Abdul Malik Fajar Fanjalu
STKIP PGRI Trenggalek

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kajian Nilai-Nilai Tradisi Kembar Mayang Dalam Prosesi Pernikahan Abdul Malik Fajar Fanjalu; Bahrul Sri Rukmini
Bakaba : Jurnal Sejarah, Kebudayaan dan Kependidikan Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/bakaba.2022.v10i1.5864

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya bentuk permasalahan yang menarik, yaitu mengenai tradisi kembar mayang yang masih dipertahankan dan dilestarikan oleh masyarakat Desa Karangsoko Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek. Dalam hal ini penulis membahas beberapa macam pokok permasalahan yaitu tentang apa yang melatar belakangi sejarah awal mula munculnya kembar mayang yang ada di Desa Karangsoko, penggunaan kembar mayang dalam prosesi pernikahan adat Jawa di Desa Karangsoko dan nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam setiap bagian yang terdapat dalam kembar mayang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang sejarah adanya kembar mayang, tata cara penggunaan kembar mayang dalam pernikahan adat Jawa dan makna yang terkandung dalam kembar mayang yang masih terus digunakan dalam upacara pernikahan. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, dimana penulis menggambarkan dan menceritakan apa saja yang diperoleh dan dialami penulis secara langsung dilapangan mengenai tradisi kembar mayang dengan menggunakan data hasil dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi kembar mayang merupakan warisan turun-temurun dari nenek moyang yang biasa digunakan dalam setiap upacara pernikahan adat Jawa maupun kematian apabila masih berstatus lajang. Kemudian dalam kembar mayang terkandung beberapa macam nilai-nilai filosofis, yang diantaranya seperti nilai kepribadian yang dilambangkan dalam bentuk candi, belalang, kupat, cambuk yang terbuat dari (janur) dan daun puring, nilai biologis yang dilambangkan dalam bentuk kipas, burung, payung yang terbuat dari (janur) dan bunga mayang, nilai agama atau kerohanian yang dilambangkan dengan bentuk keris dan kelopak bunga yang terbuat dari (janur), daun pohon beringin, daun lancuran kuning dan pohon pisang dan nilai hukum yang dilambangkan dengan daun andong. Oleh karena itu kembar mayang menjadi sebuah bentuk media sebagai perantara doa kepada sang pencipta dan pesan-pesan yang baik bagi kedua pengantin dalam membangun sebuah hubungan rumah tangga yang harmonis dan bermanfaat bagi masyarakat, nusa dan bangsa
Kajian Nilai-Nilai Tradisi Kembar Mayang Dalam Prosesi Pernikahan Abdul Malik Fajar Fanjalu; Bahrul Sri Rukmini
Bakaba Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1126.751 KB) | DOI: 10.22202/bakaba.2022.v10i1.5864

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi dengan adanya bentuk permasalahan yang menarik, yaitu mengenai tradisi kembar mayang yang masih dipertahankan dan dilestarikan oleh masyarakat Desa Karangsoko Kecamatan Trenggalek Kabupaten Trenggalek. Dalam hal ini penulis membahas beberapa macam pokok permasalahan yaitu tentang apa yang melatar belakangi sejarah awal mula munculnya kembar mayang yang ada di Desa Karangsoko, penggunaan kembar mayang dalam prosesi pernikahan adat Jawa di Desa Karangsoko dan nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam setiap bagian yang terdapat dalam kembar mayang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang sejarah adanya kembar mayang, tata cara penggunaan kembar mayang dalam pernikahan adat Jawa dan makna yang terkandung dalam kembar mayang yang masih terus digunakan dalam upacara pernikahan. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif, dimana penulis menggambarkan dan menceritakan apa saja yang diperoleh dan dialami penulis secara langsung dilapangan mengenai tradisi kembar mayang dengan menggunakan data hasil dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi kembar mayang merupakan warisan turun-temurun dari nenek moyang yang biasa digunakan dalam setiap upacara pernikahan adat Jawa maupun kematian apabila masih berstatus lajang. Kemudian dalam kembar mayang terkandung beberapa macam nilai-nilai filosofis, yang diantaranya seperti nilai kepribadian yang dilambangkan dalam bentuk candi, belalang, kupat, cambuk yang terbuat dari (janur) dan daun puring, nilai biologis yang dilambangkan dalam bentuk kipas, burung, payung yang terbuat dari (janur) dan bunga mayang, nilai agama atau kerohanian yang dilambangkan dengan bentuk keris dan kelopak bunga yang terbuat dari (janur), daun pohon beringin, daun lancuran kuning dan pohon pisang dan nilai hukum yang dilambangkan dengan daun andong. Oleh karena itu kembar mayang menjadi sebuah bentuk media sebagai perantara doa kepada sang pencipta dan pesan-pesan yang baik bagi kedua pengantin dalam membangun sebuah hubungan rumah tangga yang harmonis dan bermanfaat bagi masyarakat, nusa dan bangsa