Wahyu Nurhayati, Wahyu
Pusat Penilaian Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Nasional.

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH SUBSTITUSI SILASE TEPUNG BULU AYAM DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PEMANFAATAN PAKAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis niloticus) Nurhayati, Wahyu; Rachmawati, Diana; Samidjan, Istiyanto
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.029 KB)

Abstract

Tepung ikan merupakan bahan baku utama yang umum digunakan dalam pakan ikan.Tepung bulu ayam adalah salah satu solusi untuk pengganti tepung ikan karena memiliki protein yang tinggi, namun dalam pengaplikasiannya tepung bulu ayam harus difermentasi menggunakan mikroorganisme Saccharomyces sp. agar menghasilkan enzim protease sehingga tepung bulu ayam dapat lebih mudah dicerna oleh ikan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh subtitusi tepung ikan dengan silase tepung bulu ayam pada pakan buatan terhadap pertumbuhan relatif dan kelulushidupan ikan nila gift (O. niloticus), seta mengetahui komposisi terbaik yang memberikan pertumbuhan relatif dan kelulushidupan terbaik pada ikan nila gift (O. niloticus). Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan nila gift (O. niloticus) dengan bobot rata-rata 2,83±0,13g/ekor dan padat tebar 25ekor/m3. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini: perlakuan A (0% silase tepung bulu ayam), B (25% silase tepung bulu ayam), C (50% silase tepung bulu ayam) dan D (75% silase tepung bulu ayam), dan perlakuan E (100% silase tepung bulu ayam). Data yang diamati meliputi laju pertumbuhan relatif (RGR), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP) dan rasio konversi pakan (FCR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa silase tepung bulu ayam dalam pakan buatan memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap RGR, EPP dan FCR. Dosis terbaik perlakuan B 25% silase tepung bulu ayam mampu menghasilkan RGR, EPP dan FCR masing-masing sebesar 3,42%/hari, 78,32% dan 1,18. Feathers meal is one of the solutions to replace fish meal because higher protein, but to apply feathers meal must trhough fermentation using Saccharomyces sp. microorganism in order to produce proteases so feathers meal can more digested by fish.This study’s purpose was to know the effect of fish meal substitution with a feather meal silage on artificial feed to the growth and survival rate gift tilapia (O. niloticus), also know the best composition substitution that provides the relative growth and best survival rate on larasati tilapia (O. niloticus). The fish samples used are gift tilapia (O. niloticus) with an average weight of 2,83±0,13g/fish and stocking density of 25 fish/m3 of water. This research used experimental method completely randomized design with 5 treatments and 3 repetitions. The treatment in this study: treatment A (0% flour feathers meal silage), B (25% flour feathers meal silage), C (50% flour feathers meal silage) and D (75% flour feathers meal silage), and treatment E (100% flour feather meal silage). Data observed relative growth rate (RGR), efficiency of feed utilization (EPP) and feed convertion ratio (FCR). Results showed that the feather meal silage in artificial feed provides highly significant effect (P <0.01) against the RGR, EPP and FCR. Best dose treatment 25% feather meal silage are capable of generating RGR, EPP and FCR by 3,42%/day,78,32% and 1,18. Feathers meal is one of the solutions to replace fish meal because higher protein, but to apply feathers meal must trhough fermentation using Saccharomyces sp. microorganism in order to produce proteases so feathers meal can more digested by fish.This study’s purpose was to know the effect of fish meal substitution with a feather meal silage on artificial feed to the growth and survival rate gift tilapia (O. niloticus), also know the best composition substitution that provides the relative growth and best survival rate on larasati tilapia (O. niloticus). The fish samples used are gift tilapia (O. niloticus) with an average weight of 2,83±0,13g/fish and stocking density of 25 fish/m3 of water. This research used experimental method completely randomized design with 5 treatments and 3 repetitions. The treatment in this study: treatment A (0% flour feathers meal silage), B (25% flour feathers meal silage), C (50% flour feathers meal silage) and D (75% flour feathers meal silage), and treatment E (100% flour feather meal silage). Data observed relative growth rate (RGR), efficiency of feed utilization (EPP) and feed convertion ratio (FCR). Results showed that the feather meal silage in artificial feed provides highly significant effect (P <0.01) against the RGR, EPP and FCR. Best dose treatment 25% feather meal silage are capable of generating RGR, EPP and FCR by 3,42%/day,78,32% and 1,18.
Pengembangan Instrumen Kesiapan Bersekolah dan Pemetaan Kesiapan Bersekolah pada Anak Usia Dini di Indonesia Nurhayati, Wahyu
Indonesian Journal of Educational Assessment Vol 1, No 1 (2018): IJEA 2018
Publisher : Pusat Asesmen dan Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (781.864 KB) | DOI: 10.26499/ijea.v1i1.4

Abstract

Kesiapan bersekolah (school readiness) menjadi dasar bagi keberhasilan pendidikan seorang anak di masa depan. Hasil penelitian di berbagai literatur menunjukkan bahwa kesiapan bersekolah seorang anak tidak hanya tergantung kepada umur dan tahap perkembangan anak, karena anak tidak tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Tumbuh kembang anak dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan di sekitar anak, pola asuh orang tua, serta kondisi kesehatan dan asupan nutrisi anak. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengembangkan suatu instrument Kesiapan Bersekolah untuk anak usia dini berdasarkan 5 dimensi kesiapan bersekolah dari the National Education Goals Panel (NEGP, 1995), meliputi dimensi kesehatan fisik dan perkembangan motorik, perkembangan sosial-emosional, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, serta motivasi dan sikap kerja anak. Instrumen Kesiapan Bersekolah tersebut telah digunakan untuk melaksanakan pemetaan Kesiapan Bersekolah di 12 provinsi. Artikel ini memaparkan hasil pemetaan kesiapan bersekolah tersebut, dengan fokus pada lima dimensi Kesiapan Bersekolah dan faktor-faktor lain yang terlibat, misalnya keterlibatan orang tua dan dukungan masyarakat.