Taslimah Taslimah
Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University Jl. Prof. Soedarto, SH., Tembalang, Semarang

Published : 21 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Aluminum Pillared Clay (Al-PILC) for Adsorption of Dyes in Red Fruit Oil Sholihah Novitasari; Sriatun Sriatun; Taslimah Taslimah
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 24, No 1 (2021): Volume 24 Issue 1 Year 2021
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2647.766 KB) | DOI: 10.14710/jksa.24.1.9-14

Abstract

Red fruit oil contains carotene, which is dark orange, so it is not very popular. Therefore, it is necessary to reduce the intensity of the color. Yesterday, in this study, the synthesis and characterization of Al-pillared clay (Al-PILC) from light and heavy clay fractions were carried out. The absorption capacity of red fruit carotene dyes was studied. The research stages included preparation, fractionation, activation, pillarization of clay with aluminum, characterization, and adsorption test for carotene dyes on red fruit. Characterization was carried out using X-ray Diffractometer (XRD) and Gas Sorption Analyzer (GSA). The results showed that basal spacing of natural clay, Al pillared heavy fraction-clay, Al pillared light fraction-clay, activated light fraction were 15.08 Å, 15.27 Å, 16.84 Å, and 16, respectively. 22 Å. The GSA results showed that the surface area and pore volume of the Al pillared light fraction-clay of 0.3 was higher than the heavy fraction. The average pore size of Al pillared light fraction-clay and the heavy fraction was found in the mesoporous range of 30-100 Å, and the adsorption isotherm is type IV. Al-pillared light fraction-clay had higher adsorption ability than a heavy fraction and light fraction before pillaring. When the pillaring agent’s concentration was 0.3 M, Al pillared heavy fraction-has absorption capacity is 58.66%, while Al pillared light fraction-clay is 90.4%.
Sintesis Porous Carbon dari Sukrosa Menggunakan Silica Template pada Temperatur Kamar Lia Puspita Dewi; Taslimah Taslimah; Choiril Azmiyawati
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 13, No 1 (2010): Volume 13 Issue 1 Year 2010
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.031 KB) | DOI: 10.14710/jksa.13.1.25-29

Abstract

Pada penelitian ini telah dibuat material porous carbon menggunakan bahan baku gula (sukrosa) dengan menambahkan natrium silikat sebagai sumber silica template. Sintetis porous carbon dilakukan pada temperatur kamar dan tanpa aktivasi. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh material porous carbon dengan metode sederhana, menentukan porositas porous carbon yang dihasilkan dan mengetahui kemampuan adsorptivitasnya terhadap zat warna pada proses bleaching minyak kelapa sawit kasar (CPO). Porous carbon dibuat dengan cara menambahkan natrium silikat ke dalam larutan gula (sukrosa) yang selanjutnya dilakukan penambahan asam sulfat pekat dan pengadukan hingga homogen. Setelah campuran dingin, kemudian ditambahkan HF 1%, dicuci hingga netral dan dipanaskan pada suhu 120°C selama 2 jam. Produk yang dihasilkan kemudian dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer FTIR, X-Ray diffraction dan surface area analyzer. Selanjutnya porous carbon yang dihasilkan dicobakan sebagai agen pemucat (bleaching agent) pada minyak kelapa sawit mentah (CPO). Disimpulkan bahwa porous carbon yang terbentuk memiliki kemiripan dengan karbon aktif, sedangkan penambahan silica template dapat meningkatkan porositas porous carbon yang dihasilkan. Porous carbon dengan rasio sukrosa dan natrium silikat sebanyak 20:15 memiliki luas permukaan spesifik sebesar 155,90 m2/g dan jari-jari pori rata-rata sebesar 1,4019 Ǻ. Porous carbon hasil sintetis dapat digunakan sebagai agen pemucat minyak kelapa sawit mentah (CPO), namun kemampuan pemucatannya masih relatif rendah.
Pengaruh Variasi Waktu Hidrotermal terhadap Sintesis dan Karakterisasi Nanokristal Zeolit A dari Abu Sekam Padi Pungki Hanipa; Pardoyo Pardoyo; Taslimah Taslimah; Arnelli Arnelli; Yayuk Astuti
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 20, No 2 (2017): Volume 20 Issue 2 Year 2017
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.548 KB) | DOI: 10.14710/jksa.20.2.79-83

Abstract

Sekam padi merupakan salah satu produk samping dari penggilingan padi. Silika amorf hasil ektraksi dari sekam padi dapat di manfaatkan untuk pembuatan zeolit. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh nanokristal zeolit A dari abu sekam padi dan menentukan karakter dari produk nanokristal zeolit A hasil sintesis. Hasil dari penelitian ini adalah diperoleh zeolit berupa serbuk putih menggunakan metode hidrotermal dengan variasi waktu hidrotermal selama 1, 2, dan 3 hari. Analisis menggunakan XRD menunjukkan bahwa ketiga zeolit hasil sintesis merupakan zeolit A dengan ukuran bulir kristal semakin menurun dengan bertambahnya waktu hidrotermal di mana masing- masing ukurannya adalah 34,321; 34,21; dan 34,144nm dan puncak utama berada pada 2theta 21°, 23°, 27°, 29° dan 34°. Analisis morfologi permukaan zeolit sintesis menunjukkan ketiga zeolit sintesis memiliki morfologi permukaan berupa kubus.
Modifikasi Zeolit Alam Menggunakan Besi (Fe) dan Kobalt (Co) untuk Katalis Degradasi Fenol Marina Adriati; Ahmad Suseno; Taslimah Taslimah
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 16, No 1 (2013): Volume 16 Issue 1 Year 2013
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.246 KB) | DOI: 10.14710/jksa.16.1.1-5

Abstract

Kelimpahan zeolit alam di Indonesia cukup besar sehingga memberikan peluang pemanfaatan di berbagai bidang, salah satunya sebagai bahan katalis. Kemampuan katalis zeolit dapat ditimgkatkan melalui modifikasi zeolit dengan pengembanan logam. Pada penelitian ini telah dilakukan modifikasi zeolit alam melalui pengembanan besi (Fe) dan kobalt (Co) untuk katalis oksidasi fenol. Modifikasi zeolit alam dilakukan melalui tahap pencucian asam menggunakan HF, HCl, dan NH4Cl dilanjutkan pengembanan logam. Karakterisasi produk dilakukan menggunakan x-ray diffraktometer, surface area analyzer, dan uji katalitik dilakukan terhadap sampel fenol. Hasil karakterisasi menunjukkan komposisi mineral komponen utama penyusun zeolit adalah mordenit, keasaman total katalis Fe2O3-zeolit yang diperoleh sebesar 2,7 mmol/g dan katalis CoO-zeolit sebesar 2,5 mmol/g, katalis Fe2O3-zeolit dan katalis CoO-zeolit memiliki luas permukaan spesifik dan volume pori total secara berurutan, yaitu 38,3918 m2/g, 16,6569 cm3/g dan 28,6209 m2/g, 12,5072 cm3/g serta katalis mampu meningkatkan kemampuan hidrogen peroksida (H2O2) dalam mendegradasi fenol sebesar 16,93% pada dosis katalis 5 mg, konsentrasi awal fenol 100 mg/L, volume fenol 20 mL, dan waktu kontak 24 jam.
Pemanfaatan Montmorillonit Terpilar Al-Cr pada Adsorpsi Zat Warna Rhodamin B dengan Variasi Massa Adsorben dan Waktu Adsorpsi Geraldina Geraldina; Taslimah Taslimah; Rahmad Nuryanto
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 19, No 3 (2016): Volume 19 Issue 3 Year 2016
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (900.896 KB) | DOI: 10.14710/jksa.19.3.99-106

Abstract

Rhodamin B merupakan salah satu zat warna yang umumnya banyak digunakan pada proses industri tekstil di Indonesia dan menghasilkan limbah cair yang mencemari lingkungan. Bentonit alam adalah material berpori yang kelimpahannya cukup banyak di alam dan dapat menangani masalah limbah cair melalui proses adsorpsi. Namun kapasitas bentonite dalam mengadsorpsi terbatas sehingga diperlukan modifikasi agar kemampuan adsorpsinya meningkat. Proses aktivasi menggunakan asam klorida dan pilarisasi menggunakan pemilar Al dan Cr digunakan sebagai cara untuk memodifikasi bentonit, sehingga diharapkan menghasilkan luas permukaan yang lebih besar. Hasil GSA pada montmorillonit teraktivasi menunjukkan basal spacing sebesar 15,68 Å dan luas permukaan sebesar 75,312 m2/g. Pemilaran menghasilkan montmorillonit terpilar Al25Cr75 dengan basal spacing paling tinggi dan luas permukaan secara berturut-turut sebesar 16,55 Å dan 41,804 m2/g. Adsorpsi rhodamin B menggunakan montmorillonit terpilar Al25Cr75 menghasilkan efektivitas adsorpsi sebesar 99,85% dari konsentrasi rhodamin B sebesar 50 ppm dengan kondisi optimum massa adsorben sebesar 0,1 gram dan waktu adsorpsi selama 75 menit, yang dianalisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 523 nm.
Sintesis dan Karakterisasi porous carbon dari Sukrosa dengan Menggunakan Asam Sulfat dan Asam Nitrat Istiqomah Istiqomah; Pardoyo Pardoyo; Taslimah Taslimah
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 14, No 2 (2011): Volume 14 Issue 2 Year 2011
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1106.203 KB) | DOI: 10.14710/jksa.14.2.37-42

Abstract

Porous carbon merupakan suatu material serbaguna karena mempunyai luas permukaan yang besar dan porositas yang tinggi. porous carbon dapat dibuat dari berbagai zat yang memiliki susunan senyawa hidrokarbon seperti karbohidrat, batang kayu atau zat yang mengandung senyawa hidrokarbon lainnya dengan pemanasan temperatur tinggi serta proses aktivasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh porous carbon dari sukrosa serta menentukan karakteristik produk yang diperoleh. Produk sintesis dianalisis menggunakan spektrofotometer FTIR, X-Ray diffraction dan surface area analyzer. porous carbon yang diperoleh dari penggunaan asam nitrat meningkat luas permukaan dan volume pori berturut-turut sebesar 24%dan 25% relatif terhadap porous carbon yang dibuat dengan menggunakan asam sulfat. Adanya perlakuan kalsinasi, porous carbon yang dibuat dengan asam sulfat juga meningkatkan luas permukaan dan volume pori berturut-turut sebesar 97% dan 98%. porous carbon yang diperoleh dapat digunakan sebagai adsorben minyak goreng sisa pakai. porous carbon yang dibuat menggunakan asam nitrat mempunyai daya pemucatan terhadap minyak sisa pakai yang lebih tinggi daripada porous carbon yang lain.
Sintesis dan Karakterisasi Silica Gel dari Tetraetilortosilikat (TEOS) Menggunakan Surfaktan Polyethylene Glycol (PEG) 6000 dalam Kondisi Basa Agus Salim Purwanto; Taslimah Taslimah; Sriatun Sriatun
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 15, No 1 (2012): Volume 15 Issue 1 Year 2012
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.094 KB) | DOI: 10.14710/jksa.15.1.1-6

Abstract

Penelitian tentang sintesis silika gel dari tetraetilortosilikat (TEOS) menggunakan surfaktan polyethylene glicol (PEG) 6000 dalam kondisi basa telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pH optimum pembentukan gel tercepat untuk sintesis silica gel dan menentukan karakter silika gel hasil sintesis. Sintesis silica gel dilakukan dengan mencampurkan tetraetilortosilikat (TEOS), etanol, aquades, NH4OH dan polietilen glikol (PEG) 6000. Penelitian ini dilakukan variasi pH 8-10 dan variasi konsentrasi PEG 6000 yaitu 0,01 g/100 mL; 0,03 g/100 mL; 0,06 g/100 mL. Silika gel hasil sintesis dikarakterisasi dengan spektrofotometer inframerah (FTIR), difraksi sinar-X (XRD) dan BET surface area analyzer. Diperoleh bahwa  pH 9 sebagai pH optimum untuk pembentukan gel. Hasil analisis difraksi sinar-X (XRD) menunjukkan bahwa silika gel adalah amorf sedangkan hasil BET surface area analyzer menunjukkan bahwa silika gel termasuk dalam mesopori dengan volume total pori dan luas permukaan spesifik silika gel tertinggi diperoleh pada pH 9 dan dengan konsentrasi PEG 6000 0,03 g/100 mL yaitu masing-masing 124,574 cm3/g dan 285,456 m2/g.
Studi Pembuatan dan Karakterisasi Membran Pervaporasi Berbahan Dasar Zeolit Alam Muslimin Muslimin; Taslimah Taslimah; Rahmad Nuryanto
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 17, No 2 (2014): Volume 17 Issue 2 Year 2014
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.366 KB) | DOI: 10.14710/interaksi.%v.%i.76-90

Abstract

Pembuatan membran anorganik dengan cara mencampurkan γ alumina kaolin dan air telah dilakukan. Selanjutnya ditambahkan campuran bahan aditif hingga diperoleh pasta. Pasta dicetak menjadi bentuk pelet, dikalsinasi pada suhu 1250°C selama 4 jam, selanjutnya dilapisi dengan pasta zeolit. Membran yang dibuat dipanaskan pada 400°C dan 1250°C selama 4 jam. Karakterisasi membran dilakukan dengan menggunakan universal testing machine, XRD, SEM dan uji perendaman. Disimpulkan bahwa membran zeolit dengan suhu aktifasi 400°C mempunyai kuat tekan yang paling besar yakni 13,73 x 10-3 (N/mm2). Mineral komponen penyusun membran adalah mordenit, sedangkan alumina dan kaolin dalam keadaan amorf. Marfologi permukaan membran yang terbentuk tidak seragam, membran dengan pemanasan 1250°C memiliki kekuatan dan ketahanan pada uji perendaman dalam air.
Pengaruh Variasi pH Sol terhadap Karakteristik Produk pada Pembuatan Elektrolit Padat NaMn2−xCoxO4 dengan Metode Sol-Gel Sapta Nur Azizah; Rahmad Nuryanto; Taslimah Taslimah
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 18, No 2 (2015): Volume 18 Issue 2 Year 2015
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.84 KB) | DOI: 10.14710/jksa.18.2.39-43

Abstract

Penelitian tentang pengaruh variasi pH sol terhadap karakteristik elektrolit padat NaMn2−xCoxO4 telah dilakukan. Keuntungan penggunaan elektrolit padat adalah material ini tidak menyebabkan kebocoran elektrolit sebagaimana elektrolit cair yang digunakan pada baterai, sehingga dapat meningkatkan keselamatan baterai. Pembuatan elektrolit padat dilakukan dengan metode sol-gel, yaitu dengan mencampurkan larutan natrium asetat, mangan asetat, kobalt asetat dan polivinil alkohol (PVA), pengadukan larutan selama 1 jam, penambahan NH4OH 0,5 M untuk mengkondisikan pH sol mejadi 8,3; 9,3 dan 10,3. Lalu, sol diaduk kembali selama 2 jam dan selanjutnya diuapkan pada suhu 60°C selama 40 jam. Gel yang diperoleh dikeringkan pada suhu 175°C selama 12 jam dan dikalsinasi pada suhu 800°C selama 4 jam. Hasil yang diperoleh dikarakterisasi menggunakan difraktrometer sinar-X (XRD), mikroskop elektron (SEM-EDS) dan LCR meter. Disimpulkan bahwa senyawa komponen penyusun elektrolit padat terdiri dari NaMnO2, Co2O3 dan Co3O4. Variasi pH sol mempengaruhi konduktivitas listrik elektrolit padat, peningkatan pH meningkatkan nilai konduktivitas listrik. pH 9,3 merupakan pH optimum untuk menghasilkan produk, dengan nilai konduktivitas listrik tertinggi yaitu 373 × 10-8 Scm-1, dengan formula NaMn1,557Co0,443O4 dan ukuran aglomerat 1,591 μm.
Sintesis dan Karakterisasi Zeolit Y Sriatun Sriatun; Taslimah Taslimah; Erwin Nur Cahyo; Fuguh Devi Saputro
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 20, No 1 (2017): Volume 20 Issue 1 Year 2017
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.725 KB) | DOI: 10.14710/jksa.20.1.19-24

Abstract

Telah dilakukan pembuatan zeolit Y dengan kajian konsentrasi dan jenis surfaktan yaitu cetyltrimethylammonium bromide (CTAB) dan Polyethylen Glycol-400 (PEG-400). Adapun bahan baku utama untuk membuat zeolit Y adalah sol silika dan alumunium hidroksida. Sintesis zeolit Y menggunakan metode hidrotermal dengan waktu kristalisasi 24 jam dan 72 jam pada suhu 100°C. Proses kalsinasi produk pada suhu 500°C selama 5 jam. Analisis produk zeolit menggunakan Fourrier Transform-Infra Red (FT-IR) dan X-Ray Diffractometer (XRD). Hasil yang diperoleh bahwa zeolit yang disintesis dengan waktu hidrotermal 24 jam menghasilkan zeolit A sedangkan yang 72 jam menghasilkan Zeolit Y. Variasi konsentrasi dan jenis surfaktan tidak signifikan mempengaruhi kristalinitas dan ukuran bulir kristal zeolit yang dihasilkan. Namun penggunaan surfaktan meningkatkan ukuran bulir kristal zeolit. Ukuran bulir kristal terbesar didapatkan pada zeolit 24 jam yang menggunakan surfaktan PEG-400 dengan konsentrasi 6,25x10-5 M menghasilkan ukuran bulir kristal 46,82 nm.