Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KAJIAN ARSITEKTUR DAN SEJARAH PADA BANGUNAN WARENHUIS DAN TAPAK EKS KANTOR BORSUMIJ SEBAGAI CAGAR BUDAYA DI KOTA MEDAN Sutra M H Rajagukguk; Najli Eka Rahmi; Wahyu Utami
PROSIDING SERINA Vol. 1 No. 1 (2021): PROSIDING SERINA III 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (996.964 KB) | DOI: 10.24912/pserina.v1i1.16159

Abstract

The city of Medan stores a myriad of historic buildings in it. These historical buildings need to be known for certain to be used as cultural heritage buildings in the city of Medan with the hope that in the future Medan City can show the characteristics and identity of the city through existing cultural heritage buildings. One of them is the Warenhuis building and the former Borsumij office Hindu street. The Warenhuis building is the first department store in the city of Medan so that it has a high historical value, this building illustrates how the economy progressed in the city of Medan at that time. Data were collected using two methods, namely case studies for assessing cultural heritage data on the Warenhuis, ex-Borsumij buildings and site conditions, and the POE (Post Occupancy Evaluation) method to see the current use of the building. In addition, data collection was also carried out by direct field observations to the location of the Warenhuis building and the former Borsumij office. Meanwhile, in the future, the design method used is EBD (Evidence-Based Design). The analysis carried out is a dual analysis, that is, all data that has been collected through both methods will be discussed separately and the results of each discussion will be combined and discussed again. The results of this study show how the condition of the historic Warenhuis building and the former Borsumij office as a cultural heritage building.Kota Medan menyimpan segudang bangunan bersejarah didalamnya. Bangunan-bangunan bersejarah tersebut perlu diketahui secara pasti untuk dijadikan sebagai bangunan cagar budaya Kota Medan dengan harapan kedepannya Kota Medan bisa menunjukkan karakteristik dan identitas kota melalui bangunan cagar budaya yang ada. Salah satunya adalah gedung Warenhuis dan eks kantor Borsumij di jalan Hindu. Gedung Warenhuis adalah toserba pertama di kota Medan sehingga memiliki nilai historis yang tinggi, gedung ini menggambarkan bagaimana kemajuan ekonomi di kota Medan pada masa itu. Pengumpulan data dilakukan dengan dua metode yaitu Studi kasus untuk pengkajian data cagar budaya pada bangunan Warenhuis, eks Borsumij dan kondisi tapak, serta metode POE (Post Occupancy Evaluation) untuk melihat penggunaan bangunan saat ini. Selain itu pengumpulan data juga dilakukan dengan observasi lapangan langsung ke lokasi gedung Warenhuis dan eks kantor Borsumij. Sementara untuk kedepannya, metode perancangan yang digunakan adalah EBD (Evidences Based Design). Analisis yang dilakukan ialah analisis duangulasi yaitu keseluruhan data yang telah dikumpulkan melalui kedua metode akan didiskusikan secara terpisah dan masing-masing hasil diskusi akan digabungkan dan didiskusikan kembali. Hasil penelitian ini menunjukkan bagaimana kondisi bangunan bersejarah Warenhuis dan eks kantor Borsumij sebagai bangunan cagar budaya.
KAJIAN REVITALISASI KOMPLEKS CAGAR BUDAYA BEKAS GEDUNG RADIO REPUBLIK INDONESIA (RRI) DI KOTA MEDAN SEBAGAI GEDUNG MUSEUM Wansismar Tumanggor; Wahyu Utami
PROSIDING SERINA Vol. 1 No. 1 (2021): PROSIDING SERINA III 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1153.969 KB) | DOI: 10.24912/pserina.v1i1.16371

Abstract

Cultural heritage buildings should be preserved because they have historical values which are regional assets protected by law. In the city of Medan, there are several cultural heritage complexes. One of them is the former Radio Republik Indonesia building complex (abbreviated as RRI), this complex is a complex that contains old buildings that existed before Indonesia's independence. This complex is not functioned and managed properly, especially for the former RRI building. Therefore, to avoid more severe damage and cause a decrease in the quality of this complex, it is necessary to take actions that can prevent a decrease in the quality of the complex and can make the quality of the complex increase so that the buildings within the complex can function properly. The appropriate action to take is the revitalization of the area. The research methods used are Evidence Based Design (EBD) and Post Occupancy Evaluation (POE). This study aims to obtain data on the problems in the complex, the potential of the complex, the advantages of the complex, and the actions that need to be taken in revitalizing this complex. From the data obtained, this complex is suitable to be revitalized into a telecommunications museum building complex to maintain its previous function, which is to become an information source building and be added to the shape and condition of the building that supports this function.Bangunan cagar budaya sudah selayaknya dilestarikan karena memiliki nilai sejarah yang merupakan aset daerah yang dilindungi oleh hukum undang-undang. Di kota Medan, terdapat beberapa kompleks cagar budaya. Salah-satunya yaitu kompleks Bekas gedung Radio Republik Indonesia (RRI), kompleks ini merupakan kompleks yang terdapat bangunan-bangunan lama yang sudah ada sebelum Indonesia merdeka. Kompleks ini tidak difungsikan dan dikelola dengan baik terutama untuk bekas gedung RRInya. Maka dari itu, untuk menghindari kerusakan yang lebih parah dan menyebabkan penurunan kualitas kompleks ini maka perlu dilakukan tindakan yang dapat mencegah penurunan kualitas kompleks serta dapat membuat kualitas kompleks tersebut meningkat sehingga bangunan didalam kompleks dapat berfungsi dengan baik. Tindakan yang cocok dilakukan yaitu revitalisasi kawasan. Metode penelitian yang digunkan adalah Evidences Based Design (EBD) dan Post Occupancy Evaluation (POE). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai masalah pada kompleks, potensi kompleks, kelebihan kompleks, dan tindakan yang perlu dilakukan dalam merevitalisasi kompleks ini. Dari data yang diperoleh kompleks ini cocok direvitalisasi menjadi kompleks gedung museum telekomunikasi untuk tetap mempertahankan fungsi sebelumnya yaitu menjadi gedung sumber informasi dan ditambah dengan bentuk dan kondisi gedung yang mendukung untuk fungsi tersebut. 
KAJIAN ARSITEKTUR DAN SEJARAH RUMAH SAKIT UMUM TEMBAKAU DELI SEBAGAI BANGUNAN CAGAR BUDAYA DI KOTA MEDAN Ivan Bahri Prasetia Zebua; Wahyu Utami
PROSIDING SERINA Vol. 1 No. 1 (2021): PROSIDING SERINA III 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1229.017 KB) | DOI: 10.24912/pserina.v1i1.16372

Abstract

Medan is rich with historical buildings of high historical value, most of which are relics of the glory of the plantation industry. Currently, many buildings are neglected, one of which is the Deli Tobacco General Hospital (RSUTD) which has been closed since 2008. This hospital was first built in 1885 by Deli Maatschappij, a pioneer company in tobacco plantations in Deli land, and is a The first modern hospital on the island of Sumatra. Located in the historical area of Kesawan, Merdeka Square. Data collection was carried out using two methods, namely a case study for assessing cultural heritage data and existing conditions in the Deli Tobacco General Hospital building, the second using the POE (Post Occupancy Evaluation) method to analyze the current use of the building. In addition, data collection was also carried out by direct observation to the location of the Deli Tobacco General Hospital. Henceforth, the design method used is EBD (Evidence Based Design). The results of this study indicate the condition of the historic building of Deli Tobacco General Hospital as an abandoned cultural heritage building.Medan kaya dengan bangunan bersejarah yang bernilai sejarah tinggi yang sebagian besar adalah peninggalan kejayaan industri perkebunan. Saat ini kondisi bangunan-bangunan banyak yang terlantar, salah satunya adalah Rumah Sakit Umum Tembakau Deli (RSUTD) yang ditutup sejak 2008. Rumah sakit ini dibangun pertama kali pada tahun 1885 oleh Deli Maatschappij, sebuah perusahaan pionir perkebunan tembakau di tanah Deli, dan merupakan rumah sakit modern pertama di pulau Sumatera. Berlokasi di kawasan bersejarah kesawan, lapangan Merdeka. Pengumpulan data dilakukan dengan dua metode yaitu studi kasus untuk pengkajian data cagar budaya dan kondisi eksisting pada bangunan Rumah Sakit Umum Tembakau Deli, yang kedua menggunakan metode POE (Post Occupancy Evaluation) untuk menganalisa penggunaan bangunan saat ini. Selain itu pengumpulan data juga dilakukan dengan observasi langsung ke lokasi Rumah Sakit Umum Tembakau Deli. Untuk selanjutnya, metode perancangan yang digunakan adalah EBD (Evidences Based Design). Hasil penelitian ini menunjukkan kondisi bangunan bersejarah Rumah Sakit Umum Tembakau Deli sebagai bangunan cagar budaya yang terbengkalai.