Ahmad Syahroni, Ahmad
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus, PO BOX 53, Gondang Manis Bae, Kudus

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMBAHASAN METODE PEMAHAMAN HADIS IMAM SYAFI’I SYAHRONI, AHMAD
Aktualita: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Vol 9 No 1 (2019): Aktualita: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian masyarakat STAI An-Nadwah Kuala Tungkal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini menjelaskan tentang metode pemahaman hadis imam syafi’i. Pembahasannya difokuskan pada permasalahan pokok yaitu : metode pemahaman hadis imam syafi’i. Tulisan ini merupakan hasil dari kajian pustaka dengan menggunakan sudut pandang hukum normatif, historis dan sosiologis. hasil dari tulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara imam syafi’I meramu suatu hadis kedalam ilmu syariat yang mudah dicerna dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembahasan ini Imam Syafii menitikberatkan pemahaman hadis pada empat poin penting, yaitu: (1). Am dan Khos (Umum dan Khusus). Khobar ‘am: berlaku untuk semua dan dalam keadaan yang umum. Seperti jumlah rakaat dalam shalat, puasa ramadhan dan larangan berbuat keji. Khobar khos: kekhususan hukum yang berlaku untuk kejadian tertentu. Seperti misalnya sujud sahwi. (2). Hadits Ahad. Imam Syafii menerima hadits ahad sebagai hujjah dengan syarat: Orang yang meriwayatkan terpercaya dalam agamanya, Dikenal jujur dalam periwayatan, Memahami apa yang diriwayatkan, Menyadari suatu lafadz yang mungkin dapat mengubah arti hadits, Periwayatan hadits harus bil lafdzi (kata demi kata), Perawi hendaknya menghafal di luar kepala, atau mencatatnya dengan cermat apabila meriwayatkan dengan catatan. (3). Naskh dan Mansukh. Imam Syafii membatasi naskh dengan 3 cara: Ada penetapan tertulis dari Rasulullah SAW, atau dari sebagian sahabat, atau dari orang yang mendengarnya dari sahabat, Kesepakatan bahwa hadits yang satu menasakh yang lain. Dengan mengetahui urutan haditsnya. Yang awal dinasakh oleh yang datang kemudian.
PERBANDINGAN NILAI KALOR BIOBRIKET YANG TERBUAT DARI BOTTOM ASH LIMBAH PLTU DAN BIOMASSA CANGKANG KOPI DENGAN VARIASI KOMPOSISI DAN JENIS PENGIKAT YANG BERBEDA Gunawan, Budi; Slamet, Sugeng; Syahroni, Ahmad
TEKNIK Vol 36, No 2 (2015): (December 2015)
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.222 KB) | DOI: 10.14710/teknik.v36i2.8688

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat biobriket dari bahan bottom ash limbah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan biomassa cangkang kopi dengan zat pengikat tetes tebu serta menguji nilai kalor yang dihasilkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah; pembuatan biobriket dengan memvariasi komposisi antara bottom ash dengan biomassanya serta zat pengikat yang berbeda. Variasi komposisi antara biomassa cangkang kopi dengan bootom ash yang digunakan adalah 60% : 40% dan 70% : 30%, sedangkan bahan perekatnya menggunakan tetes tebu dan tepung kanji. Pengujian yang dilakukan adalah menguji nilai kalor dari biobriket yang dihasilkan menggunakan alat uji calloriboom. Dari hasil pengujian didapatkan biobriket dengan komposisi 70% biomassa cangkang kopi dan 30% bottom ash dengan pengikat tetes tebu mempunyai nilai kalor yang paling tinggi dibandingkan dengan komposisi dan pengikat yang lain dengan nilai kalor yang dihasilkan yaitu 2496,18 kal/gr. Nilai kalor ini dipengaruhi oleh kandungan karbon aktif yang terdapat pada arang cangkang kopi dan besar kecilnya kandungan carbon, oxygen dan ash yang dimiliki, semakin tinggi kandungan carbon dan oxygen maka makin tinggi pula nilai kalor yang kandungan kalor yang terdapat pada jenis perekat tetes tebu lebih tinggi dari pada tepung kanji. [Title: Comparison of Calorific Value of Biobriket Made of Bottom Ash Waste and Biomass Plant Shell Coffee by Varying Composition and Types of Binder] This study is aimed to make biobriket of bottom ash material waste biomass power plant and different binder of coffee shell (molasses) as well as measuring the calorific value. The method in this study are by manufacturing biobricket by varying the composition of bottom ash with biomass and different binder. Biomass composition variation of the shell coffee and bottom ash are 60%:40% and 70%:30%. The binder used are molasses and starch. This experiment was carry out by measuring the calorific value of produced biobricket. From results, the biobricket with a composition of 70% biomass and 30% coffee shell bottom ash and molasses binder has the highest calorific value in comparison to other binder composition. The calorific value is 2496.18 cal/g. This calorific value is influenced by the content of activated carbon contained in charcoal shell of coffee and size of the content of carbon, oxygen and ash. Increased calorific values between the molasses and starch binders suggested that the calorific value of product when using molasses binder is higher than that of starch.