Joni Haryadi, Joni
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kajian Awal Kemunculan Hiu Paus (Rhyncodon typus, Smith 1828) di Teluk Tomini Dihubungkan dengan Faktor Fisik dan Biologi Perairan Rahman, Arip; Haryadi, Joni; Sentosa, Agus Arifin; Mujiyanto, Mujiyanto
Jurnal Akuatika Indonesia Vol 2, No 2 (2017): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (27.83 KB)

Abstract

Kemunculan hiu paus di Desa Botubarani Teluk Tomini Gorontalo menjadi fenomena langka bagi masyarakat setempat. Kegiatan pengamatan kemunculan hiu paus (Rhincodon typus) dilakukan pada bulan April dan Mei 2016 di Teluk Tomini Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan adalah pengamatan bawah air untuk mengidentifikasi hiu paus dan tingkah lakunya. Pengukuran kualitas air dan pengambilan sampel plankton dan larva dilakukan disekitar lokasi kemunculan hiu paus. Selama pengamatan ditemukan lima ekor hiu paus dengan ukuran berkisar 3-8 m. Tingkah laku hiu paus yang teramati oleh penyelam, hiu paus muncul dari kedalaman >100 m kemudian berenang berputar-putar pada kedalaman 15-20 m sesekali membuka mulutnya untuk menyaring makanan. Hasil pengamatan kualitas air disekitar lokasi kemunculan hiu paus, nilai salinitas berkisar antara 31,96-33,23 0/00, nilai oksigen terlarut berkisar 6,02-7,48 mg.l-1. Kelimpahan zooplankton tertinggi diperoleh pada pengamatan bulan April yaitu Acartia sp. dari kelas Crustaceae dengan kelimpahan 12385 ind.l-1. Kelimpahan larva disekitar lokasi kemunculan hiu paus didominasi oleh copepod dan larva ikan. Faktor makanan diduga menjadi salah satu faktor munculnya hiu paus di Teluk Tomini.
Sumberdaya Kuda Laut (Hippocampus spp.) di Perairan Pulau Bintan, Teluk Lampung dan Pulau Tanakeke Putri, Masayu Rahmia Anwar; Suryandari, Astri; Haryadi, Joni
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1926.457 KB) | DOI: 10.14203/oldi.2019.v4i1.194

Abstract

Informasi tentang sumberdaya kuda laut sangat terbatas, dari 35 jenis kuda laut di dunia yang terdaftar dalam IUCN redlist, 20 jenis terdaftar sebagai “data deficient” yang menggambarkan kurangnya informasi terkait kuda laut, bahkan untuk jenis yang sangat tereksploitasi. Penelitian ini dilakukan untuk menginventarisir sumberdaya kuda laut (Hippocampus spp.) meliputi informasi jenis, ukuran, nisbah kelamin dan kepadatan kuda laut dari tiga lokasi potensial, yaitu perairan Pulau Bintan, Teluk Lampung dan Pulau Tanakeke. Observasi lapangan dilakukan pada tahun 2016 dengan metode purposive sampling, wawancara dengan para nelayan dan pengepul kuda laut serta studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan sumberdaya kuda laut yang ditemukan di ketiga lokasi penelitian. Jenis kuda laut paling banyak ditemukan di perairan Bintan, sebanyak empat jenis (H. comes, H. spinossisimus, H. hystrix, dan H. kuda), diikuti Teluk Lampung dua jenis (H. comes dan H. kuda) dan di perairan Tanakeke hanya ditemukan satu jenis (H. barbouri). Sebagian besar kuda laut yang ditemukan selama penelitian dikategorikan sudah matang secara seksual dimana kuda laut yang mendominasi berukuran 11-12 cm. Jenis dan kepadatan kuda laut yang berbeda di ketiga lokasi penelitian didukung oleh perbedaan habitat dimana kuda laut ditemukan. Kepadatan kuda laut di ketiga lokasi penelitian cenderung rendah akibat eksploitasi yang berlebihan, perubahan lingkungan dan kerusakan habitat. Langkah pengelolaan berbasis aspek biologi dan kondisi ekologi dari masing-masing wilayah perlu dilakukan untuk perikanan kuda laut yang berkelanjutan.
Struktur Komunitas Makrozoobentos di Situ Gintung, Situ Bungur Dan Situ Kuru, Ciputat Timur Rijaluddin, Alfan Farhan; Wijayanti, Fahma; Haryadi, Joni
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 18 No. 2 (2017)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (898.745 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v18i2.1613

Abstract

Makrozoobentos adalah biota yang hidup di dalam substrat maupun menempel di permukaan dasar perairan. Makrozoobentos memiliki peran penting dalam eksositem akuatik, yaitu sebagai sumber makanan biota perairan dan sebagai detritus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman makrozoobentos di Situ Gintung, Situ Bungur dan Situ Kuru. Titik pengambilan sampel terdiri dari 5 stasiun dengan masing-masing 3 ulangan. Faktor fisik kimia makrozoobentos diuji dengan t-test. Hasil t-test menunjukkan di Situ Gintung dan Situ Bungur hanya nilai pH yang berbeda (p<0,01), sedangkan Situ Kuru memiliki kondisi fisik kimia yang berbeda dengan Situ Gintung dan Situ Bungur (p<0,01). Makrozoobentos yang ditemukan di ketiga lokasi pengamatan seluruhnya terdiri dari 10 famili dan 16 jenis. Makrozoobentos dari jenis P. canaliculata terlihat mendominasi pada lokasi Situ Gintung. Sedangkan pada lokasi Situ Kuru jenis T. tubifex ditemukan lebih mendominasi. Nilai indeks keanekaragaman (H’) di Situ Gintung (1,74) dan Situ Bungur (2,29) yang tergolong sedang, mengindikasikan kedua perairan tercemar sedang. Sedangkan nilai indeks keanekaragaman Situ Kuru (0,92) yang rendah, mengindikasikan perairan tersebut tercemar berat.Kata kunci : keanekaragaman, makrozoobentos, Situ Gintung, Situ Bungur, Situ Kuru
Mitigasi Beban Fosfor dari Kegiatan Budidaya dengan Penebaran Ikan Bandeng (Chanos chanos) Di Waduk Cirata, Jawa Barat Warsa, Andri; Haryadi, Joni; Astuti, Lismining Pujiyani
Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 19 No. 2 (2018)
Publisher : Center for Environmental Technology - Agency for Assessment and Application of Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.089 KB) | DOI: 10.29122/jtl.v19i2.2669

Abstract

ABSTRACTThe phosphorus loading from aquaculture activity as a product of floating net cages (KJA) in Cirata Reservoir have exceeded the carrying capacity of the aquatic ecology. This results in a decrease in water quality which is characterized by uncontrolled phytoplankton growth. The stocking of fish is one of the ways used in the improvement of the aquatic environment resulting eutrophication. Phosphorus which is wasted from cultivation activity will be utilized by phytoplankton for its growth. The phytoplankton can be utilized by planktivorous fish as its natural feed. One type of fish that can be used for stocking is a planktivora fish as milkfish (Chanos chanos). The purpose of this study was to estimate the load of phosphorus and calculate the number of milkfish seeds which are planktivorous fish that can be stocked with the aim of reducing phosphorus waste from aquaculture activities in Cirata Reservoir, West Java. The result showed that P load from cultivation activity at Cirata Reservoir was 1,206 tons/year. The concentration of chlorophyll-a and the primary productivity produced by the P load from the cultivation activities were 28.6 mg/m3 and 364.6 gC/m2/year respectively. The number of milkfish seeds that can be stocked as an effort to utilize the load of phosphorus as much as 1.8 million/year. The P load can be reduced based on estimation of harvested fish biomass and phosphor requirement for milkfish of 11.52 ton/year.Keywords: Cirata Reservoir, phosphorus loading, stocking, milkfishABSTRAKBeban masukkan fosfor (P) dari kegiatan budidaya ikan dalam keramba jaring (KJA) dari pakan yang terbuang dan sisa metabolisme ikan di Waduk Cirata telah melebihi daya dukung ekologi perairan. Hal ini berdampak pada penurunan kualitas perairan yang ditandai oleh pertumbuhan fitoplankton yang tidak terkendali. Penebaran ikan merupakan salah satu cara yang digunakan dalam perbaikan lingkungan perairan akibat dari eutrofikasi. Fosfor di perairan dimanfaatkan oleh fitoplankton untuk pertumbuhannya. Fitoplankton tersebut dapat dimanfaatkan oleh ikan planktivora sebagai pakan alaminya.Salah satu jenis ikan yang dapat ditebar (stocking) adalah ikan planktivora yaitu ikan bandeng (Chanos chanos). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengestimasi beban masukkan fosfor serta menghitung jumlah benih ikan bandeng yang dapat ditebar dengan tujuan pengurangan limbah fosfor dari kegiatan budidaya di Waduk Cirata, Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan beban P yang berasal dari kegiatan budidaya di Waduk Cirata sebesar 1.206 ton/tahun. Konsentrasi klorofil-a dan produktivitas primer yang dihasilkan oleh beban P dari kegiatan budidaya masing-masing sebesar 28,6 mg/m3 dan 364,6 gC/m2/tahun. Jumlah benih ikan bandeng yang dapat ditebar sebagai upaya pemanfaatan beban masukkan fosfor sebanyak 1,8 juta ekor/tahun. Beban P yang mampu dikurangi berdasarkan estimasi biomassa ikan yang dipanen dan kebutuhan fosfor untuk ikan bandeng sebesar ton 11,52 ton/tahun.Kata kunci: Waduk Cirata, beban fosfor, penebaran, bandeng