kind of theory that comes from the idea of individualism in the freedom of contract. To examine the issue, this paper using a normative assesment, the study of literature and legal materials. The result show that, first, the individual’s autonomy is the basis of freedom of contract which became the foundation for the development of contract law. Second, the individual theory which is source from the will theory or the classical theory of contract law that derived from the principle of private autonomy, namely that the will of parties to determine their contractual legal relationship. Abstrak:Tulisan ini menganalisis tentang bagaimana ideologi individualisme dalam kebebasan berkontrak, dan teori apa saja yang bersumber dari paham individualisme dalam kebebasan berkontrak tersebut. Untuk mengkaji permasalahan tersebut, tulisan ini menggunakan metode yuridis normatif, dengan studi kepustakaan dan bahan-bahan hukum. Kesimpulan yang dapat diambil yakni pertama, otonomi individu menjadi dasar kebebasan berkontrak  yang kemudian menjadi landasan bagi perkembangan hukum kontrak. Yang kedua, teori yang bersumber dari paham individualisme yaitu teori kehendak atau teori hukum kontrak klasik yang berasal dari prinsip otonomi individu, yakni kehendak para pihak menentukan hubungan klasik mereka. 
Greng Sebuah Estetika Dalam Kerampakan Antara Gamelan dan Vokal Saptono, Saptono; Haryanto, Tri; Hendro, Dru
Kalangwan : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 5 No 1 (2019): Juni
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.167 KB) | DOI: 10.31091/kalangwan.v5i1.728

Abstract

ISI Denpasar sebagai lembaga pendidikan tinggi yang berkiprah dalam berbagai cabang seni tentunya memiliki tanggung jawab didalam meningkatkan mutu pelestarian, pengembangan, dan penciptaan seni budaya yang unggul yang berakar dari kearifan lokal nilai-nilai budaya nusantara, termasuk salah satunya seni karawitan. Hal tersebut tercermin pula dalam visi dan misi ISI Denpasar yang telah terpampang dan bisa dilihat diberbagai sudut kampus. Melalui seni, lembaga ISI Denpasar ikut andil dalam menjaga keseimbangan hidup di dalam memperkokoh jati diri bangsa dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan demikian mendorong peneliti dalam penciptaan karya seni karawitan Greng, yaitu garap gamelan ageng untuk memberikan keseimbangan nilai-nilai kearifan lokal budaya nusantara di ISI Denpasar dengan mengacu pada sajian garap tradisi karawitan Jawa. Konsep garap yang ditawarkan adalan penataan dalam karawitan mandiri. Penataan yaitu menyusun gending-gending yang telah ada dari berbagai ragam bentuk, laras, dan pathet. Kebaruan dalam penataan adalah pengolahan garap transisi dari berbagai ragam dan karakter gending yang telah ada, diolah dengan teknik yang mengedepankan tapsir (interpretasi) garap balungan dan garap vokal yang dalam sajiannya menjadi satu garapan yang utuh. Wujud atau bentuk pada dasrnya merupakan pemicu untuk menggugah perhatian terhadap isi yang dikandungnya, yang pada gilirannya telah menyatu ke dalam struktur. Jadi wujud atau bentuk garapan merupakan sarana untuk menuangkan isi sebagai bentuk ungkap pengalaman jiwa yang wigati. Djelantik menjelaskan bentuk (wujud) yang dimaksud kenyataan yang nampak secara konkrit di depan kita (dapat dipresepsi dengan mata dan telinga), dan juga kenyataan yang tidak nampak secara konkrit di depan kita, tetapi secara abstrak wujud dapat dibayangkan. Humardani menyebutkan bahwa bentuk di dalam sajian karya seni adalah wadah yang dapat diamati sebagai sarana untuk menuangkan isi mengenai nilai-nilai atau pengalaman jiwa yang wigati.
Penciptaan Karya Seni Garap Pekeliran Padat Sang Guru Sejati Hendro, Dru; Saptono, Saptono; Haryanto, Tri
Kalangwan : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 5 No 2 (2019): Desember
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.7 KB)

Abstract

Konsep garap pakeliran padat dengan judul Sang Guru Sejati ini diambil dari sebuah lakon Dewa Ruci yang merupakan lakon carangan wayang Jawa sudah populer, yakni ketika Bima berguru kepada Begawan Drona tentang ilmu Kesempurnaan diri Manunggalinng Kawula Gusti. Sang Guru Sejati merupakan sebutan kepada Guru Drona dan juga karena Bima telah menemukan jati dirinya ketika bertemu dengan Dewa Ruci. Sedangkan tema yang diangkat dalam garapan ini adalah “Kepatuhan Seorang Murid Kepada Seorang Guru”. Hal ini akan terungkap bagaimana Bima selalu patuh dengan segala ucapan dan tugas dari guru pembimbingnya dan dengan tekad yang tulus dan kuat kemudian mengambil resiko dalam tugas tersebut dan dapat mencapai tataran penghayatan Ketuhanan yang tinggi (makrifat) dengan bertemunya Bima dengan Sang Dewa Ruci. Kerangka garis besar dari perwujudan lakon yang terkait dengan tema di atas digambarkan dalam beberapa tahapan, yaitu tahap menggambarkan Bima memutuskan untuk berguru kepada Drona, sampai pada tahapan terakhir berhasil menemukan Tirta Pawitra yaitu Bima bertemu dengan Dewa Ruci. Metode penggarapan karya menggunakan lima tahapan, yaitu tahap persiapan atau pra perancangan, eksplorasi ide gagasan, penggalian referensi. Tahap perancangan, hasil analisis fenomena dituangkan dalam ide. Tahap perwujudan karya wujud karya dan evaluasi wujud yang ada. Tahap penyempuranaan, dan Tahap penyajian, pementasan karya yang sudah jadi pada penonton. Dari garapan ini pula memacu untuk membangun imajinasi dan kreativitas penggarap dalam pengembangan berkarya. Disamping itu penggarap lebih leluasa dalam mengembangan ide kreatifnya tanpa ada sebuah lkatan yang membelenggu. Rasa dramatik dan ide tetatrikal dapat membangun suasana yang diinginkan sesuai dengan lakon yang diangkat.
Prototype Pengontrolan Penghitung Jumlah Calon Penumpang Angkutan Umum Pada Dinas Perhubungan Kota Tangerang Berbasis Arduino Uno Yuliana, Khozin; Saptono, Saptono
JURNAL SISFOTEK GLOBAL Vol 7, No 2 (2017): JURNAL SISFOTEK GLOBAL
Publisher : STMIK Bina Sarana Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38101/sisfotek.v7i2.150

Abstract

Kebutuhan transportasi yang sangat tinggi di daerah perkotaan, sehingga Pemerintah didorong untuk menyediakan transportasi salah satunya adalah angkutan umum. Sebagai solusi alternatif apabila tidak memiliki kendaraan pribadi dan membantu mengatasi kemacetan karena kepadatan kendaraan di jalan. Namun, penataan angkutan umum saat ini dirasa kurang teratur disebabkan karena penumpukan angkutan umum di pinggir jalan dan menghambat pengguna jalan lainnya. Halte yang merupakan tempat pemberhentian untuk menaik turunkan penumpang tidak terlalu efektif digunakan, sehingga penumpang lebih memilih naik dipinggir jalan. Maka dari itu calon penumpang yang ingin naik angkutan umum untuk menunggunya di halte. Penggunaan halte yang terkendali dapat menghindari kemacetan lalu lintas. Dengan memanfaatkan teknologi yang ada baik dari software maupun hardware dan Arduino sebagai sistem yang menjalankannya. Caranya adalah  memilih angkutan umum sesuai tujuan menggunakan keypad yang telah tersedia dan  Motor servo sebagai palang pintu yang akan terbuka dan menutup kembali setelah melewati sensor Ultrasonik. Setelah itu data jumlah yang dipilih akan terkirim pada operator dan akan terlihat pada aplikasi yang telah dirancang menggunakan software Visual basic. Setelah jumlah data yang masuk di halte cukup banyak, maka angkutan umum diijinkan oleh operator dengan mengirimkan e-mail kepada supir angkutan umum untuk jalan mengangkut penumpang sesuai dengan tujuan.