Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIBAKTERI BEBERAPA FRAKSI EKSTRAK DAUN JERUK NIPIS(Citrus aurantifolia Swingle) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Dewi Andini Kunti Mulangsri; Riza Laksanasari; Rizqi Amaliyah; Assyifatul Fitri; Awal P. Kusumadewi
CENDEKIA EKSAKTA Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3194/ce.v4i1.2667

Abstract

Pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli dapat dihambat oleh daun jeruk nipis (C. aurantifolia Swingle) berdasarkan laporan penelitian terdahulu. Fraksinasi dapat menarik senyawa-senyawa non polar, semi polar dan polar dalam ekstrak etanol 70% daun jeruk nipis. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kemampuan antibakteri ketiga jenis fraksi  ekstrak daun jeruk nipis terhadap S. aureus dan E. coli.Ekstrak daun jeruk nipis diperoleh dengan metode perkolasi  menggunakan penyari etanol 70% dan difraksinasi bertingkat secara partisi cair‐cair dengan penyarin-heksan, etil asetat dan air. Konsentrasi sampel uji yang digunakan adalah fraksi n-heksan dan fraksi air menggunakan konsentrasi yang sama yaitu 2000, 2500, 3000, 3500 dan 4000 µg/disk sedangkan fraksi etil asetat menggunakan konsentrasi 200, 400, 600, 800 dan 1000 µg/disk. Metode pengujianaktivitas antibakteri menggunakan difusi agar. Kontrol positif dan kontrol negatif yang digunakan berturut-turut adalah kloramfenikol 30 µg/disk dan DMSO 20%. Pengamatan dilakukan berupa zona hambat yang nampak, diukur menggunakan jangka sorong dan data yang diperoleh diinterpretasikan secara deskriptif. Hasil penelitian yang diperolehhanya fraksi etil asetat dari ekstrak etanol 70% daun jeruk nipis yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap E. coli dan S. aureus pada semua konsentrasi uji dengan daya antibakteri sedang sampai kuat.  Sedangkan fraksi n-Heksan dan fraksi air ekstrak etanol 70%daun jeruk nipis tidak memiliki aktivitas antibakteri. Kata kunci : fraksi, daun jeruk nipis, antibakteri, Escherichia coli, Staphylococcus aureus
STANDARISASI EKSTRAK TERPURIFIKASI DAUN MANGGA ARUMANIS (Mangifera indica L.) Dewi Andini Kunti Mulangsri; Elya Zulfa; Sugar Arifin; Masduki Faqih
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i2.3006

Abstract

Ekstrak etanol daun mangga arumanis perlu dilakukan standarisasi untuk menjamin konsistensi mutu, keamanan dan efek yang dihasilkan. Purifikasi ekstrak dilakukan untuk menghilangkan adanya zat ballast yang tidak dapat menghasilkan efek terapi. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh dan mengetahui hasil standarisasi ekstrak terpurifikasi daun mangga arumanis (ETDMA). Daun mangga arumanis disari dengan metode maserasi, pelarut etanol 96%, dilanjutkan purifikasi ekstrak dengan metode ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut air panas-etilasetat. Standarisasi ETDMA dilakukan untuk parameter spesifik dan nonspesifik. Parameter spesifik meliputi uji organoleptis, kadar senyawa larut air dan larut etanol. Parameter nonspesifik meliputi kadar air, kadar abu total, kadar abu tidak larut asam dan uji cemaran logam. Data standarisasi dianalisis secara deskriptif yang beberapa dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Hasil uji parameter spesifik berupa ekstrak terpurifikasi daun mangga arumanis kental berwarna hijau kecoklatan, kadar senyawa larut air dan etanol masing-masing sebesar 22% dan 67,4 %. Hasil uji parameter nonspesifik berupa kadar air, susut pengeringan tidak memenuhi syarat, sedangkan kadar abu, kadar abu tidak larut asam, cemaran Pb dan Cd, cemaran mikroba memenuhi syarat. Jadi belum dapat dikatakan ekstrak terpurifikasi daun mangga arumanis terstandar. Kata kunci : Daun mangga arumanis, Mangifera indica L., Ekstrak terpurifikasi, Standarisasi Kata kunci : Daun mangga arumanis, Mangifera indica L., Ekstrak terpurifikasi, Standarisasi
KARAKTERISTIK FISIK LIPSTIK SARI KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus costaricensis) DENGAN VARIASI PERBANDINGAN KONSENTRASI CARNAUBA WAX DAN BEESWAX Dewi Andini Kunti Mulangsri; Mimiek Murrukmihadi; Eni Muaniqoh
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v2i2.1940

Abstract

Kulit buah naga merah sebagai limbah yang dapat dimanfaatkan zat warna merah antosianin sebagai pewarna alami sediaan lipstik. Pewarna alami memiliki keunggulan yaitu lebih aman dan adanya aktivitas antioksidannya. Lisptik yang baik ditinjau dari karakteristik fisiknya yang dipengaruhi oleh basis lisptik yaitu lilinya berupa Carnauba wax dan Beeswax. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik lipstik sari kulit buah naga merah dengan variasi perbandingan Carnauba wax dan Beeswax.Sari kulit buah naga merah diperoleh dengan proses penyaringan hasil blender kulit buah naga merah yang rendemen sarinya sebesar 81.78 %. Dirancang lima formula lipstik dengan konsentrasi sari kulit buah naga merah sebesar 25% dan perbandingan antara Carnauba wax: Beeswax pada F1 (1:1), F2 (1:2), F3 (1:3), F4 (2:1) dan F5 (3:1). Metode pembuatan lipstik yang digunakan adalah metode peleburan dan pencampuran sari kulit buah naga merah dalam suhu yang tidak terlalu panas. Lipstik yang dihasilkan diujikan karakteristik fisik dan daya olesnya.Hasil menunjukkan bahwa lipstik sari kulit buah naga merah memiliki warna merah muda, homogen dengan pH lipstik 5,1. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa semakin meningkatnya konsentrasi Beeswax dapat menurunkan titik lebur dan kekerasannya namun sebaliknya semakin meningkatnya konsentrasi Carnauba wax akan meningkatkan pula titik lebur dan kekerasannya. Dari kelima formula masih memenuhi karkateristik fisik lipstik yang dapat diterima namun daya olesnya belum cukup baik karena ketika dioleskan warna belum intensif.   Kata kunci: Antosianin, Beeswax, Carnauba wax, Lipstik 
PENGARUH KOMBINASI BASIS PEG 400 DAN BASIS PEG 4000 DALAM FORMULASI SALEP EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis) TERHADAP AKTIVITAS ANTIBAKTERINYA Sella_Arbi Nur_Ullya Dewi; Dewi Andini_Kunti Mulangsri; Mufrod Mufrod
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Jurnal Ilmu Farmasi & Farmasi Klinik Vol 15 No 2 Desember 2018
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.664 KB) | DOI: 10.31942/jiffk.v15i2.2560

Abstract

ABSTRACTBreadfruit leaves contain flavonoid compounds that can inhibit the growth of Staphylococcus aureus bacteria. Breadfruit leaf extract is practical and effective formulated in ointment preparations. The base combination of PEG 400 and PEG 4000 decreases the melting point of PEG 4000, so that it is compatible and can increase the penetration of drugs in the skin. The objective of this study to determine the breadfruit leaf extract ointment with a combination of PEG 400 and PEG 4000 bases as well as antibacterial activity against Staphylococcus aureus bacteria. Breadfruit leaf extract (BLE) was obtained by maceration with 70% ethanol. Salve preparations were made into III formulas with variations in base concentrations of PEG 400 and PEG 4000, namely (F1) 75%: 25%, (F2) 50%: 50%, (F3) 25%: 75%, using the fusion method. Antibacterial activity test used agar well diffusion method. Kruskal Wallis test and Mann Whitney test used for analyzed data from antibacterial activity test. The ointment of Breadfruit leaves extract showed the color of brown ointment, semi-solid form, distinctive aroma of breadfruit leave. All of three ointment formulas have antibacterial activity indicated by the formation of inhibitory zones around the well. All of three ointment formulas have significant differences which means the combination of PEG 400 and PEG 4000 can affect antibacterial activity of BLE ointment. The higher of the concentration PEG 4000 compared PEG 400 caused inhibiton zone become smaller that means the potency of antibacterial decreased. The formula has the greatest antibacterial activity in the FI is 8,02mm.Keywords: breadfruit leaves, ointment, PEG 400 and PEG 4000, antibacterial
AKTIVITAS ANTIBAKTERI SALEP EKSTRAK DAUN SUKUN (Artocarpus altilis) DENGAN DUA MACAM KOMBINASI BASIS SALEP TERHADAP BAKTERI Stapylococcus aureus Dewi Andini Kunti Mulangsri; Heru Fitranto; Yana Astiana; Mufrod Mufrod
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Vol 16, No 02 (2019): Jurnal Ilmu Farmasi & farmasi Klinik Vol 16 No 02 Desember 2019
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.391 KB) | DOI: 10.31942/jiffk.v16i02.3236

Abstract

ABSTRACT Breadfruit leaves (Artocarpus altilis) was contain compound of flavonoids, tannins and phenol that the ability as antibacterial against Staphylococcus aureus bacteria. The extracts of breadfruit leaves formulated became ointment that made practice to used. The combine of ointment bases can obtain of good consistency like the combine of adeps lanae with vaselin album and cera flava with vaselin album. The aims of this study to know the profile of antibacterial activity of the breadfruit leaves extract ointment with two kind of the combine of ointment bases. The breadfruit leaves extract has obtained by maceration method used etanol 70% solvents. The breadfruit leaves ointment was made by melting method with combination bases A is adeps lanae:vaselin album as F1 (13.5%:76.5%), F2 (45%:45%) dan F3 (76.5%:13.5%), while combination B is cera alba:vaselin album as F1 (85.5%:4.5%), F2 (81%:9%), F3 (76.5%:13.5%). antibacterial activity assay was used well diffusion method and analyzed descriptively. The research result that the all formulas has breadfruit flavor, smooth texture and brown color. Two variatons of combination bases ointment has antibacterial activity against Staphylcoccus aureus bacteri with formed of inhibition zone around the well. Keywords: Breadfruit leaves extract, ointment, antibacterial, combination of ointment bases
FORMULASI KOMBINASI PEMANIS SUKROSA DAN ASPARTAM TERHADAP SIFAT FISIK TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN PARE (Momordica charantina L.) Dewi Andini KuntiMulangsri; Wahyu Setianingsih; Mufrod Mufrod
Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Jurnal Ilmu Farmasi & Farmasi Klinik Vol 13 No 2 Desember 2016
Publisher : Universitas Wahid Hasyim Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.407 KB) | DOI: 10.31942/jiffk.v13i2.1698

Abstract

INTISARI Daun Pare telah digunakan sebagai obat batuk oleh masyarakat dan memiliki rasa sangat pahit. Mempertimbangkan acceptabilitas dan  kemudahan dalam pemakaian  maka ekstrak etanol daun pare dibuat sediaan tablet hisap dengan kombinasi pemanis Sukrosa dan Aspartam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik tablet hisap ekstrak etanol daun Pare dengan kombinasi pemanis Sukrosa dan Aspartam, serta penerimaan rasa oleh responden. Ekstrak etanol daun pare dibuat secara maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Tablet hisap dibuat dalam 5 formula berdasarkan kombinasi pemanis sukrosa dan aspartam yaitu FI (sukrosa 10% : aspartam 0%), FII (sukrosa 6% : aspartam 4%), FIII (sukrosa 5% : aspartam 5%), FIV (sukrosa 4% : aspartam 6%), FV (sukrosa 0% : aspartam 10%). Metode granulasi basah digunakan  untuk pembuatan tablet  hisap. Granul diuji sifat fisik meliputi kecepatan alir, sudut diam dan kompresibilitas. Tablet hisap yang diperoleh diuji sifat fisik meliputi keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu larut serta tanggapan rasa. Data hasil uji granul dibandingkan dengan pustaka yang diacu. Data kerapuhan dan waktu larut dianalisa  secara statistik menggunakan uji  Kruskal-wallis. Data keseragaman bobot  tablet dan kekerasan dianalisa menggunakan uji ANOVA satu jalan, untuk keseragaman bobot tablet dilanjutkan dengan uji Tukey, dengan taraf kepercayaan 95%. Data tanggapan rasa dianalisis secara deskriptif. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kombinasi pemanis sukrosa dan aspartam menghasilkan tablet hisap ekstrak etanol daun pare yang memenuhi persyaratan fisik dan terdapat perbedaan pada FI dan FIII, FII dan FIII dari keseragaman bobot. Tablet  hisap FIV memiliki tingkat penerimaan rasa oleh responden sebesar 85%. Kata kunci : Ekstrak Etanol Daun Pare, Tablet hisap, Sukrosa, Aspartam ABSTRACT The bitter melon leaves  has been used as a cough medicine by the community and the taste has a very bitter. The consider of acceptability and easy to use of the ethanol extract of bitter melon leaves  made preparations lozenges with a combination of sweetener sucrose and aspartame. This study aims to determine the physical characteristics lozenges of ethanol extract of bitter melon leaves with a combination of sweetener sucrose and aspartame, and flavor acceptance by the respondent. The ethanol extract of  bitter melon leaves made by maceration using ethanol 70%  as solvent. Lozenges made in 5 formula based on a combination of sweeteners sucrose and aspartame are FI (sucrose 10%: aspartame 0%), FII (sucrose 6%: aspartame 4%), FIII (sucrose 5%: aspartame 5%), FIV (sucrose 4 %: aspartame 6%), FV (sucrose 0%: 10% of aspartame). The wet granulation method    used for manufactured  of lozenges. The granules tested physical properties include the flow rate, angle of repose and compressibility. Lozenges was tested physical properties include uniformity of weight, hardness, friability, time of solubility and  hedonic test. Data from the granul assay  compared with a  standard reference. Data  of  fragility and  time of solubility analyzed using the Kruskal-Wallis test  statistically. Data  of  uniformity of weight and hardness were analyzed using  one way  ANOVA  test,  and  for uniformity  of weight  followed by Tukey's test, with a level of 95%. Data hedonic were analyzed descriptively.  40 The results  showed that the combination of  sweetener  sucrose and aspartame  on  the lozenges  of  ethanol extract of  bitter melon  leaves  are  requirements  of physical and there is a difference the uniformity of weight in FI and FIII, FII and FIII. The lozenges of FIV have a taste that acceptance by 85% of respondents. Keywords : Extract ethanol of bitter melon leaves, Lozenges, Sucrose, Aspartam
Profil Antibakteri dari Ekstrak Etanol 70% Daun Bidara Arab (Ziziphus spina-christi) terhadap Bakteri Propionibacterium acnes, Staphylococcus epdermidis dan Staphylococcus aureus Dewi Andini Kunti Mulangsri; Erika Indah Safitri; Dwi Nadya Jayanthy; Jeni Anggraini; Dwi Ayu Mustikaningsih
Pharmasipha : Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy Vol 5, No 1 (2021): Maret
Publisher : University Of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/pharmasipha.v5i1.5305

Abstract

Ekstrak daun bidara arab telah diketahui mengandung flavonoid dan dapat berfungsi sebagai antibakteri. Secara umum, flavonoid dapat diekstrak dari tanaman menggunakan pelarut etanol 70%. Jerawat merupakan salah satu kondisi yang disebabkan oleh beberapa bakteri, di antaranya P.acnes. S.epidermis, dan S. aureus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% daun bidara arab terhadap bakteri P.acnes. S.epidermis, dan S. aureus, serta komposisi kandungan kimianya. Metode maserasi digunakan untuk menghasilkan ekstrak daun bidara Arab dengan bantuan pelarut etanol 70%. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram. Konsentrasi ekstrak etanol 70% daun bidara arab yang digunakan untuk P. acnes 20; 25; 30; 35 dan 40%, S. epidermidis 20, 40, dan 60%, S aureus 40, 50, 60, 70 dan 80%. Keberadaan senyawa aktif dalam ekstrak etanol 70% daun bidara arab dilakukan dengan skrining fitokimia. Analisis data untuk uji aktivitas antibakteri dilakukan secara deskriptif berupa nilai diameter daerah hambat (DDH) yang diukur dari zona hambat yang terbentuk, sedangkan uji skrining fitokimia disesuaikan dengan acuan. Hasil uji aktivitas antibakteri terhadap ketiga jenis bakteri tersebut menghasilkan nilai DDH 8,06- 13,49 mm. Senyawa aktif yang terkandung dalam ekstrak etanol 70% daun bidara Arab berupa alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin. 
Penyuluhan dan Praktik Pengelolaan Pascapanen Tanaman Obat di Plalangan Gunungpati Semarang: The Socialization and Practice of Post-harvest Management for Medicinal Plants at Plalangan Gunungpati Semarang Dewi Andini Kunti Mulangsri; Devi Nisa Hidayati; Anita Dwi Puspitasari; Mutia Rahmatun; Salsabilla Putri Buana Pasha; Shafa Fikriyyah
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 1 (2024): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v9i1.5771

Abstract

Post-harvest management is essential because it will affect the final results. Post-harvest management products can be classified as simplicia because the stages include wet sorting, washing, draining, changing shape, drying, packaging, and storage. These steps must be paid attention to to ensure the content of active compounds in simplicia. The Bejo Bintang Toedjoe herbal garden at the Plalangan Gunungpati sub-district is managed by women from the Plalangan sub-district, both housewives and workers. Community service was implemented by preparing and making leaflets/brochures, conducting site surveys, conducting pretests and posttests, and monitoring and evaluating the practical results. This activity was attended by 25 participants, not only participants from the managers of the Bejo Bintang Toedjoe herbal garden but also residents from representatives of several community associations. The discussion session was opened after the counseling had been delivered. After the discussion session is finished, it continues with practice. The results of the pretest analysis showed that most participants still need to learn the effect of direct heating with sunlight for drying medicinal plant materials. Some participants also needed to learn that the tools used to cut medicinal plant materials were stainless steel. The posttest results showed that there was an increase in knowledge after conducting counseling and post-harvest management practices of medicinal plants.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Mangga (Mangifera indica L. var. Arum Manis) Terhadap Bakteri Streptococcus pyogenes Nabila Husnaini Hilda; Dewi Andini Kunti Mulangsri
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 7 No 1 (2024)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52216/jfsi.vol7no1p99-104

Abstract

Mango leaves contained active compounds such as tannins, flavonoids, phenols, and saponins. Its absorbed in ethanol extract and acted as antibacterial against Streptococcus pyogenes bacteria. The purpose of this study was known active compounds and the antibacterial activity against Streptococcus pyogenes bacteria of ethanol extract of mango leaves (Mangifera indica L. var. Arum Manis). Ethanol extract of arum manis mango leaves (EEAML) was obtained by maceration method with 96% ethanol solvent that was tested for phytochemical screening such as alkaloid, flavonoid, phenolic, tannin and saponin. Serial of EEAML concentration has made at 5, 7.5, 10 (%) with DMSO solvent that was tested for antibacterial activity by disk diffusion method and gradually incubated at 37° C for 48 hours then at room temperature for up to 60 hours in anaerobic jars. Positive and negative control were used erythromycin 15 µg/disk and DMSO solvent respectively. The data, that resulted from phytochemical screening test and antibacterial activity test, was analyzed by descriptively. The results of phytochemical screening test of EEAML was contained as flavonoids, phenolics, tannins, and saponins.The EEAML was showed antibacterial activity all of concentrations with zone of inhibition diameters values at 13.03 mm, 16.83 mm and 18.27 mm.