Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Toleransi Beragama Perspektif Wahdat Al-Wujūd Ibnu Arabi Sugianto Sugianto
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.358 KB) | DOI: 10.24042/ijitp.v1i2.5076

Abstract

Agama adalah panduan hidup bagi pemeluknya agar tercipta kedamaian dan keharmonisan dalam kehidupan, namun akhir-akhir ini muncul sifat beragama yang eksklusif dan radikal, sehingga melahirkan fenomena ekstrim dan intoleran dalam beragama. Salah satu Intelektual muslim yakni Ibnu Arabi mempunyai konsep yang dapat dijadikan solusi bagi permasalahan diatas, konsep itu dikenal dengan konsep kesatuan wujud tunggal (wahdat al-wujud). Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep kesatuan wujud tunggal dalam membentuk toleransi beragama. Penelitian ini tergolong dalam penelitian kepustakaan dan menggunakan metode diskriptif analisis. Di dalam konsep wahdat al-wujud Ibnu Arabi, terkandung sifat Inklusif dan permisif dalam beragama, karakter inilah sebagai landasan dalam mewujudkan peradaban yang damai dan harmonis. Segala sesuatu yang ada merupakan manefestasi dari wujud hakiki, yaitu wujud yang wajib ada (wajib al-wujud). Wujud tersebut tercermin dalam tiga level, yaitu: ahadiyah, wahiddiyah dan tajalli syuhudi. Sehingga agama dari khasanah spiritual atau esoteris bisa saling menyapa dan terhindar dari sikap intoleran dalam beragama.
HERMENEUTIK: METODE DALAM MEMAHAMI HADIS PERSPEKTIF FAZLUR RAHMAN Sugianto Sugianto
Alfuad: Jurnal Sosial Keagamaan Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : IAIN Batusangkar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.31 KB) | DOI: 10.31958/jsk.v3i2.1693

Abstract

Abstrak: Memahami merupakan sebuah proses untuk mengungkap makna terhadap suatu teks, memahami berbeda dari mengetahui. Karena memahami menyiratkan kemampuan untuk merasakan sesuatu yang dialami oleh orang lain. Seseorang bisa saja memiliki banyak pengetahuan, tetapi sedikit pemahaman. Hal tersebut mengacu pada suatu kemampuan untuk menjangkau pribadi seseorang. Berbagai upaya telah dilakukan oleh ulama terdahulu, yaitu dalam rangka mengungkap makna teks hadis, akan tetapi belum mendapatkan makna yang memuaskan. Atas kondisi tersebut, Fazlur Rahman menawarkan teori hermeneutik sosio historis sebagai pisau analisis dalam membedah makna yang terkandung dalam teks hadis. Langkah yang ditempuh Fazlur Rahman dalam memahami hadis yaitu dengan hibridasi antara pola berfikir induktif dan diakhiri dengan pola berfikir deduktif. Sehingga menghasilkan pembacaan yang komprehensif terhadap makna hadis.Abstract: Understanding is a prosess to explore of the meaning of the teks. Understanding is different with knowing. Because, understanding imply capability to experience something be experienced by someone. Someone can be posesessed of  many knowledge, but litle understanding. Its refer to a ability understanding someone. A variety efforts was done by ulama former, that is in order to explore meaning of the teks hadis, but that not enough. That condition, Fazlur Rahman offer a  hermenutic theory as  analysis knife in operate on  meaning  of the texs hadis. The way in which Fazlur Rahman to understanding hadis is with hybridation between inductive and deductive system. With the result that  comprehensive reading  to meaning of the hadis.
AGAMA DAN NEGARA: Transformasi politik Religius Muhammad Natsir Agus Sujarwo; Rahmat Hidayat; Sugianto Sugianto
Indonesian Journal of Islamic Theology and Philosophy Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ijitp.v4i2.15455

Abstract

Agama dan negara merupakan dua entitas yang saling membutuhkan, agama akan tegak kokoh jika mendapat naungan, perlindungan dan dukungan dari negara. begitupun sebaliknya negara akan tertata, tertib dan nyaman jika dalam kehidupan bernegaranya dipandu oleh nilai-nilai agama. Dalam rangka memadukan kedua intitas tersebut, tampaknya telah mengilhami pemikiran dan perjuangan Mohammad Natsir. Pada awal perjuangannya, M. Natsir bergerak pada bidang politik murni dengan misi ingin menjadikan Islam sebagai warna struktur pemerintahan negeri ini, Akan tetapi usahanya ini mendapatkan hambatan dari banyak pihak, diantaranya dari pihak yang menyatakan dirinya sebagai golongan nasionalis dan juga komunis. Hambatan ini tidak lantas menghentikan perjuangan Natsir, tetap dengan misi yang sama, yakni ingin memberikan warna Islam dalam perpolitikan yang ada di bangsa Indonesia, Perjuangan Natsir bertransformasi kepada pergerakan syiar Islam dengan mendirikan lembaga Dewan Dakwa Islamiyah Indonesia (DDII). Tema ini menarik untuk diteliti untuk mendapatkan gambaran secara keselurahan bagaimana pemikiran dan perjuangan Mohammad Natsir dalam transformasi politik religius yang ia lakukan. Dalam tulisan ini peneliti menggunakan metode Analisis konten yang didukung dengan beberapa bahan literatur seperti dari artikel jurnal, buku dan  sumber lainnya. Hasil dari penelitian ini penulis menemukan ada tiga poin penting bentuk transformasi politik religius yang ditempuh oleh Muhammad Natsir, yakni; mempertahankan Islam dari paham pemisahan agama dan negara, Memperjuangkan Syariah Islam diakui secara konstitusional dan menciptakan pemimpin-pemimpin yang kamil melalui Kaderisasi, ketauladanan dan penugasan. Secara sederhana maksud dari ketiga poin temuan tersebut yakni memperjuangkan Islam di kancah kenegeraan dengan basis politik yang religius.
HERMENEUTIK: METODE DALAM MEMAHAMI HADIS PERSPEKTIF FAZLUR RAHMAN Sugianto Sugianto
Alfuad: Jurnal Sosial Keagamaan Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus Batusangkar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31958/jsk.v3i2.1693

Abstract

Abstrak: Memahami merupakan sebuah proses untuk mengungkap makna terhadap suatu teks, memahami berbeda dari mengetahui. Karena memahami menyiratkan kemampuan untuk merasakan sesuatu yang dialami oleh orang lain. Seseorang bisa saja memiliki banyak pengetahuan, tetapi sedikit pemahaman. Hal tersebut mengacu pada suatu kemampuan untuk menjangkau pribadi seseorang. Berbagai upaya telah dilakukan oleh ulama terdahulu, yaitu dalam rangka mengungkap makna teks hadis, akan tetapi belum mendapatkan makna yang memuaskan. Atas kondisi tersebut, Fazlur Rahman menawarkan teori hermeneutik sosio historis sebagai pisau analisis dalam membedah makna yang terkandung dalam teks hadis. Langkah yang ditempuh Fazlur Rahman dalam memahami hadis yaitu dengan hibridasi antara pola berfikir induktif dan diakhiri dengan pola berfikir deduktif. Sehingga menghasilkan pembacaan yang komprehensif terhadap makna hadis.Abstract: Understanding is a prosess to explore of the meaning of the teks. Understanding is different with knowing. Because, understanding imply capability to experience something be experienced by someone. Someone can be posesessed of  many knowledge, but litle understanding. Its refer to a ability understanding someone. A variety efforts was done by ulama former, that is in order to explore meaning of the teks hadis, but that not enough. That condition, Fazlur Rahman offer a  hermenutic theory as  analysis knife in operate on  meaning  of the texs hadis. The way in which Fazlur Rahman to understanding hadis is with hybridation between inductive and deductive system. With the result that  comprehensive reading  to meaning of the hadis.