Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Non-Hodgkins Lymphoma in Jakarta Harryanto Reksodiputro; Cosphiadi Irawan; Endang Hardjolukito
Indonesian Journal of Cancer Vol 5, No 3 (2011): Jul - Sep 2011
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.379 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v5i3.171

Abstract

Tujuan: Melihat karakteristik pasien Limfoma Non Hodgkin di Jakarta. Metode: studi retrospektif. Sampel adalah pasien Limfoma Non Hodgkin yang berobat di RS Cipto Mangunkusumo dan RSK Dharmais antara tahun 2004-2005.Hasil: Tujuh puluh delapan persen pasien memiliki usia kurang dari 60 tahun dengan gambaran mayoritas jenis kelamin laki-laki, stadium awal (60,8%) dan status performans yang baik (ECOG 0-1; 86,67%). Berdasarkan evaluasi terhadap paparan, didapati delapan puluh persen pasien tidak diketahui paparannya.Dari 153 pasien, 94 pasien diobati dengan kemoterapi regimen CHOP, namun hanya 51 pasien yang menyelesaikan minimal 6 siklus kemoterapi. Dilaporkan juga respon terhadap terapi adalah: remisi komplit (52,38%), remisi parsial (26,19%) dan respon minimal (14,2%).Pada kelompok pasien yang diobati dengan regimen kemoterapi CHOP, dilaporkan bahwa delapan puluh persen pasien berusia di bawah 60 tahun, memiliki stadium awal (stadium I-II; 74,47%) dan status performmans yang baik (ECOG I-II; 93,3%). Juga dilaporkan bahwa sembilan puluh persen pasien memiliki ? 1 keterlibatan ekstranodal dan kadar LDH normal (60%). Berdasarkan hasil patologi, dilaporkan lima puluh persen pasien memiliki gambaran patologi DLBCL (Diffuse Large B Cell L).Kesimpulan: Sebagian besar pasien Limfoma Non Hodgkin di Jakarta memiliki karakteristik klinis: usia di bawah 60 tahun dengan jenis kelamin laki-laki, stadium awal dan status performans yang baik. Pada kelompok pasien yang menjalani kemoterapi regimen CHOP juga dilaporkan karakteristik klinis yang sama. Lima puluh persen pasien yang menjalani kemoterapi regimen CHOP mencapai respon komplit setelah menjalani minimal 6 siklus kemoterapi.Katakunci: Limfoma Non Hodgkin, Performa studi, remisi
Efficacy and Safety of In-Asia-Manufactured rhG-CSF 300 mcg As Primary Prophylaxis for Prevention of CHOP Chemotherapy-induced Severe Neutropenia in Elderly Patients with Lymphoma Non-Hodgkin Harryanto Reksodiputro; Zubairi Djoerban; Karmel L. Tambunan; Aru W. Sudoyo; Abidin Widjanarko; Djumhana Atmakusuma; Syafrizal Syafei; Nugroho Prayogo; Ronald Hukom; Dody Ranuhardy; Zakifman Jack; Asrul Harsal; Noorwati S -; Bambang Karsono; Shufrie Effendi; Hilman Tadjoedin
Indonesian Journal of Cancer Vol 3, No 1 (2009): Jan - Mar 2009
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (790.74 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v3i1.71

Abstract

Penelitian open-label, non-komparatif ini dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan recombinant human G-CSF produksi Asia sebagai profilaksis primer dalam pencegahan neutropenia derajat berat pada pasien usia lanjut (>60 tahun) dengan limfoma non-Hodgkin (LNH) derajat sedang dan lanjut (stadium II,III,IV) yang mendapat terapi CHOP (siklofosfamid, doksorubisin, vinkristin). Profilaksis primer recombinant human G-CSF (rhG-CSF) produksi Asia dapat mengurangi median durasi neutropenia derajat 4 pada siklus sitostatistika ke-1 dan ke-2 menjadi tiga hari, sementara median durasi neutropenia derajat 3 pada siklus sitostistika ke-1 menjadi dua hari dan pada siklus sitostatistika ke-2 menjadi dua setengah hari, dari median durasi neutropenia grade 4 dan grade 3 tanpa G-CSF, yaitu empat dan lima hari berurutan. Febrile neutropenia ditemukan pada 7 pasien yang mendapat rhG-CSF produksi Asia (24.1%), lebih rendah jika dibandingkan studi tanpa rhG-CFS (31.3-34% FN). Tiga pasien mendapat rhG-CSF produksi Asia (10,3%) dirawat inap akibat febrile neutropenia, lebih rendah jika dibandingkan rawat inap pada studi tanpa rhG-CSF (24-28%). Kejadian yang tidak diinginkan terbanyak adalah mual dan muntah yang terjadi pada 9 (31%) pasien. Sebagai kesimpulan, penggunaan rhG-CSF produksi Asia untuk profilaksis primer pada pasien LNH usia lanjut yang mendapat regimen CHOP dapat mengurangi durasi neutropenia, mengurangi kejadian febrile neutropenia, dan angka rawat inap akibat febrile neutropenia.Kata kunci : Efektivitas, keamanan, G-CSF, LNH pada usia lanjut