Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

MODEL KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DI PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM ASSALAM SURAKARTA Aly, Abdullah
Jurnal Varidika: Varia Pendidikan Volume 24 No. 1, Juni 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.257 KB)

Abstract

This research aims to: (1) investigate the curriculum planning of Assalaam Modern Islamic Boarding School Surakarta (henceforth MIBS) and its multicultural values; (2) understand the implementation of Assalaam MIBS curriculum and its multicultural values; (3) reveal the curriculum evaluation of  Assalaam MIBS and its multicultural values; and (4) search a model of curriculum development for multicultural Islamic Boarding Schools. This research produces 4 find- ings. First, closely investigated from multicultural perspectives, the curriculum planning of Assalaam  MIBS  includes  both  multicultural  values  (democratic  and  justice  values)  and  antimulticultural values (discrimination and injustice values). Second, in the curriculum implementation, both multicultural and antimulticultural values are exposed to students. While the values of democracy, solidarity, togetherness, love, forgiveness, peace and tolerance are embedded in the learning materials, activities, and evaluation, the values of discrimination and injustice are found in the learning references, available only for special service program as opposed to regular programs. Third, the curriculum evaluation contains multicultural values such as democracy, peace, tolerance, and togetherness particularly embedded in the processes and product of curriculum evaluation. On the other hand, conflict, hegemony and domination values are found in the interac- tion among students in daily school environments. Fourth, the model curriculum of multicultural Islamic Boarding School needs to consider three aspects: (1) the planning of the multicultural Islamic boarding school curriculum is determined by its process and product; (2) the implementation of the multicultural Islamic Boarding school curriculum is determined by the textbooks that contain multicultural values; learning strategies that stimulate students’ active participation in democratic and interesting learning activities; and evaluation of contextual and comprehensive learning results by making use of oral and written tests, portfolios, and assignments; and (3) the evaluation of the multicultural Islamic Boarding School curriculum is determined by its process and product.
STUDI DESKRIPTIF KINERJA DOSEN DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Aly, Abdullah
Profetika Vol. 17, No. 1, Juni 2016
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Entering the age of 56, UMS still need to make improvements and development inthe learning process. For the sake of improvement and development, this study was conductedin order to map the performance of UMS lecturer in lesson plan, in the implementation oflearning and in the evaluation of learning outcomes. Based on non-experimental descriptivestudy of the survey form, by questionnaire, review of documents, and FGD, the study foundthree important findings. First, UMS lecturer has a good performance in lesson planning. Second,UMS lecturer’s performance in the implementation of the learning process has not beenentirely good, because they are not using a variety of learning methods. Third, UMS lecturer’sperformance in the evaluation of learning outcomes is quite good. By the three findings abovecan be said that the performance of UMS lecturer in the learning process nearly meet the liabilitycomponent required by Law on Teachers and Lecturers in 2005 and has been referred tothe PP 19 on National Education Standards (NES) in 2005.Keywords: Lecturer’s Performance; Law on Teachers and Lecturers; the National Standards;Student Centered Learning (SCL).Abstrak: Memasuki usianya ke-56, UMS masih harus melakukan perbaikan dan pengembangandalam proses pembelajaran. Untuk kepentingan perbaikan dan pengembangan tersebut,studi ini dilakukan dengan tujuan untuk memetakan kinerja dosen UMS dalam prencanaanpembelajaran, kinerja dosen UMS dalam pelaksanaan pembelajaraan, dan kinerja dosen UMSdalam evaluasi hasil pembelajaran. Berdasarkan studi deskriptif non-eksperimental berbentuksurvei, dengan metode angket, telaah dokumen, dan FGD, studi ini menemukan tiga temuanpenting. Pertama, dosen UMS memiliki kinerja yang baik dalam perencanaan pembelajaran.Kedua, kinerja dosen UMS dalam pelaksanaan proses pembelajaran belum sepenuhnya baik,karena belum menggunakan metode pembelajaran yang beragam. Ketiga, kinerja dosen UMSdalam evaluasi hasil pembelajaran cukup baik. Dengan tiga temuan di atas dapat dikatakanbahwa kinerja dosen UMS dalam proses pembelajaran selama ini hampir memenuhi komponenkewajiban yang diminta oleh UU Guru dan Dosen Tahun 2005 dan telah mengacukepada PP No. 19 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Tahun 2005.Kata kunci: Kinerja Dosen; UU Guru dan Dosen; Standar Nasional Pendidikan; StudentCentered Learning (SCL).
TELAAH TERHADAP PROBLEM PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PADA TAHUN 2013-2014 Aly, Abdullah
Profetika Vol. 15, No. 2, Desember 2014
Publisher : Muhammadiyah University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In the beginning of 56th anniversary, Universitas Muhammadiyah Surakarta(UMS) still needs to improve and develop the implementation of Tri Dharma PerguruanTinggi (three functions of higher education institutions in Indonesia). To improve anddevelop its functions above, this study aims at exploring more detail in line with thelearning problems conducting in UMS for the academic year of 2013-2014. Based onthe bibliographic-descriptive study through the available documents analysis, the findingof this research shows that the main learning problem in UMS is the lecturers have notapplied the Student Centered Learning (SCL) learning model totally. Most of the lecturersstill apply the learning model based on Teacher Centered Learning (TCL). Few of themwho have applied learning model based on SCL. This main problem may cause threenew next problems of learning in UMS, they are: (1) the learning tends to be behavioristicand not constructive, (2) the learning is more stressing on the pedagogical aspect andnot andragogy, finally; (3) the learning have not involved the students’ activenesscomprehensively.Key Words: constructivism; behaviorism; pedagogy and andragogy.Memasuki usianya ke-56, UMS masih harus melakukan perbaikan danpengembangan dalam pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi. Untuk kepentinganperbaikan dan pengembangan tersebut, studi ini dilakukan dengan tujuan untukmenggali lebih jauh problem-problem pembelajaran yang berlangsung di UMS selamatahun 2013-2014. Berdasarkan studi deskriptif-bibliogratif melalui telaah dokumenyang tersedia, studi ini menemukan problem utama pembelajaran di UMS, yaitu bahwapara dosen belum sepenuhnya menerapkan model pembelajaran berbasis SCL (StudentCentered Learning). Sebagian besar dosen masih menerapkan model pembelajaranberbasis TCL (Teacher Centered Learning). Sebagian kecil dosen UMS lainnya barumulai menerapkan model pembelajaran berbasis SCL. Problem utama tersebutselanjutnya menyebabkan tiga problem turunan dalam pembelajaran di UMS, yaitu:(1) pembelajaran cenderung bersifat behavioristik dan bukan konstruktivistik, (2)pembelajaran lebih menekankan pada aspek pedagogis dan bukan andragogis, dan (3)pembelajaran belum sepenuhnya melibatkan keaktifan para mahasiswa.Kata Kunci: konstruktivisme; behaviorisme; pedagogi andragogi
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KARAKTER BERBASIS SOFT SKILLS DI PERGURUAN TINGGI Aly, Abdullah
Ishraqi Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Ishraqi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran karakter di perguruan tinggi belakangan ini telah menjadi perhatian penting dari para pengamat dan pakar pendidikan di Indonesia. Perhatian tersebut dilatarbelakangi oleh fakta bahwa pembelajaran di perguruan tinggi Indonesia dalam pengamatan mereka lebih banyak menekankan pada dimensi hard skills dari pada soft skills. Dalam pandangan mereka, praktik pembelajaran di perguruan tinggi di Indonesia yang ideal itu perlu memadukan antara dimensi hards skills dan soft skills.
PEMAHAMAN EVALUASI HASIL BELAJAR DI KALANGAN CALON GURU (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam di Universitas Muhammadiyah Surakarta Tahun 2016) Aly, Abdullah
Suhuf Volume 28., No.2., Nopember 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang bagaimanakah pemahaman calon guru tentang konsep evaluasi hasil belajar, setelah dianalisis data disimpulkan bahwa Kajian ini menghasilkan 4 (empat) kesimpulan penting. Pertama, pemahaman calon guru tentang konsep dan definisi evaluasi hasil belajar terbagi menjadi tiga kategori, yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Pemahaman tertinggi dan terendah dari mereka dimiliki oleh calon guru perempuan, masing-masing  sebanyak 22 orang (41,5%) dan 5 orang (9,43%). Kedua, pemahaman calon guru tentang tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar terbagi menjadi tiga kategori, yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Pemahaman tertinggi dan terendah dari mereka dimiliki oleh calon guru perempuan, masing-masing  sebanyak 16 orang (30,18%) dan 5 orang (9,43%). Ketiga, pemahaman calon guru tentang sasaran evaluasi hasil belajar terbagi menjadi tiga kategori, yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Pemahaman tertinggi dan terendah dari mereka dimiliki oleh calon guru perempuan, masing-masing  sebanyak 13 orang (24,53%) dan 10 orang (18,87%). Keempat, pemahaman calon guru tentang prosedur evaluasi hasil belajar terbagi menjadi tiga kategori, yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Pemahaman tertinggi dari mereka dimiliki oleh calon guru perempuan, sementara pemahaman yang terendah dimiliki oleh calon guru laki-laki, masing-masing  sebanyak 27 orang (50,94%) dan 10 orang (26,31%).
STUDI DESKRIPTIF KINERJA DOSEN DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Aly, Abdullah
Profetika Jurnal Studi Islam Vol. 17, No. 1, Juni 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/profetika.v17i01.2101

Abstract

Entering the age of 56, UMS still need to make improvements and development inthe learning process. For the sake of improvement and development, this study was conductedin order to map the performance of UMS lecturer in lesson plan, in the implementation oflearning and in the evaluation of learning outcomes. Based on non-experimental descriptivestudy of the survey form, by questionnaire, review of documents, and FGD, the study foundthree important findings. First, UMS lecturer has a good performance in lesson planning. Second,UMS lecturer’s performance in the implementation of the learning process has not beenentirely good, because they are not using a variety of learning methods. Third, UMS lecturer’sperformance in the evaluation of learning outcomes is quite good. By the three findings abovecan be said that the performance of UMS lecturer in the learning process nearly meet the liabilitycomponent required by Law on Teachers and Lecturers in 2005 and has been referred tothe PP 19 on National Education Standards (NES) in 2005.Keywords: Lecturer’s Performance; Law on Teachers and Lecturers; the National Standards;Student Centered Learning (SCL).Abstrak: Memasuki usianya ke-56, UMS masih harus melakukan perbaikan dan pengembangandalam proses pembelajaran. Untuk kepentingan perbaikan dan pengembangan tersebut,studi ini dilakukan dengan tujuan untuk memetakan kinerja dosen UMS dalam prencanaanpembelajaran, kinerja dosen UMS dalam pelaksanaan pembelajaraan, dan kinerja dosen UMSdalam evaluasi hasil pembelajaran. Berdasarkan studi deskriptif non-eksperimental berbentuksurvei, dengan metode angket, telaah dokumen, dan FGD, studi ini menemukan tiga temuanpenting. Pertama, dosen UMS memiliki kinerja yang baik dalam perencanaan pembelajaran.Kedua, kinerja dosen UMS dalam pelaksanaan proses pembelajaran belum sepenuhnya baik,karena belum menggunakan metode pembelajaran yang beragam. Ketiga, kinerja dosen UMSdalam evaluasi hasil pembelajaran cukup baik. Dengan tiga temuan di atas dapat dikatakanbahwa kinerja dosen UMS dalam proses pembelajaran selama ini hampir memenuhi komponenkewajiban yang diminta oleh UU Guru dan Dosen Tahun 2005 dan telah mengacukepada PP No. 19 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Tahun 2005.Kata kunci: Kinerja Dosen; UU Guru dan Dosen; Standar Nasional Pendidikan; StudentCentered Learning (SCL).
MODEL KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM MULTIKULTURAL DI PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM ASSALAM SURAKARTA Aly, Abdullah
Jurnal VARIDIKA Volume 24 No. 1, Juni 2012
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.257 KB) | DOI: 10.23917/varidika.v24i4.700

Abstract

This research aims to: (1) investigate the curriculum planning of Assalaam Modern Islamic Boarding School Surakarta (henceforth MIBS) and its multicultural values; (2) understand the implementation of Assalaam MIBS curriculum and its multicultural values; (3) reveal the curriculum evaluation of  Assalaam MIBS and its multicultural values; and (4) search a model of curriculum development for multicultural Islamic Boarding Schools. This research produces 4 find- ings. First, closely investigated from multicultural perspectives, the curriculum planning of Assalaam  MIBS  includes  both  multicultural  values  (democratic  and  justice  values)  and  antimulticultural values (discrimination and injustice values). Second, in the curriculum implementation, both multicultural and antimulticultural values are exposed to students. While the values of democracy, solidarity, togetherness, love, forgiveness, peace and tolerance are embedded in the learning materials, activities, and evaluation, the values of discrimination and injustice are found in the learning references, available only for special service program as opposed to regular programs. Third, the curriculum evaluation contains multicultural values such as democracy, peace, tolerance, and togetherness particularly embedded in the processes and product of curriculum evaluation. On the other hand, conflict, hegemony and domination values are found in the interac- tion among students in daily school environments. Fourth, the model curriculum of multicultural Islamic Boarding School needs to consider three aspects: (1) the planning of the multicultural Islamic boarding school curriculum is determined by its process and product; (2) the implementation of the multicultural Islamic Boarding school curriculum is determined by the textbooks that contain multicultural values; learning strategies that stimulate students? active participation in democratic and interesting learning activities; and evaluation of contextual and comprehensive learning results by making use of oral and written tests, portfolios, and assignments; and (3) the evaluation of the multicultural Islamic Boarding School curriculum is determined by its process and product.
MODEL PENGEMBANGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH BERKUALITAS MELALUI TRANSFORMASI KURIKULUM AIK (AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN) Aly, Abdullah
Profetika Jurnal Studi Islam Vol. 20, No. 1, Juni 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/profetika.v20i1.8947

Abstract

This study aims to describe the development model of quality Muhammadiyah schools through the transformation of the Al-Islam and Kemuhammadiyahan curriculum. The research method used is descriptive qualitative with library research approach and field research, with document studies, observations and interviews as a method of data collection. The material object of this research is Muhammadiyah Junior High School (SMPM) 01 in Surakarta and Muhammadiyah Junior High School (SMPM) Plus in Klaten. The study produced two main conclusions. First, the efforts to develop quality of SMPM 01 in Surakarta and SMPM Plus in Klaten were carried out by means of AIK curriculum transformation. This method focuses on developing two standards, namely: content standards and process standards. In the context of content standards and process standards, both schools transform AIK curriculum by adding material on Islamic Religion that has been established by government regulations, and adding activities through strengthening AIK learning in the classroom, and increasing religious co-curricular and extra-curricular activities. Second, the AIK learning process has the potential to develop quality Muhammadiyah schools. Both schools use varied methods in developing classroom learning activities, and in religious co-curricular and extra-curricular activities. In this case, the teachers use learning methods in the form of: habituation, memorization, practice and repetition, question and answer, discussion, games, and practiceAbstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model pengembangan sekolah Muhammadiyah yang berkualitas melalui transformasi kurikulum Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan, dengan studi dokumen, pengamatan dan wawancara sebagai metode pengumpulan data. Objek material dari penelitian ini adalah Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah (SMPM) 01 Surakarta dan Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah (SMPM) Plus Klaten. Dari penelitian ini dapat dihasilkan dua kesimpulan pokok. Pertama, upaya pengembangan sekolah Muhammadiyah berkualitas di SMPM 01 Surakarta dan SMPM Plus Klaten dilakukan dengan cara transformasi kurikulum AIK. Cara ini difokuskan pada pengembangan dua standar, yaitu: standar isi dan standar proses. Dalam konteks standar isi dan standar proses, kedua sekolah melakukan transformasi kurikulum AIK dengan cara menambah materi Pendidikan Agama Islam yang telah ditetapkan oleh peraturan pemerintah, dan menambah kegiatan melalui penguatan pembelajaran AIK di kelas, dan menambah kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler keagamaan. Kedua, proses pembelajaran AIK sangat potensial untuk mengembangkan sekolah Muhammadiyah berkualitas. Kedua sekolah menggunakan metode yang bervariasi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran di kelas, dan dalam kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler keagamaan. Dalam hal ini, para guru menggunakan metode pembelajaran berupa: pembiasaan, hafalan, latihan dan pengulangan, tanya jawab, diskusi, game, dan praktik.
TELAAH TERHADAP PROBLEM PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PADA TAHUN 2013-2014 Aly, Abdullah
Profetika Jurnal Studi Islam Vol. 15, No. 2, Desember 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/profetika.v15i02.2000

Abstract

In the beginning of 56th anniversary, Universitas Muhammadiyah Surakarta(UMS) still needs to improve and develop the implementation of Tri Dharma PerguruanTinggi (three functions of higher education institutions in Indonesia). To improve anddevelop its functions above, this study aims at exploring more detail in line with thelearning problems conducting in UMS for the academic year of 2013-2014. Based onthe bibliographic-descriptive study through the available documents analysis, the findingof this research shows that the main learning problem in UMS is the lecturers have notapplied the Student Centered Learning (SCL) learning model totally. Most of the lecturersstill apply the learning model based on Teacher Centered Learning (TCL). Few of themwho have applied learning model based on SCL. This main problem may cause threenew next problems of learning in UMS, they are: (1) the learning tends to be behavioristicand not constructive, (2) the learning is more stressing on the pedagogical aspect andnot andragogy, finally; (3) the learning have not involved the students? activenesscomprehensively.Key Words: constructivism; behaviorism; pedagogy and andragogy.Memasuki usianya ke-56, UMS masih harus melakukan perbaikan danpengembangan dalam pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi. Untuk kepentinganperbaikan dan pengembangan tersebut, studi ini dilakukan dengan tujuan untukmenggali lebih jauh problem-problem pembelajaran yang berlangsung di UMS selamatahun 2013-2014. Berdasarkan studi deskriptif-bibliogratif melalui telaah dokumenyang tersedia, studi ini menemukan problem utama pembelajaran di UMS, yaitu bahwapara dosen belum sepenuhnya menerapkan model pembelajaran berbasis SCL (StudentCentered Learning). Sebagian besar dosen masih menerapkan model pembelajaranberbasis TCL (Teacher Centered Learning). Sebagian kecil dosen UMS lainnya barumulai menerapkan model pembelajaran berbasis SCL. Problem utama tersebutselanjutnya menyebabkan tiga problem turunan dalam pembelajaran di UMS, yaitu:(1) pembelajaran cenderung bersifat behavioristik dan bukan konstruktivistik, (2)pembelajaran lebih menekankan pada aspek pedagogis dan bukan andragogis, dan (3)pembelajaran belum sepenuhnya melibatkan keaktifan para mahasiswa.Kata Kunci: konstruktivisme; behaviorisme; pedagogi andragogi
Violence in online media and its implication to Islamic education of Indonesia Abdullah Aly; Muhammad Thoyibi
Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies Vol 10, No 1 (2020): Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies
Publisher : IAIN Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18326/ijims.v10i1.177-198

Abstract

This article focused on two aspects. In aspect one we focused on the respond of online media to the issues of violence in Indonesia, especially Suara Muhammadiyah Online and Nahdhatul Ulama Online. In aspect two we recommend that the results of this study be the basis for developing Islamic education in Indonesia. Data collection was conducted by document study to texts of Suara Muhammadiyah Online as well as Nahdhatul Ulama Online, especially the issues of violence in Indonesia. The data were analyzed with discourse analysis used social semiotics model of Halliday, M.A.K. The study found that Muhammadiyah and NU had the same response to the issues of violence in Indonesia as social problems which should be denied. Both reject any form of violence, although they differ in detail the types of violence and the reasons for the rejection of violent cases in Indonesia. Furthermore, the results of the study recommended selecting both teaching materials and learning methods. Both were the opinions of Ibn Miskawayh and Naquib al-Attas and were further offered as a strategy to reduce the cases of violence that have occurred in Indonesia.Artikel ini fokus pada dua aspek: fokus pertama pada tanggapan media online terhadap isu-isu kekerasan di Indonesia, terutama Suara Muhammadiyah Online dan Nahdhatul Ulama Online; fokus kedua adalah pada rekomendasi bahwa hasil penelitian ini menjadi dasar untuk mengembangkan pendidikan Islam di Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan studi dokumen teks-teks Suara Muhammadiyah Online serta Nahdhatul Ulama Online, terutama yang terkait dengan masalah kekerasan di Indonesia. Data dianalisis dengan analisis wacana yang menggunakan model semiotika sosial Halliday, M.A.K. Studi ini menemukan bahwa Muhammadiyah dan NU memiliki respons yang sama terhadap masalah kekerasan di Indonesia sebagai masalah sosial yang harus ditolak. Keduanya menolak segala bentuk kekerasan, meskipun mereka berbeda secara rinci mengenai jenis kekerasan dan alasan penolakan terhadap kasus kekerasan di Indonesia. Selanjutnya, hasil penelitian merekomendasikan memilih bahan ajar dan metode pembelajaran yang dikemukakan oleh Ibn Miskawayh dan Naquib al-Attas dan selanjutnya ditawarkan sebagai strategi untuk mengurangi kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Indonesia.