Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Resiliensi guru sekolah menengah atas/kejuruan Efianingrum, Ariefa; Maryani, Maryani; Sukardi, Joko Sri; Hanum, Farida; Dwiningrum, Siti Irene Astuti
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Vol 16, No 2 (2023): September
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpipfip.v16i2.63211

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi individu guru SMA/SMK di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menganalisis, dan menguji secara empiris pengaruh ketujuh aspek resiliensi terhadap resiliensi individu. Analisis dan pengujian menggunakan instrumen skala resiliensi personal dengan mengadopsi dari teori yang dikembangkan oleh Reivich dan Shatte. Populasi dalam penelitian adalah seluruh guru SMA/SMK di DIY, dengan pengambilan sampel minimum menggunakan rumus Lamshow sebanyak 249 guru SMA/SMK dengan teknik purposive sampling dan analisis data menggunakan SEM (Structural Equation Model) dengan bantuan software Lisrel 8.54. Temuan utama penelitian ini menunjukkan tingkat resiliensi individu guru SMA/SMK di DIY dengan mendasarkan pada tujuh faktor resiliensi individu yaitu aspek emotional regulation, impulse control, optimism, causal analysis, empathy, self-efficacy, and reaching out. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa aspek resiliensi individu guru SMA/SMK di DIY yang memiliki pengaruh paling dominan adalah aspek keempat (optimism), aspek kedua (impulse control), aspek keenam (aspect self efficacy), aspek ketiga (aspect empathy), aspek kelima (aspect causal analysis). Adapun aspek resiliensi individu guru SMA/SMK di DIY yang memiliki pengaruh terendah pada aspek ketujuh (reaching out) dan aspek kesatu (emotional regulation). Resilience of high school/vocational school teachersThe purpose of this study was to determine the factors that influence the individual resilience of SMA/SMK teachers in Daerah Istimewa Yogyakarta(DIY), analyze and empirically test the influence of the seven aspects on individual resilience using the individual resilience scale instrument adopted from Reivich and Shatte. The research population was all high school teachers in Yogyakarta, with a minimum sampling using the Lamshow formula of 249 high school teachers with purposive sampling technique and data analysis using SEM (Structural Equation Model) with the help of Lisrel 8.54 software. The main finding of the research is the individual resilience of high school teachers in Yogyakarta, which looks at seven individual resilience factors: emotional regulation, impulse control, optimism, causal analysis, empathy, self-efficacy, and reaching out. Based on the results of SEM analysis, explain that the most dominant aspects of individual resilience of high school teachers in DIY are the fourth aspect (aspect of optimism), the second aspect (aspect of impulse control), the sixth aspect (aspect of self-efficacy), the third aspect (aspect empathy), the fifth aspect (aspect causal analysis), and the lowest in the seventh aspect (aspect reaching out) and the first aspect (aspect emotional regulation.
TRANSFORMASI NILAI-NILAI INTI BUDAYA DALAM PERBAIKAN SEKOLAH Siswoyo, Dwi; Sukardi, Joko Sri; Efianingrum, Ariefa
FOUNDASIA Vol 9, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/foundasia.v9i1.26163

Abstract

Kegiatan PPM ini bertujuan untuk menggelorakan spirit perbaikan dan peningkatan mutu sekolah. Upaya tersebut memerlukan berbagai pendekatan, baik struktural maupun kultural. Pendekatan kultural memusatkan perhatian pada kesadaran dan komitmen warga sekolah tentang pentingnya nilai-nilai. Nilai-nilai inti budaya sekolah bersumber dari sekolah dan disepakati bersama oleh warga sekolah. Nilai-nilai tersebut perlu ditransformasikan untuk menginspirasi warga sekolah dalam peningkatan prestasi dan kinerja. Metode kegiatan adalah pelatihan dengan sasaran kepala sekolah, guru, dan perwakilan orang tua siswa di dua sekolah dasar di wilayah Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa transformasi dapat dilakukan setelah nilai-nilai inti budaya sekolah digali dan disepakati bersama. Sekolah perlu mengidentifikasi keunggulan, potensi, tantangan, dan hambatan dalam upaya perbaikan sekolah. Hasilnya menjadi pertimbangan dalam menentukan solusi terhadap problem kontekstual di sekolah. Upaya perbaikan sekolah memerlukan pelibatan orang tua siswa dan kemitraan dengan institusi lain dalam seluruh tahapan proses kebijakan. Mulai dari perancangan, perumusan, implementasi, dan evaluasi program yang mendukung upaya perbaikan sekolah. Kata Kunci: transformasi, nilai budaya, sekolah dasar