Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DARI ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA PELAKSANA PELAYANAN KESEHATAN Saputra, Maman; Marlinae, Lenie; Rahman, Fauzie; Rosadi, Dian
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 11, No 1 (2015): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (KEMAS) JULI 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v11i1.3462

Abstract

Jaminan kesehatan nasional (JKN) mulai beroperasi sejak 1 Januari 2014. Pelaksanaan jaminan kesehatan di Kabupaten Tabalong, masih mengalami beberapa permasalahan seperti SDM pelaksana pelayanan kesehatan yang masih belum mencukupi baik dari segi kuantitas, distribusi dan kualitas. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi program JKN dari aspek SDM pelaksana pelayanan kesehatan di Kabupaten Tabalong periode Januari-Juni 2014. Penelitian ini menggunakan mix method dengan desain urutan pembuktian sequential explanatory. Subjek penelitian berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong, RSUD H. Badaruddin, Puskesmas Kelua dan BPJS Kesehatan. Hasil evaluasi konteks, informan memahami mengenai batasan JKN, roadmap dan hambatan program. Hasil evaluasi input SDM pelaksana pelayanan kesehatan, kuantitas masih mengalami kekurangan 136 orang. Distribusi di Puskesmas Kelua sudah sesuai dengan standar ketenagaan di puskesmas tetapi kuantitasnya masih belum sesuai standar rasio per 100.000 jumlah penduduk. Distribusi di RSUD H. Badaruddin berdasarkan standar ketenagaan kesehatan di rumah sakit sudah sesuai, kecuali untuk dokter spesialis. Penilaian kualitas SDM di Puskesmas Kelua belum menggunakan standar Kepmenkes Nomor 857 Tahun 2009. Sedangkan di RSUD H. Badaruddin masih menggunakan penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). Hasil evaluasi proses, kuantitas sudah meningkat tetapi masih mengalami kekurangan 82 orang. Distribusi di Puskesmas Kelua tidak ada perubahan. Distribusi di RSUD H. Badaruddin mengalami penambahan tenaga keperawatan. Penilaian kualitas SDM di Puskesmas Kelua tidak ada perubahan. Penilaian SDM di RSUD H. Badaruddin menggunakan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PKP). Evaluasi output menunjukkan belum ada perubahan kuantitas, distribusi dan kualitas dari hasil evaluasi proses. Pelaksanaan JKN di Kabupaten Tabalong sudah berjalan, baik dari aspek peraturan perundangan, kepesertaan, pelayanan kesehatan, keuangan dan tata kelola organisasi. Ada beberapa hambatan seperti peraturan daerah masih kurang dan kurangnya jumlah SDM pelaksana pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya penambahan kuantitas dan pemerataan distribusi SDM pelaksana pelayanan kesehatan oleh Pemerintah Daerah dan upaya memaksimalkan jumlah dan kualitas SDM pelaksana pelayanan kesehatan yang tersedia. National health insurance (JKN) started operating on January 1, 2014. The implementation of health insurance in Tabalong, still have some problems such as health services workforce are still not enough in terms of quantity, distribution and quality. This study aims to evaluate the JKN program of health services workforce aspects in Tabalong period January to June 2014. This study used a mixed method design with sequential explanatory. Study subjects were from the Department of Health Tabalong, H. Badaruddin Hospital, Kelua Health Center and BPJS Health. The results of the evaluation context, informants understand the JKN restrictions, roadmap and program obstacles. The results of the evaluation of health services workforce inputs, the quantity is still deficient 136 people. Distribution in Kelua Health Center is appropriate with the standard for personnel in health centers but the quantity is still not appropriate with the ratio per 100,000 of population standard. Distribution in H. Badaruddin hospital based health workforce standards in hospitals is appropriate, except to specialists. Assessment of the quality of human resources in Kelua Health Center not using Kepmenkes No. 857 of 2009 standard. While in H. Badaruddin hospital still use assessment Implementation Assessment Work List (DP3). The results of the evaluation process, the quantity has increased but is still deficient 82 people. Distribution in Kelua Health Center no change. Distribution in H. Badaruddin hospital have additional for nursing staff. Assessment of the quality of human resources in the Kelua Health Center no change. Assessment of human resources in H. Badaruddin hospital using Employee Job Performance Assessment (PKP). Evaluation of the output shows no change in the quantity, distribution and quality of the results of the evaluation process. Implementation JKN in Tabalong already running, both from the aspect of legislation, participation, health care, financial and organizational governance. There are several obstacles such as local regulation are still lacking and the lack of workforce for the services of health. Therefore, efforts are needed to increase the quantity and distribution of health workforce by local government and maximizing the amount and quality of available health workforce.
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA IBU RUMAH TANGGA Octavianty, Lenny; Rahayu, Atikah; Rosadi, Dian; Rahman, Fauzie
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 11, No 1 (2015): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (KEMAS) JULI 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v11i1.3464

Abstract

Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyebab penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) yang merusak kekebalan tubuh manusia. Tahun 2013 di Kalimantan Selatan terdapat 227 kasus HIV dan 134 kasus AIDS dengan kasus tertinggi di Kabupaten Tanah Bumbu yaitu kasus HIV 189 orang dan 30 kasus AIDS. Peningkatan kasus baru diproyeksikan terjadi pada populasi sopir karena termasuk mobile men with money and migrant. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan upaya pencegahan HIV/AIDS pada ibu rumah tangga dengan suami pekerja sopir bus antar kota terhadap upaya pencegahan HIV/AIDS. Penelitian dilakukan pada tahun 2014 dengan rancangan penelitian secara cross sectional. Sampel ibu rumah tangga sebanyak 40 orang secara accidental. Analisis data dengan uji chi-square. Analisis univariat didapatkan hasil tingkat pengetahuan rendah dan tinggi seimbang sebanyak 50%, sikap kategori baik 92.5% dan upaya pencegahan rendah sebanyak 65%. Analisis bivariat didapatkan ada hubungan antara pengetahuan dengan upaya pencegahan (p=0,000, OR=35,2), dengan upaya pencegahan tidak ada hubungan (p=0,539). HIV is the cause of AIDS damage the human immune system. In South Kalimantan (2013) was as much as 227 HIV cases and 134 AIDS cases and the highest case in Tanah Bumbu with the number of HIV cases as many as 189 people and 30 cases of AIDS. The increase in new cases of HIV/AIDS is projected to occur in the population of driver because including as a mobile men worker with money and migrants. This research was especially against his wife to understand about the relationship between knowledge and attitudes towards the prevention of HIV/AIDS on the housewife who has husband as inter-city bus driver towards the prevention of HIV/AIDS in Tanah Bumbu in 2014. This study conducted at 2014 and used cross sectional design with a sample of housewives as many as 40 people were taken by accidental means. Analyzed using chi-square test. Univariate analysis showed that who had a husband as a driver has a low and a high level of knowledge in balance with each as much as 50%, good attitude category was 92.5% and prevention was low, as much as 65%, while for the bivariate analysis showed that there was a relationship between knowledge and prevention (p-value = 0.000: OR = 35.2), while for variables with prevention efforts there was no relation (p-value = 0.539).
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENDEK PADA ANAK USIA 6-24 BULAN Rosadi, Dian; Rahayuh, Atikah; Yulidasari, Fahrini; Putri, Andini Octaviana; Rahman, Fauzie
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 11, No 2 (2016): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (KEMAS) JANUARY 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v11i2.4512

Abstract

Berdasarkan data Riskesdas (2013) menunjukkan prevalensi kejadian pendek di Indonesia mencapai 36,8%, Kalimantan Selatan 45%, dan Kabupaten Amuntai Tengah 51% dimana ini sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat (≥ 20%). Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor risiko kejadian pendek pada anak usia 6-24 bulan yang dilakukan pada tahun 2014. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan besar sampel sejumlah 117, populasinya merupakan ibu-ibu yang memiliki anak berusia 6-24 bulan dan sampel terdiri dari anak yang berusia 6-24 bulan. Analisis data bivariat menggunakan uji chi square dengan Confidance Interval (CI) 95%. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara status pekerjaan ibu (p=0,873), tinggi badan ayah (p=0,880), dan tinggi badan ibu (p=0,123), serta terdapat hubungan antara riwayat status BBLR (p=0,015) dengan kejadian pendek pada anak usia 6-24 bulan. Anak dengan berat badan lahir yang rendah memiliki risiko 5,87 kali untuk mengalami kejadian pendek.Berdasarkan data Riskesdas (2013) menunjukkan prevalensi kejadian pendek di Indonesia mencapai 36,8%, Kalimantan Selatan 45%, dan Kabupaten Amuntai Tengah 51% dimana ini sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat (≥ 20%). Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor risiko kejadian pendek pada anak usia 6-24 bulan yang dilakukan pada tahun 2014. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan besar sampel sejumlah 117, populasinya merupakan ibu-ibu yang memiliki anak berusia 6-24 bulan dan sampel terdiri dari anak yang berusia 6-24 bulan. Analisis data bivariat menggunakan uji chi square dengan Confidance Interval (CI) 95%. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara status pekerjaan ibu (p=0,873), tinggi badan ayah (p=0,880), dan tinggi badan ibu (p=0,123), serta terdapat hubungan antara riwayat status BBLR (p=0,015) dengan kejadian pendek pada anak usia 6-24 bulan. Anak dengan berat badan lahir yang rendah memiliki risiko 5,87 kali untuk mengalami kejadian pendek.
FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENDEK PADA ANAK USIA 6-24 BULAN Rosadi, Dian; Rahayuh, Atikah; Yulidasari, Fahrini; Putri, Andini Octaviana; Rahman, Fauzie
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 11, No 2 (2016)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v11i2.4512

Abstract

Berdasarkan data Riskesdas (2013) menunjukkan prevalensi kejadian pendek di Indonesia mencapai 36,8%, Kalimantan Selatan 45%, dan Kabupaten Amuntai Tengah 51% dimana ini sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat (≥ 20%). Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor risiko kejadian pendek pada anak usia 6-24 bulan yang dilakukan pada tahun 2014. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan besar sampel sejumlah 117, populasinya merupakan ibu-ibu yang memiliki anak berusia 6-24 bulan dan sampel terdiri dari anak yang berusia 6-24 bulan. Analisis data bivariat menggunakan uji chi square dengan Confidance Interval (CI) 95%. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara status pekerjaan ibu (p=0,873), tinggi badan ayah (p=0,880), dan tinggi badan ibu (p=0,123), serta terdapat hubungan antara riwayat status BBLR (p=0,015) dengan kejadian pendek pada anak usia 6-24 bulan. Anak dengan berat badan lahir yang rendah memiliki risiko 5,87 kali untuk mengalami kejadian pendek.Berdasarkan data Riskesdas (2013) menunjukkan prevalensi kejadian pendek di Indonesia mencapai 36,8%, Kalimantan Selatan 45%, dan Kabupaten Amuntai Tengah 51% dimana ini sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat (≥ 20%). Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor risiko kejadian pendek pada anak usia 6-24 bulan yang dilakukan pada tahun 2014. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan besar sampel sejumlah 117, populasinya merupakan ibu-ibu yang memiliki anak berusia 6-24 bulan dan sampel terdiri dari anak yang berusia 6-24 bulan. Analisis data bivariat menggunakan uji chi square dengan Confidance Interval (CI) 95%. Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan antara status pekerjaan ibu (p=0,873), tinggi badan ayah (p=0,880), dan tinggi badan ibu (p=0,123), serta terdapat hubungan antara riwayat status BBLR (p=0,015) dengan kejadian pendek pada anak usia 6-24 bulan. Anak dengan berat badan lahir yang rendah memiliki risiko 5,87 kali untuk mengalami kejadian pendek.
PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DARI ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA PELAKSANA PELAYANAN KESEHATAN Saputra, Maman; Marlinae, Lenie; Rahman, Fauzie; Rosadi, Dian
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 11, No 1 (2015)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v11i1.3462

Abstract

Jaminan kesehatan nasional (JKN) mulai beroperasi sejak 1 Januari 2014. Pelaksanaan jaminan kesehatan di Kabupaten Tabalong, masih mengalami beberapa permasalahan seperti SDM pelaksana pelayanan kesehatan yang masih belum mencukupi baik dari segi kuantitas, distribusi dan kualitas. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi program JKN dari aspek SDM pelaksana pelayanan kesehatan di Kabupaten Tabalong periode Januari-Juni 2014. Penelitian ini menggunakan mix method dengan desain urutan pembuktian sequential explanatory. Subjek penelitian berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong, RSUD H. Badaruddin, Puskesmas Kelua dan BPJS Kesehatan. Hasil evaluasi konteks, informan memahami mengenai batasan JKN, roadmap dan hambatan program. Hasil evaluasi input SDM pelaksana pelayanan kesehatan, kuantitas masih mengalami kekurangan 136 orang. Distribusi di Puskesmas Kelua sudah sesuai dengan standar ketenagaan di puskesmas tetapi kuantitasnya masih belum sesuai standar rasio per 100.000 jumlah penduduk. Distribusi di RSUD H. Badaruddin berdasarkan standar ketenagaan kesehatan di rumah sakit sudah sesuai, kecuali untuk dokter spesialis. Penilaian kualitas SDM di Puskesmas Kelua belum menggunakan standar Kepmenkes Nomor 857 Tahun 2009. Sedangkan di RSUD H. Badaruddin masih menggunakan penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). Hasil evaluasi proses, kuantitas sudah meningkat tetapi masih mengalami kekurangan 82 orang. Distribusi di Puskesmas Kelua tidak ada perubahan. Distribusi di RSUD H. Badaruddin mengalami penambahan tenaga keperawatan. Penilaian kualitas SDM di Puskesmas Kelua tidak ada perubahan. Penilaian SDM di RSUD H. Badaruddin menggunakan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai (PKP). Evaluasi output menunjukkan belum ada perubahan kuantitas, distribusi dan kualitas dari hasil evaluasi proses. Pelaksanaan JKN di Kabupaten Tabalong sudah berjalan, baik dari aspek peraturan perundangan, kepesertaan, pelayanan kesehatan, keuangan dan tata kelola organisasi. Ada beberapa hambatan seperti peraturan daerah masih kurang dan kurangnya jumlah SDM pelaksana pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya penambahan kuantitas dan pemerataan distribusi SDM pelaksana pelayanan kesehatan oleh Pemerintah Daerah dan upaya memaksimalkan jumlah dan kualitas SDM pelaksana pelayanan kesehatan yang tersedia. National health insurance (JKN) started operating on January 1, 2014. The implementation of health insurance in Tabalong, still have some problems such as health services workforce are still not enough in terms of quantity, distribution and quality. This study aims to evaluate the JKN program of health services workforce aspects in Tabalong period January to June 2014. This study used a mixed method design with sequential explanatory. Study subjects were from the Department of Health Tabalong, H. Badaruddin Hospital, Kelua Health Center and BPJS Health. The results of the evaluation context, informants understand the JKN restrictions, roadmap and program obstacles. The results of the evaluation of health services workforce inputs, the quantity is still deficient 136 people. Distribution in Kelua Health Center is appropriate with the standard for personnel in health centers but the quantity is still not appropriate with the ratio per 100,000 of population standard. Distribution in H. Badaruddin hospital based health workforce standards in hospitals is appropriate, except to specialists. Assessment of the quality of human resources in Kelua Health Center not using Kepmenkes No. 857 of 2009 standard. While in H. Badaruddin hospital still use assessment Implementation Assessment Work List (DP3). The results of the evaluation process, the quantity has increased but is still deficient 82 people. Distribution in Kelua Health Center no change. Distribution in H. Badaruddin hospital have additional for nursing staff. Assessment of the quality of human resources in the Kelua Health Center no change. Assessment of human resources in H. Badaruddin hospital using Employee Job Performance Assessment (PKP). Evaluation of the output shows no change in the quantity, distribution and quality of the results of the evaluation process. Implementation JKN in Tabalong already running, both from the aspect of legislation, participation, health care, financial and organizational governance. There are several obstacles such as local regulation are still lacking and the lack of workforce for the services of health. Therefore, efforts are needed to increase the quantity and distribution of health workforce by local government and maximizing the amount and quality of available health workforce.
PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA IBU RUMAH TANGGA Octavianty, Lenny; Rahayu, Atikah; Rosadi, Dian; Rahman, Fauzie
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 11, No 1 (2015)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v11i1.3464

Abstract

Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyebab penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) yang merusak kekebalan tubuh manusia. Tahun 2013 di Kalimantan Selatan terdapat 227 kasus HIV dan 134 kasus AIDS dengan kasus tertinggi di Kabupaten Tanah Bumbu yaitu kasus HIV 189 orang dan 30 kasus AIDS. Peningkatan kasus baru diproyeksikan terjadi pada populasi sopir karena termasuk mobile men with money and migrant. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan upaya pencegahan HIV/AIDS pada ibu rumah tangga dengan suami pekerja sopir bus antar kota terhadap upaya pencegahan HIV/AIDS. Penelitian dilakukan pada tahun 2014 dengan rancangan penelitian secara cross sectional. Sampel ibu rumah tangga sebanyak 40 orang secara accidental. Analisis data dengan uji chi-square. Analisis univariat didapatkan hasil tingkat pengetahuan rendah dan tinggi seimbang sebanyak 50%, sikap kategori baik 92.5% dan upaya pencegahan rendah sebanyak 65%. Analisis bivariat didapatkan ada hubungan antara pengetahuan dengan upaya pencegahan (p=0,000, OR=35,2), dengan upaya pencegahan tidak ada hubungan (p=0,539). HIV is the cause of AIDS damage the human immune system. In South Kalimantan (2013) was as much as 227 HIV cases and 134 AIDS cases and the highest case in Tanah Bumbu with the number of HIV cases as many as 189 people and 30 cases of AIDS. The increase in new cases of HIV/AIDS is projected to occur in the population of driver because including as a mobile men worker with money and migrants. This research was especially against his wife to understand about the relationship between knowledge and attitudes towards the prevention of HIV/AIDS on the housewife who has husband as inter-city bus driver towards the prevention of HIV/AIDS in Tanah Bumbu in 2014. This study conducted at 2014 and used cross sectional design with a sample of housewives as many as 40 people were taken by accidental means. Analyzed using chi-square test. Univariate analysis showed that who had a husband as a driver has a low and a high level of knowledge in balance with each as much as 50%, good attitude category was 92.5% and prevention was low, as much as 65%, while for the bivariate analysis showed that there was a relationship between knowledge and prevention (p-value = 0.000: OR = 35.2), while for variables with prevention efforts there was no relation (p-value = 0.539).
PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR Sharfina, Hanifati; Fakhriadi, Rudi; Rosadi, Dian
Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpkmi.v3i3.2755

Abstract

AbstrakMenurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, Puskesmas dengan data angka kejadian tertinggi diare pada balita usia 12-59 bulan adalah Puskesmas Sungai Tabuk. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh faktor lingkungan dan perilaku terhadap kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sungai Tabuk yang merupakan penelitian observasional analitik dengan case control study. Populasi dalam penelitian ini adalah balita yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sungai Tabuk yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Sampel penelitian ini berjumlah 90 responden dengan perbandingan jumlah sampel 1:2 dihitung menggunakan rumus Lemeshow. Analisis statistik dengan uji Chi Square (α = 95%). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh antara kualitas air bersih (p-value=0,927), ada pengaruh antara pembuangan air limbah (SPAL) (p-value=0,001, OR=19,600), ada pengaruh antara ketersediaan jamban (p-value=0,001, OR=5,714), ada pengaruh antara perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) (p-value=0,001, OR=25,667), ada pengaruh antara pemberian ASI ekslusif (p-value=0,001, OR=9,036), ada pengaruh antara penggunaan botol susu (p-value=0,001, OR=6,476), dan ada pengaruh antara pengolahan, penyediaan, dan penyajian makanan (p-value=0,002, OR=4,667) dengan kejadian diare pada balita.Kata-kata kunci: lingkungan, perilaku, diare, balita AbstractAccording to data from Department of Health in Banjar District in 2015, the health center has the highest incidence rate of data diarrhea in infants aged 12-59 months is Sungai Tabuk Health Center. This is an observational analytic study with case control study. The population were children under five years old who were in Puskesmas Sungai Tabuk taken using simple random sampling technique. The research sample of 90 respondents to the comparison sample of 1: 2 is calculated using the formula Lemeshow. Data analysis of univariate and bivariate using Chi Square test (α = 95%). The results showed no influence of water quality (p-value = 0.927), there is the influence of wastewater disposal (SPAL) (p-value = 0.001, OR = 19,600), there are the influence of the availability of latrines (p-value = 0.001, OR = 5.714), there is the influence of the behavior of Handwashing (CTPS) (p-value = 0.001, OR = 25.667), there the effect of exclusive breastfeeding (p-value = 0.001, OR = 9.036), there is an effect of the use of milk bottles (p-value = 0.001, OR = 6.476), and there is influence between processing, provision, and presentation of the food (p-value = 0.002, OR = 4.667) with the incidence of diarrhea in infants.Keywords: environment, behavior, diarrhea, children under five years old
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU MEROKOK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA 18-44 TAHUN Sriani, Kesuma Indah; Fakhriadi, Rudi; Rosadi, Dian
Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 3, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpkmi.v3i1.2729

Abstract

Abstrak Hipertensi merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dengan sistolik ≥ 140 mmHg dan atau diastolik ≥ 90 mmHg. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru tahun 2014, hipertensi berada pada urutan pertama penyakit tidak menular sebesar 506 orang per 1.000 penduduk. Diantara 8 puskesmas di Kota Banjarbaru, Puskesmas Sungai Besar memiliki kejadian hipertensi terbanyak untuk kategori umur 18-44 tahun dibandingkan dengan puskesmas lain. Perilaku merokok dan kebiasaan olahraga merupakan faktor risiko dari hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara perilaku merokok dan kebiasaan olahraga dengan kejadian hipertensi pada laki-laki usia 18-44 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Besar Kecamatan Banjarbaru Selatan. Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian sebanyak 9.854 orang dan besar sampel diambil dengan rumus slovin sebanyak 109 orang. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar isian dan tensimeter. Variabel bebas yaitu perilaku merokok dan kebiasaan olahraga, sedangkan variabel terikat yaitu kejadian hipertensi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi– Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku merokok (pvalue= 0,0001 dan OR=15,471) dan kebiasaan olahraga (p-value=0,0001 dan OR=11,147) dengan kejadian hipertensi pada usia 18-44 tahun. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku merokok dan kebiasaan olahraga dengan kejadian hipertensi pada laki-laki usia 18-44 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Besar Kecamatan Banjarbaru Selatan. Kata-kata kunci: hipertensi, merokok, olahraga  AbstractHypertension is a disease characterized by increased blood pressure with systolic ≥ 140 mmHg and or diastolic ≥ 90 mmHg. Based on data from the Banjarbaru Health Office on 2014, hypertension was the first order of non-communicable diseases amounted to 506 persons per 1.000 population. Among the eight Puskesmas in Banjarbaru, Puskesmas Sungai Besar has the highest incidence of hypertension for the age category 18-44 years compared to other Puskesmas. Smoking behavior and exercise habits are risk factors of hypertension. This study aimed to analyze the correlation between smoking behavior and exercise habits with hypertension in men aged 18-44 years in Puskesmas Sungai Besar South Banjarbaru District. This study uses observational analytic design with crosssectional approach. The study population as many as 9.854 people and a large sample is taken with the slovin formula many as 109 people. Instrument in this research used spreadsheet and tensimeter. The independent variable is the behavior of smoking and exercise habits, while the dependent variable was the incidence of hypertension. Data analysis was performed using Chi-Square test. The results showed that there is a correlation between smoking behavior (p-value = 0,0001 and OR = 15,471) and exercise habits (p-value = 0,0001 and OR = 11,147) with the incidence of hypertension at the age of 18-44 years. From these results it can be concluded that there is a correlation between smoking behavior and exercise habits with hypertension in men aged 18-44 years in Puskesmas Sungai Besar South Banjarbaru District.Keywords: hypertension, smoking, exercise
PEMBERIAN EDUKASI PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DALAM RANGKA PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DI DESA PEMURUS, KECAMATAN ALUH-ALUH, KABUPATEN BANJAR Rosadi, Dian; Emelda, Zulfa; Mustawan, Elwan; Febrianita, Diny; Adelina, I Dewa Ayu Yulia
SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 3 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v4i3.5014

Abstract

ABSTRAKSampah adalah material sisa, yang diproduksi ke alam baik dalam bentuk padatan, cair, ataupun gas. Permasalahan sampah merupakan masalah yang besar di Desa Pemurus RT 001B dikarenakan cara pengelolaan sampah rumah tangga hanya dibuang ke sungai. Oleh karena itu diperlukan edukasi mengenai pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Namun, karena Pandemi Covid-19 intervensi Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) I dimodifikasi menjadi penyuluhan dengan menggunakan media poster, leaflet, booklet dan juga video edukasi mengenai upaya pengelolaan sampah yang dikirimkan langsung ke masyarakat. Kegiatan PBL II yang dilakukan secara daring menggunakan media aplikasi grup WhatsApp. Berdasarkan hasil pre-post test yang dilakukan dengan 14 peserta diketahui bahwa terdapat peningkatan dari hasil pre-test dengan hasil post-test. Berdasarkan pengetahuan masyarakat tentang pengolahan sampah terjadi peningkatan dengan nilai Sig (0,004)>0,05. Berdasarkan sikap masyarakat mengenai pengolahan sampah terjadi peningkatan dengan nilai Sig (0,031)>0,05. Diharapkan kepada masyarakat agar ikut berperan aktif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap mengenai pengelolaan sampah khususnya yang ada di Desa Pemurus RT 001B melalui penyuluhan sehingga nantinya dapat menciptakan derajat kesehatan yang lebih baik. Kata kunci: pengelolaan sampah; desa pemurus rt 001b; penyuluhan. ABSTRACTWaste is waste material, which is produced in nature in the form of solid, liquid, or gas. The waste problem is a big problem in Pemurus Village RT 001B because the way of managing household waste is only thrown into the river. Therefore, education about waste management is needed. Waste management is a systematic, comprehensive, and sustainable activity that includes waste reduction and handling. Due to the Covid-19, PBL I intervention was modified into outreach using posters, leaflets, booklets and educational videos about waste management efforts that were sent directly to the community. PBL II activities carried out online using WhatsApp group. Based on the results of the pre-post test conducted with 14 participants, it was found that there was an increase from the pre-test results to the post-test results. Based on public knowledge about waste processing, there was an increase with the Sig value (0.004)>0.05. Based on people's attitudes regarding waste management, there was an increase with the value of Sig (0.031)>0.05. It is hoped that the community will take an active role in increasing knowledge and attitudes regarding waste management, especially in Pemurus Village RT 001B through counseling so that later it can create better health degrees. Keywords: waste management; pemurus village RT 001b; counseling.
PENGETAHUAN, SIKAP, TINGKAT PENDIDIKAN DAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG Noor, Fahrin; Husaini, Husaini; Khairiyati, Laily; Noor, Meitria Syahadatina; Rosadi, Dian
Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol 8, No 1 (2021): Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jpkmi.v8i1.12288

Abstract

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2017 mencatat bahwa kasus tertinggi pemakaian desain kontrasepsi jangka panjang pada tahun 2017 berada di Kalimantan Selatan yaitu di Puskesmas Batu Tangga dengan penggunaan intra uterine device 1 (0,37%), metoda operasi wanita 4 1,24%, metoda operasi pria 2 (1,14%), implan 45 (1,85%). Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor internal maupun eksternal dari program ini. Tujuan riset ini, yaitu menjelaskan hubungan antara pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan, dukungan suami terhadap penggunaan kontrasepsi jangka panjang pada masyarakat di Kecamatan Batang Alai Timur. Penelitian ini menggunakan cross sectional. Perhitungan sampel memakai rumus uji beda 2 proporsi, uji chi square, dan teknik purposive sampling, dan jumlah sampel 68 orang. Instrumen riset menggunakan kuesioner yang telah diuji validasi dengan hasil valid. Hasil riset menyatakan jika ada hubungan antara pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan dan tidak terdapat hubungan dukungan suami dengan pemakaian kontrasepsi jangka panjang dengan p-value masing-masing 0,004, 0,036, 0,025 dan 0,624 di Puskesmas Batu Tangga. Peningkatan pengetahuan dapat diberikan oleh tenaga Kesehatan sekitar dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar laju pertumbuhan penduduk terkendali