Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Dampak Pembangunan Jalan Tol Bocimi Terhadap Sosial, Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Sukabumi Ina Revayanti
GEOPLANART Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.046 KB) | DOI: 10.35138/gp.v2i2.183

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembangunan jalan tol terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat disekitar konstruksi jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi di Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini menggunakan Metode penelitian kombinasi antara penelitian penjelasan (explanatory research) dan penelitian deskriptif. Penelitian ini mengambil sample kemudian diwawancara, mengambil dokumentasi sebagai alat pengumpulan data yang pokok atau disebut penelitian jenis survey (Suharsimi Arikunto: 2002). Penelitian ini melihat dan mengkaji tentang strategi dampak sosial, ekonomi di Kabupaten Sukabumi. Pembangunan jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi tahap awal pembangunannya dimulai tahun 2014, akan memberikan peran penting dalam pembangunan di Kabupaten Sukabumi. Dengan dibangunnya jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi dapat mengurangi tingkat kemacetan jalur Bogor-Sukabumi-Cianjur dan sebaliknya, disamping itu juga dapat mengurangi beban jalan koridor Cicurug-Sukabumi-Sukalarang yang rawan macet. Selain itu pembangunan jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi juga memberikan dampak negatif antara lain akan berkurangnya konsumen rumah makan–rumah makan yang berada di sepanjang jalan koridor Cicurug-Sukabumi-Sukalarang, yang selama ini sering disinggahi oleh truk-truk barang atau mobil keluarga yang melewati jalur tersebut. Dengan demikian untuk mengantisipasi dampak negatif terhadap sosial ekonomi masyarakat, yang akan timbul dari pembangunan jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi ini dan agar dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sukabumi, maka perlu dibuat perencanaan yang baik agar dampak negatif tersebut dapat diantisipasi dari awal.
Kajian Penentuan Sistem Pusat Pelayanan Kawasan Perkotaan di Kecamatan Jatinangor Achmad Saeful Fasa; Ina Revayanti
GEOPLANART Vol 3, No 2 (2021): EDISI MEI
Publisher : Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.356 KB) | DOI: 10.35138/gp.v3i2.347

Abstract

Perkotaan merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukan oleh kumpulan permukiman dan memiliki fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya secara mandiri. Jatinangor merupakan kecamatan yang terdapat di Kabupaten Sumedang yang sudah mencirikan Kawasan Perkotaan. Untuk dapat mengoptimalkan perkembangan kawasan perkotaan di Kecamatan Jatinangor, maka sistem pusat pelayanan kawasan perlu diarahkan ke dalam rencana tata ruang kawasan. Metode data pada penelitian menggunakan teknik observasi dan untuk metode analisis yang digunakan pada penelitian menggunakan deskritif kuantitatif. Hasil akhir dari penelitian ini adalah hierarki pusat pelayanan kawasan di Kecamatan Jatinangor yang terdiri dari 12 Desa terbagi kedalam tiga hierarki pusat pelayanan. Hierarki pertama yaitu Pusat Pertumbuhan Kawasan yang terdiri dari Desa Hegarmanah, Cipacing, Sayang, Cikeruh, dan CIbeusi. Kemudian hierarki kedua adalah Pusat Kegiatan Perindustrian yang terdiri dari Desa Cintamulya, Jatimukti, Mekargalih, dan Cisempur.untuk hirari yang ketiga yaitu Pusat Permukiman yang terletak di Desa Jatiroke, Cileles, dan Cilayung. Bentuk struktur Pusat Pelayanan Perkotaan Jatinangor merupakan konsep konsentris, dengan pola perkembangan perkotan berada di tengah-tengah kawasa sebagai daerah pusat kawasan. Bentuk struktur Perkotaan Jatinangor pembangunan konsep konsentris, pola perkembangan kotanya berada di tengah-tengah Perkotaan Jatinangor sebagai daerah pusat Kawasan
Masterplan Desa Wisata Lamajang Lamajang Tourism Village Master Plan Ina Revayanti
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 5 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i5.7933

Abstract

Masterplan Desa Wisata Lamajang merupakan pengembangan pariwisata berkelanjutan dari unit terkecil yaitu tingkat desa. Destinasi pariwisata daerah kabupaten memasukkan Lamajang sebagai Kawasan Pengembangan Pariwisata Daerah (KPPD) sebagai wisata petualangan alam Lamajang. Hal ini tertera dalam Perda Kabupaten Bandung No.4 Tahun 2019 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Tahun 2018-2025. Pengembangan instrument penelitian terdiri dari Perkembangan Pariwisata Desa Wisata Lamajang, faktor pendukung kondisi biofisik, kondisi sosial-ekonomi, budaya serta prinsip Ekowisata, kemudian disesuaikan dengan persepsi masyarakat sehingga menghasilkan pilihan pengembangan yang sesuai dengan kondisi-kondisi di Desa Wisata Lamajang baik berupa aktivitas maupun fasilitas wisata. Potensi yang dimiliki Desa Lamajang adalah Rumah Adat Cikondang yang merupakan aset utama Lamajang dan menjadi salah satu aset pariwisata terpenting di Kabupaten Bandung. Dalam masterplan ini duplikasi Rumah Adat Cikondang sebagai upaya pelestarian cagar budaya yang tidak ternilai harganya. Perencanaan aktivitas wisata serta konsep pengembangan desa wisata memiliki unsur budaya yang kental dengan kekhasannya yang hanya dimiliki oleh Desa Wisata Lamajang.
ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DOMESTIK DI KABUPATEN CIREBON Achmad Saeful Fasa; Ina Revayanti; Benny Wijaya
GEOPLANART Vol 4, No 2 (2022): EDISI MEI 2022
Publisher : Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35138/geoplanart.v4i2.535

Abstract

Penelitian ketersediaan dan kebutuhan air bersih domestic bertujuan untuk (1) mengetahui kebutuhan air minum domestic pada pelanggan eksisting PDAM Tirta Jati dan pada seluruh penduduk Kabupaten Cirebon selama 20 tahun (2) mengetahui ketersediaan air untuk kebutuhan domestic, serta 3) menentukan rencana cakupan pelayanan PDAM. Metode pengumpulan data adalah dengan metode pengumpulan data sekunder. Tahapan penelitian meliputi: 1) Menghitung proyeksi penduduk Kabupaten Cirebon, 2) Mengidentifikasi kebutuhan air bersih domestik melalui pendekatan perencanaan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang, serta, 3) Mengidentifikasi ketersediaan dan 4) Mengidentifikasi cakupan pelayanan air bersih domestic di Kabupaten Cirebon. Hingga Juli 2020, PDAM Tirta Jari hanya mampu melayani penduduk sebanyak 31,66% dari total jumlah 884.807 pelanggan PDAM. Angka ini masih jauh di bawah standar Kementerian Pekerjaan Umum sebesar 91,32%, apalagi jika dibandingkan dengan total jumlah penduduk Kabupaten Cirebon yang berjumlah 2.204.402 jiwa, artinya sebanyak 60% penduduk harus memenuhi kebutuhan air bersih secara mandiri. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa PDAM Tirta Jati harus memproduksi air sebanyak 165.901,3 m3/hari untuk memenuhi 100% kebutuhan pelanggan terdaftar. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih domestic seluruh penduduk Kabupaten Cirebon, PDAM Tirta Jati harus menambah sebesar 15,72% per tahun dari produksi air saat ini jika target realisasi ingin dicapai dalam kurun waktu 5 tahun, atau sebesar 7,86% per tahun jika target realisasi ingin dicapai dalam kurun waktu 10 tahun, dan 3,93% per tahun jika target ingin dicapai dalam kurun waktu perencanaan 20 tahun. Sementara berdasarkan hasil analisis ketersediaan air, pada perencanaan jangka pendek cakupan pelayanan PDAM Tirta Jati untuk 40 kecamatan di Kabupaten Cirebon dapat terpenuhi di tahun 2026, sedangkan pada perencanaan jangka menengah (10 tahun), kebutuhan air dapat dicapai pada tahun ke-3 atau 2022.
Kajian Persiapan Pengendalian Pemanfaatan Ruang DAS Citarum di Wilayah Kabupaten Karawang Ina Revayanti; Achmad Saeful Fasa
GEOPLANART Vol 4, No 2 (2022): EDISI MEI 2022
Publisher : Universitas Winaya Mukti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35138/geoplanart.v4i2.536

Abstract

Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang. Keberadaan ruang yang terbatas dan pemahaman masyarakat yang berkembang terhadap pentingnya penataan ruang sehingga diperlukan penyelenggaraan penataan ruang yang transparan, efektif, dan partisipatif agar terwujud ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Perubahan pemanfaatan ruang atau lahan merupakan salah satu faktor penggerak perubahan langsgung terhadap ekosistem dan jasa ekosistem (MA. Board, 2001). Perubahan aktivitas pemanfaatan lahan, terutama di sepadan DAS Citarum akan berdampak pada perubahan fluktuasi debit air, transpor sedimen dan material terlarut lainnya. Degradasi DAS Citarum di picu oleh terjadinya perubahan penggunaan lahan dari kawasan lindung menjadi kawasan terbangun. Perubahan pemanfaatan lahan berakibat pada terjadinya perubahan tutupan lahan. Lahan yang tertutup oleh vegetasi mempunyai daya serap air lebih besar dibandingkan dengan lahan yang tertutup oleh bangunan permukiman. Ekosistem DAS bagian hulu mempunyai fungsi perlindungan terhadap keseluruhan DAS dari segi fungsi tata air. Segala bentuk perubahan pemanfaatan lahan/ruang di bagian hulu DAS akan berpengaruh terhadap bagian hulir DAS berupa terganggunya keseimbangan tata air. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan Kajian Persiapan Pengendalian Pemanfaatan Ruang DAS Citarum.
PENANGANAN BANJIR KELURAHAN CIPAMOKOLAN DI LINGKUNGAN KELURAHAN CIPAMOKOLAN KECAMATAN RANCASARI KOTA BANDUNG Ina Revayanti
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 3 (2023): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i3.1155-1164

Abstract

Salah satu wilayah di Kota Bandung yang rawan terhadap banjir adalah Kelurahan Cipamokolan. Lingkungan wilayah Kelurahan Cipamokolan merupakan salah satu titik banjir ketika musim penghujan, untuk menyikapi banjir di wilayah Kelurahan Cipamokolan perlu dilakukan langkah-langkah antisipatif penanganan dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat dan instansi terkait lainnya. Pada saat hujan lebat, Sungai Cipamokolan tidak bisa menampung debit air hujan sehingga meluap ke permukiman sekitar. Penelitian ini sebagai Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), ditujukan untuk mengetahui faktor dominan penyebab banjir dan merumuskan strategi terkait penanggulangan bencana banjir di Kelurahan Cipamokolan Kecamatan Rancasari. Penelitian ini menggunakan metode gabungan dengan teknik pengumpulan data primer dan sekunder, dan metode analisis SWOT untuk merumuskan strategi penanggulangan bencana banjir di Kelurahan Cipamokolan. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa faktor yang berpengaruh terhadap tinggi genangan adalah faktor intensitas curah hujan, peresapan air, sungai, drainase dan kerapatan bangunan yang mengurangi area resapan air. Hasil rumusan SWOT dalam merumuskan strategi alternatif penanganan banjir di Kelurahan Cipamokolan adalah dengan meningkatkan monitoring dan evaluasi terkait sistem pengaliran, dan melakukan program-program lain yang terkait dengan upaya peresapan air.
Pendampingan Karang Taruna Sebagai Pengelola Bank Sampah RW.05 Kelurahan Cipamokolan Kecamatan Rancansari Kota Bandung Ina Revayanti
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 4 No. 1 (2023): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN)
Publisher : Sistem Informasi dan Teknologi (Sisfokomtek)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.447 KB)

Abstract

Sampah merupakan masalah yang tidak pernah hilang dari kegiatan manusia, namun dengan keberadaan Bank Sampah sangat membantu dalam mengurangi volume sampah dan dapat menunjang kehidupan ekonomi serta sosial masyarakat sekitar. Kurangnya kesadaran dan minimnya pengetahuan dalam pemilahan sampah membuat pengelolaan yang kurang efektif, dalam pengembangan dan pemanfaatan hasil Bank Sampah masih dirasakan minim oleh masyarakat sekitar. Tujuan pendampingan Karang Taruna sebagai pengelola Bank Sampah ini adalah untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan Bank Sampah dan meningkatkan manfaat dari Bank Sampah tersebut. Sehingga tercipta ketertarikan terhadap Bank Sampah dan memotivasi warga untuk lebih aktif dalam kegiatan Bank Sampah. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini adalah untuk memunculnya inovasi pemanfaatan Bank Sampah seperti kreatifitas kerajinan berbahan sampah daur ulang, tabungan sampah serta program Bank Sampah lainnya. Metode pelaksanaan melalui bakti sosial bersama Karang Taruna dan masyarakat RW.05 Kelurahan Cipamokolan Kecamatan Rancansari Kota Bandung.