Rochadi Kristiningrum
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISIS TITIK IMPAS PEMBUATAN SIRUP PEDADA (Sonneratia caseolaris L) POJOK SADAR WISATA TIRAM TAMBUN DI KELURAHAN MENTAWIR Rochadi Kristiningrum; Abubakar M Lahjie; Yosep Ruslim; Wulan I R Sari
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 20, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/agrifor.v20i1.4927

Abstract

Pemanfaatan hasil hutan mangrove di Kelurahan Mentawir masih sangat terbatas. Salah satu jenis mangrove yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pangan adalah jenis Sonneratia caseolaris L) atau pedada. Jenis ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan sirup, dodol/jenang mangrove, roti atau bedak dingin agar memiliki nilai tambah secara ekonomis bagi masyarakat sekitar ekosistem mangrove. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan sirup mangrove, mengetahui besarnya biaya  dan titik impas usahanya bagi Pojok Sadar Wisata Tiram Tambun di Kelurahan Mentawir. Pengambilan sampelnya menggunakan purposive sampling yaitu kepada pojok sadar wisata tiram Tambun. Metode penelitianya secara dekriptif kualitatif, analisis biaya,  pendapatan dan Break even point dengan jumlah produksi 100 botol dan 300 botol. Proses pembuatan sirup pedada (S. caseolaris L) meliputi persiapan alat dan bahan, pencucian buah pedada, penghancuran/penumbukan, pengambilan sari buah pedada, pemasakan/perebusan, pendinginan dan pengemasan sirup dalam botol. Biaya tetap pembuatan sirup  sebesar Rp.750.00 per periode baik untuk produksi 100 dan 300 botol. Sedangkan biaya variabel untuk 100 dan 300 botol berturut-turut sebesar Rp.942.000 dan Rp.2.272.800 selama satu periode. Titik impas quantity dan harga pada produksi sirup 100 botol berturut-turut sebesar 71 botol dan Rp.14.178. Sedangkan titik impas quantity dan harga pada produksi sirup 300 botol berturut-turut sebesar 89 botol dan Rp.4.748. Hal ini berarti produksi sirup 300 botol lebih menguntungkan daripada memproduksi 100 botol.
ANALISIS POTENSI KAYU BULAT Shorea leprosula DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Mus Muliadi; Yosep Ruslim; Rochadi Kristiningrum
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 20, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/agrifor.v20i1.5021

Abstract

Analisis Potensi Kayu Bulat Shorea leprosula  di Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Kerusakan hutan alam dan semakin menurunnya pasokan kayu untuk bahan industri olahan kayu perlu kiranya peningkatan produktivitas hutan diantaranya dengan melaksanakan pembangunan hutan tanaman dipterokarpa dengan jenis Shorea leprosula. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui potensi kayu bulat dan (2) mengetahui hubungan antar variabel berdasarkan analisis bioekonomi Shorea leprosula  dengan jarak tanam 3m x 2m yang berlokasi di Kabupatn Kutai Kartanegara dengan luasan plot penelitian seluas 1 ha dengan metode pengambilan sampel tegakan secara systematic random sampling. Analisis data yang digunakan dengan mengukur diameter, tinggi dan volume tegakan setelah itu di analisis secara matematis menggunakan regresi liner sederhana untuk mengetahui hubungan berbagai variabel dengan melihat nilai koefisiensi determinasi (R2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa total volume dan riap S. leprosula  jarak tanam 3m x 2m maksimal dicapai pada umur 47 tahun sebesar 470,09 m3/ha dan riap  MAI dan CAI berturut-turut sebesar 10,00 dan 10,31 m3/ha/thn. Terdapat hubungan keeratan yang tinggi antar variabel bioekonomi umur, diameter, tinggi dan riap dengan koefisien determinasi (R2) lebih besar dari 94%.
MINAT KONSUMEN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA HUTAN MANGROVE DI KELURAHAN MENTAWIR KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA Rochadi Kristiningrum; Abubakar M. Lahjie; Masjaya -; Syahrir Yusuf
Jurnal Hutan Tropis Vol 8, No 3 (2020): Jurnal Hutan Tropis Vol 8 No 3 edisi November 2020
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.242 KB) | DOI: 10.20527/jht.v8i3.9628

Abstract

This research are (1) know how much the potential and interest of consumers (2) explain the strategy of developing mangrove forest ecotourism in Mentawir Village. Research methods in the form of quantitative and qualitative data accompanied by primary data and secondary data. Data were collected using surveys, questionnaires, literature, documentation and SWOT. Outcome this research showed that transactional interest dominates respondents' answers regarding ecotourism interests in the Mentawir Village. SWOT analysis shows that ecotourism activities in Mentawir Village are in quadrant I (Aggressive Strategy). Alternative activities by building partnerships between the community and stakeholders to increase ecotourism activities in the Mentawir Village; community participation in activities from planning to evaluation and monitoring; increasing the quality of products that are packaged creatively and varied by involving local communities and increasing the empowerment of tourism-aware groups.
PRODUKSI KAYU BULAT DAN NILAI HARAPAN LAHAN JABON (Anthocephalus cadamba) DI PT INTRACA HUTANI LESTARI Agus Sarjono; Abubakar M. Lahjie; Rochadi Kristiningrum; Herdiyanto Herdiyanto
Jurnal Hutan Tropis Vol 5, No 1 (2017): Jurnal Hutan Tropis Volume 5 Nomer 1 Edisi Maret 2017
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v5i1.4052

Abstract

The decline in the quality and quantity of natural forests requires plantation forests as timber suppliers. Jabon is one type of fast growing plant that is expected to meet national wood demand because the type jabon has a fast growing nature and quality of wood is relatively the same as sengon. Some of the advantages of jabon are: rapid growth, adaptability to various places of growth, silvicultural treatment is relatively easy, relatively resistant to pests and diseases. The study was conducted for the purpose of knowing roundwood production and land expected value of Jabon (Anthocephalus cadamba) in PT Intraca Hutani Lestari. This research was conducted at PT Intraca Hutani Lestari in Tana Tidung, North Kalimantan for 3 months effective with several stages of field orientation, preparation of research plan, literature study, data collection, data simulation and writing of research result. Analysis of the data used by using the formula of volume, increment and value of land expectation. The result of calculating the potential of A. candamba stand with spacing of 3m X 3m showed that effective harvesting was done at age 8 with total volume of 199.61 m3 ha-1; MAI of 24.95 m3 ha-1year-1 and CAI of 24, 49 m3 ha-1year-1with an average diameter of 31 cm. To calculate the land expectation value on A. cadamba plant shows the greatest value at 8 years old with a value of Rp59,916,283.Penurunan kualitas dan kuantitas hutan alam memerlukan hutan tanaman sebagai penyuplai kayu. Jabon merupakan salah satu jenis tanaman fast growing yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan kayu nasional karena jenis jabon memiliki sifat cepat tumbuh dan kualitas kayu yang relative sama dengan sengon. Beberapa kelebihan jabon antara lain: pertumbuhan cepat, mudah beradaptasi pada berbagai tempat tumbuh, perlakuan silvikultur relative mudah, relative tahan terhadap hama dan penyakit  dari  Penelitian ini dilakukan untuk tujuan mengetahui produksi kayu bulat dan nilai harapan lahan pengusahaan jabon (Anthocephalus cadamba) di PT Intraca Hutani Lestari.  Penelitian ini dilakukan di PT Intraca Hutani Lestari di Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara selama 3 bulan efektif dengan beberapa tahapan yakni orientasi lapangan, penyusunan rencana penelitian, studi kepustakaan, pengumpulan data, simulasi data dan penulisan hasil penelitian. Analisis data yang digunakan dengan menggunakan rumus volume, riap dan nilai harapan lahan. Adapun hasil dari perhitungan potensi tegakan A. candamba dengan jarak tanam 3m X 3m menunjukan bahwa pemanenan yang efektif dilakukan pada umur 8 dengan total volume sebesar  199,61 m3/ha, MAI sebesar 24,95 m3/ha/thn dan CAI sebesar 24,49 m3/ha/thn dengan rata-rata diameter sebesar 31 cm. Untuk perhitungan nilai harapan lahan pada tanaman  A. cadamba menunjukan nilai terbesar pada umur 8 tahun dengan nilai sebesar Rp.59.916.283
Potensi ekonomi dan konservasi ekosistem mangrove bagi masyarakat pesisir di desa Pondong Kabupaten Paser Rochadi Kristiningrum; Wulan IR Sari; Nurul Halimah; Tirtha Ayu Paramitha
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.422 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v6i2.7809

Abstract

Desa Pondong memiliki peluang sebagai salah satu tujuan wisata di kawasan pesisir dimana didukung juga adanya Teluk Adang yang merupakan daerah Cagar Alam. Namun dalam perkembangannya kawasan mangrove terancam akibat adanya berbagai kebutuhan yang memaksa masyarakat untuk merusak mangrove, terjadi deforestasi, konversi lahan dan pembalakan liar. Mengetahui potensi ekonomi dan memberikan edukasi serta sosialisasi kepada warga masyarakat pesisir bagi kehidupan masyarakat menjadi bagian dari rumusan masalah yang akan dikaji. Desa Pondong menjadi lokasi penelitian dengan metode penelitian kualitatif dan menggunakan pendekatan studi masalah dengan kunci responden sejumlah tiga orang dan 30 narasumber kasus yang dipilih secara purposive sampling. .Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Desa Pondong memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan & mampu menjadi obyek wisata unggulan. Potensi ekonomi Desa Pondong adalah sektor perkebunan, pertanian, perikanan dan obyek wisata. Konservasi ekosistem mangrove perlu dilaksanakan dengan cara melakukan kegiatan sosialisasi dan sosialisasi terhadap ekosistem ekosistem mangrove agar kelestarian lingkungan hidup terjaga.
STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA HUTAN MANGROVE PT INHUTANI I UNIT BATU AMPAR-MENTAWIR KELURAHAN MENTAWIR KECAMATAN SEPAKU KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA Suharyono Suharyono; Marlon Ivanhoe Aipassa; Dewi Embong Bulan; Karyati Karyati; Yaya Rayadin; Martha Ekawati Siahaya; Yosep Ruslim; Rochadi Kristiningrum
Agrifor : Jurnal Ilmu Pertanian dan Kehutanan Vol 22, No 2 (2023): Oktober 2023
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31293/agrifor.v22i2.6774

Abstract

Penelitian  ini  merupakan  penelitian  deskriptif  dengan  pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar potensi ekowisata hutan mangrove pada kawasan lindung PT Inhutani I Unit Batu Ampar – Mentawir  yang dapat dikembangkan sebagai ekowisata hutan mangrove selanjutnya, mengetahui bagaimanakah strategi pengembangan yang dapat dilakukan oleh PT Inhutani I Unit Batu Ampar-Mentawir terhadap  ekowisata hutan mangrove pada kawasan lindung berbasiskan pemberdayaan masyarakat lokal. Metode penelitian dilakukan dengan cara observasi lapangan, wawancara, kuesioner dan studi literatur selanjutnya dianalisa menggunakan SWOT. Berdasarkan observasi lapangan diketahui adanya potensi sumberdaya ekowisata hutan mangrove dan destinasi wisata lainnya sangat layak untuk dikembangkan, hasil kuesioner tentang persepsi pengelola, pengunjung, masyarakat sekitar hutan (kelompok sadar wisata) dan instansi pemerintah diketahui adanya minat sangat tinggi, hasil wawancara mendalam diperoleh informasi potensi dan pengembangan destinasi ekowisata lainnya, hasil deliniasi peta citra diperoleh data luasan kerapatan tegakan mangrove dan hasil studi literatur diketahui keanekaragaman vegetasi mangrove dan biodiversity. Strategi pengembangan ekowisata berdasarkan SWOT menunjukkan bahwa strategi pengembangan ekowisata hutan mangrove terletak pada kuadran (1) satu pada titik sumbu X positif dengan nilai 1,65 dan titik sumbu Y positif dengan nilai 1,65 sehingga dinyatakan sangat menguntungkan untuk pengembangan ekowisata hutan mangrove. (dimana aspek dari dalam lebih besar dari pada aspek dari luar dan aspek kekuatan dan peluang lebih baik dari pada aspek kelemahan dan ancaman).
Analisis pengelolaan Bontang Mangrove Park sebagai obyek ekowisata Taman Nasional Kutai Naufal Akhdan Amru Dhaffa; Mustofa Agung Sardjono; Rujehan Rujehan; Rochadi Kristiningrum
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v7i2.8189

Abstract

Ekowisata adalah konsep pengembangan pariwisata yang dilakukan pada tempat alami untuk mendukung upaya konservasi, kelestarian sumber dayaalam dan meningkatkan pendapatan. Bontang Mangrove Park memiliki banyak potensi pengembangan untuk menjadi salah satu kawasan obyek ekowisata. Metode analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor sistematis yang diharapkan dapat menetapkan isu-isu strategis yang berkembang dalam rangka meningkatkan keberhasilan pengelolaan Bontang Mangrove Park. Analisis SWOT di gunakan dalam riset ini untuk mengidentifikasi faktor penghambat dan penunjang, mengetahui faktor internal dan eksternal serta menetapkan posisi pengembangan obyek ekowisata Bontang Mangrove Park. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor pengembangan dan penunjang obyek ekowisata Bontang Mangrove Park dengan skor tertinggi yaitu adanya peraturan dan perundangan yang mendukung ekowisata. Faktor penghambat dari pengembangan obyek ekowisata Bontang Mangrove Park dengan skor tertinggi yaitu pelayanan petugas ekowisata terhadap pengunjung kurang optimal dikarenakan belum memadainya kuantitas dan kualitas SDM untuk mengelola obyek ekowisata Bontang Mangrove Park tersebut. Hasil analisis SWOT obyek ekowisata Bontang Mangrove Park terletak pada kuadran I dengan adanya keanekaragaman yang tinggi dan didukung dengan kebijakan perundang-undangan yang ada dan hal ini sangat menguntungkan bagi peningkatan ekowisata Bontang Mangrove Park.
Analisis tingkat kesesuaian lahan dan finansial pembangunan tanaman energi kaliandra (Calliandra callothyrsus) di lokasi bekas tambang batubara PT Padangsubur Biomasa Kaltim Ahlang Edi; Rujehan Rujehan; Ibrahim Ibrahim; Ndan Imang; Mustofa Agung Sardjono; Rochadi Kristiningrum
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32522/ujht.v8i1.12070

Abstract

Metode analisis kesesuaian lahan, kelas kesesuaian lahan ditentukan oleh faktor fisik (karakteristik/kualitas lahan) pembatas terberat dalam menilai kelas kesesuaian lahan. Padangsubur Biomasa Kaltim, dari sisi iklim pada penanaman kaliandra merah (Calliandra calothyrsus) terdapat pada kelembapan udara dengan nilai 74,00%. Hal ini menyebabkan kesesuian lahan berada pada status kesesuian lahan S2 (Cukup Sesuai). Dari sisi media perakaran untuk penanaman kaliandra merah (Calliandra calothyrsus) dijumpai pada parameter kedalaman efektif. Adapun nilai kedalaman efektif <60 cm. kondisi ini menyebabkan kesesuian lahannya berada menjadi S2 (Cukup Sesuai). Dari sisi kondisi lahan untuk penanaman kaliandra merah (Calliandra calothyrsus) tidak dijumpai faktor pembatas. Kondisi ini menyebabkan kesesuian lahannya berada menjadi S1 (Sangat Sesuai). Kelayakan finansial pembangunan tanaman energi kaliandra dengan pola tanam monokultur dihitung berdasarkan uraian biaya dan pendapatan menggunakan kriteria Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (B/C) dan Internal Rate of Return (IRR) dengan discount factor (df) sebesar 10%, hasil perhitungan NPV sebesar Rp.20.544.612 (NPV>0), hasil perhitungan B/C diperoleh nilai sebesar 2,22 (B/C >1). Sedangkan hasil perhitungan IRR-nya diperoleh hasil sebesar 37% (IRR>i). Berdasarkan kriteria penilaian NPV yaitu suatu usaha dinyatakan layak apabila nilai NPV positif, B/C di atas 1 dan nilai IRR lebih besar dari Opportunity Cost of Capital.