R. Lukas Martindro Satrio Ari Wibowo, R. Lukas Martindro Satrio Ari
Politeknik ATK, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh pengawetan kulit ikan buntal (Arothon reticularis) terhadap suhu kerut ditinjau melalui analisis differential scanning calorimeter (DSC) Wibowo, R. Lukas Martindro Satrio Ari; Syabani, Muh. Wahyu
Majalah Kulit, Karet, dan Plastik Vol 31, No 2 (2015): Majalah Kulit, Karet, dan Plastik
Publisher : Center for Leather, Rubber, and Plastic Ministry of Industry, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.796 KB) | DOI: 10.20543/mkkp.v31i2.507

Abstract

The aim of this study was to determine the effect of the skin preservation type against shrinkage temperature of leather. The material used in this study was the skin of pufferfish (Arothon reticularis) that have been preserved by salting, formaldehyde and pickling and also raw skin as a reference. The method used to measure the shrinkage temperature was thermal analysis using Differential Scanning Calorimeter (DSC) that operated from 4°C up to 440°C with nitrogen stream. DSC measurement results showed that shrinkage temperature of puffer fish preserved with formaldehyde was higher than salting and pickling, which is 63.64°C; 47.95°C; 57.37oC respectively. The advantage of using formaldehyde compared to others preservation technique was not only can protect the skin from damage by microorganisms, but also can create a bond with the collagen .Keyword: Puffer fish, differential scanning calorimeter, skin preservation.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pengawetan kulit terhadap indikator penting kualitas kulit yaitu shrinkage temperature. Material yang digunakan adalah kulit ikan buntal (Arothon reticularis) yang sudah diawetkan dengan penggaraman, formaldehid dan pengasaman serta kulit mentah sebagai blangko. Metode yang digunakan untuk mengukur shrinkage temperature adalah analisis thermal menggunakan Differential Scanning Calorimeter (DSC) yang dioperasikan mulai suhu 4oC sampai dengan 440oC dengan aliran gas nitrogen. Hasil pengukuran DSC menunjukkan shrinkage temperature kulit ikan buntal awetan formaldehid lebih tinggi dibandingkan awetan penggaraman dan pengasaman, yaitu berturut-turut 63,64 oC; 47,95 oC; 57,37 oC. Kelebihan dari formaldehid selain dapat melindungi kulit dari kerusakan oleh mikroorganisme, juga dapat membuat ikatan dengan kolagen kulit. Kata kunci: Ikan buntal, Differential Scanning Calorimeter, pengawetan kulit.
Pelatihan Penyamakan Kulit Kelinci Berbulu kepada Peternak di Terminal Kelinci Bantul Rahmawati, Atiqa; Ajie, Baskoro; Robbika, Fadzkurisma; Wibowo, R. Lukas Martindro Satrio Ari; Yuliatmo, Ragil; Abdullah, Sofwan Siddiq; Ukhdiyati, Mustafidah
Sewagati Vol 8 No 2 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v8i2.849

Abstract

Kulit kelinci merupakan salah satu limbah yag dihasilkan dari peternakan kelinci. Pada umumnya kulit kelinci dimanfaatkan untuk pakan ternak, dan kulit yang sudah hampir membusuk dibuang ke badan air. Pemanfaatan kulit kelinci dapat dilakukan dengan menyamak kulit baik dengan bulu atau tanpa bulu. Pemanfaatan kulit kelinci dengan metode penyamakan dapat meningkatkan nilai jual kulit kelinci. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat yaitu untuk memberikan pengetahuan kepada peternak kelinci dalam memanfaatkan kulit kelinci sehingga menghasilkan produk yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan kulit kelinci mentah. Metode kegiatan pengabdian masyarakat yaitu dimulai dengan observasi masalah, melakukan FGD dengan stakeholder, perumusan solusi dengan tim pengabdian, persiapan alat dan bahan, pelaksanaan kegiatan, dan pelaporan kegiatan. Kegiatan pengabdian yaitu penyamakan kulit kelinci beserta bulunya dengan menggunakan bahan penyamak kromium dan aldehid. Hasil kegiatan program pengabdian yaitu kulit kelinci samak bulu yang dengan suhu kerut 85oC, mempunyai pegangan lemas dan bulu tidak mudah rontok. Sedangkan hasil evaluasi instruktur mempunyai rata-rata keseluruhan dari tiap aspek sebesar 83,8 (skala 0-100) dan evaluasi kegiatan mempunyai rata-rata keseluruhan dari tiap aspek sebesar 4,34 (skala 0-5). Kegiatan pengabdian diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi peternak kelinci sehingga dapat memanfaatkan kulit kelinci menjadi produk yang lebih mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi.