Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Rule of Law and Human Rights Challenges in South East Asia: A Case Study of Legal Pluralism in Indonesia Isra, Saldi; Ferdi, Ferdi; Tegnan, Hilaire
Hasanuddin Law Review VOLUME 3 ISSUE 2, AUGUST 2017
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (803.896 KB) | DOI: 10.20956/halrev.v3i2.1081

Abstract

It has been over 72 years since Indonesia proclaimed her independence on 17 August 1945. However, the 350 years of the Dutch colonization is still impacting the lives of the Indonesian people. The difficulties faced by the Indonesian legal system as the government tries to accommodate adat (custom) and religion principles within the national law and the extent to which this legal mechanism affects the everyday life of the Indonesian people. In a nation where customs and religion are so preeminent, setting up an all-inclusive document meant to be the foundation of the state’s legal system at the dawn of independence was no easy task. This paper discusses the practice of legal pluralism in Indonesia and its struggle to implement rule of law and human rights principles after a half-century of authoritarian regimes. The study involves socio-legal research drawing on empirical data. Survey research was conducted between September 2014 and February 2015 at Utrecht University, the Netherlands, as well as in 5 cities in Indonesia (Aceh, Bali, Batam, Medan, and Padang) to collect data. The research reveals that legal pluralism is not helping to strengthen the Indonesian legal system, and that the foreignness of the Western law along with the neglect of the Indonesian customary and Islamic laws, totalitarianism and military involvement in politics, corruption within the state apparatus and unsynchronized laws weaken the legal system in Indonesia and hinder its effort to implement rule of law and human rights principles.
Upaya Masyarakat Kaili Dalam Melestarikan Adat Perkawinan Di Kelurahan Kayumalue Ngapa Kecamatan Palu Utara Di Tinjau Dari Nilai Pancasila Ferdi, Ferdi
EDU CIVIC Vol 3, No 1 (2015): JURNAL EDU-CIVIC
Publisher : EDU CIVIC

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.411 KB)

Abstract

Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1). Bagaimana upaya masyarakat Kaili dalam melestarikan adat perkawinan suku Kaili di Kelurahan Kayumalue Ngapa Kecamatan Palu Utara. 2). Bagaimana hubungan antara nilai-nilaipancasila dengan pelaksanaan upacara adat perkawinan suku Kaili tersebut. Adapun tujuannya 1). Untuk mengetahui bagaimana upaya masyarakat Kaili dalam melestarikan adat perkawinan suku Kaili di Kelurahan Kayumalue Ngapa Kecamatan Palu Utara. 2). Untuk mengetahui hubungan antara nilai-nilai pancasila terhadap upacara adat perkawinan suku Kaili. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yakni suatu model penelitian yang mengutarakan informasi melalui narasi, untuk menjaring informasi secara mendalam dipergunakan teknik purposive sampling, maka ada beberapa informan yang menurut peneliti cukup mempunyai pengetahuan tentang upaya masyarakat Kaili dalam melestarikan adat perkawinan suku Kaili di Kelurahan Kayumalue Ngapa Kecamatan Palu Utara yaitu Tokoh Adat 2 orang, Tokoh Agama 2 orang. Teknik Pengumpulan Data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik Analisis Data dilakukan setelah semua data terkumpul selanjutnya dilakukan analisis deskriptif kualitatif dan menganalisis data dengan cara 1) reduksi data, 2) penyajian data, 3) verivikasi data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam upaya untuk melestarikan adat perkawinan yang merupakan warisan leluhur dan merupakan aset dalam bidang kebudayaan, maka usaha yang dilakukan untuk melesatarikan atau mempertahankan adat perkawinan Suku Kaili adalah sebagai berikut : a) adanya lembaga adat/pegawai sarah yang selalu berperan dalam mengawasi pelaksanaan setiap tahapan-tahapan dan aturan-aturan dalam perkawinan, b) tata cara dalam pelaksanaan perkawinan yang dimulai dari acara membuka jalan/melamar sampai acara mematua tetap harus dilaksanakan sesuai dengan tata urutan, sehingga nilai kesakralan dalam perkawinan tetap terpelihara, c) berbagai persyaratan adat/kelengkapan adat dalam perkawinan yang telah ditentukan tetap dipenuhi, kecuali hal-hal yang sudah tidak dapat diusahakan bisa diganti dengan yang lain dengan tidak mengurangi maknanya, d) dalam tata upacara perkawinan diharuskan mengikuti norma-norma atau atauran-aturan perkawinan Suku Kaili sesuai dengan tata cara yang telah dilakukan, e) melakukan pembinaan kepada genersi muda dalam tata cara perkawinan, hal ini dimaksudkan agar generasi penerus tetap mengetahui tata urutan dalam perkawinan, f) setiap pengurusan/pengaturan pesta selalu dilaksanakan musyawarah antar tokoh-tokoh adat dari keluarga. Selain itu, dalam melestarikan adat perkawinan dimana setiap adanya pertemuan antara tokoh adat dan masyarakat berkumpul untuk membicarakan tentang bagaimana tahapan-tahapan dan hal-hal yang dipakai dalam pelaksanaan adat perkawinan dan mengaplikasikannya dalam suatu perkawinan serta memakai simbol-simbol adat yang dijadikan sebagai aturan dalam perkawinan serta kelengkapan adat lainnya.
Identity transformation of Josephine Alibrandi and John Barton in the Novel Looking for Alibrandi (by Melina Marchetta) Ferdi, Ferdi
Paradigma: Jurnal Kajian Budaya
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper examines the progress of identity transformation of Josephine Alibrandi and John Barton in the novel Looking for Alibrandi. Josephine and John come from different family backgrounds. Josephine comes from an Italian immigrant family who lives in suburban area, while, John Barton comes from a politician family in Australia. Although they come from different family backgrounds, they still have the same problems in their identities. Their desire to be seen as themselves in the society makes them intend to find their identity. The reason I intend to do a research in this novel because I think this novel is interesting for teenagers and it can inspire them to find their identity in the society. Identity transformation is something that should and will occur in anyone’s life. Josephine Alibrandi and John Barton represent the general group of teenagers in the world in terms of gender and social class. Each individual, however, have their own solution and way to find their identity. This paper concludes that identity transformation happens in both Josephine Alibrandi and John Barton in different ways. Each of them also has different strategies to overcome the problem and they also get different results.