Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Systematic Literature Rreview: Pengaruh Polifenol Delima (punicagranatum l.) terhadap Kadar Interleukin-6 pada Penyakit yang Melibatkan Patofisiologi Inflamasi Ariya Indra Krisna; Ike Widyaningrum; Doti Wahyuningsih
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.098 KB)

Abstract

Introduction: Interleukin-6 (IL-6) is one of the citokynes released by macrophage and patologic cells it has a main role in mediating inflammation. Pomegranate (Punica granatum l.) contain polyphenol such as punicalagin, ellagic acid, urolithin, gallic acid, and delphinidin which has high anti-inflammation activity. Research done this far is the ability of pomegranate to decrease IL-6 level in only one disease. This systematic literature review reports the effect of pomegranate’s polyphenol in decreasing IL-6 level on macrophage and other pathologic cells by in vitro method focus at inflammatory disease that includes alzheimer’s, inflammatory bowel disease, cancer, metabolic disease and degenerative disease such as  rheumatoid arthritis, osteoarthritis, osteoporosis, and atherosclerosis.Method: Systematic literature review. Data were colected from Google Scholar and PubMed Central. The keywords used are “punica granatum,  inflammation, interleukin-6”. 19  papers which fullfilled the inclusion criteria reported the effect of pomegranate (Punicagranatum l.) to IL-6.Result: Active substance like punicalagin, ellagic acid, gallic acid, urolithin A/B, granatin A/B and delphinidin from the flower, seed, skin, mesocarp (inner skin) and all parts of pomegranate are reported to decrease the interleukin-6 (IL-6) level in diseases involving inflammation patophysiology, which include inflammatory disease such as inflamatory bowel disease and alzheimer’s, cancer, metabolic disease and degenerative disease include rheumatoid arthritis, osteoarthritis, osteoporosis, and atherosclerosis.Keyword: Punica granatum, Inflammation, Interleukin-6, In Vitro
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI POLAR DAUN KUMIS KUCING ( Orthosiphon stamineus) TERHADAP Propionibacterium acnes Putri Nabila Khalisha; Ike Widyaningrum; Sasi Purwanti
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.188 KB)

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Daun kumis kucing (Orthosiphon stamineus) memiliki kandungan senyawa yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak etanol dan fraksi polar daun kumis kucing ( O. stamineus) terhadap Propionibacterium acnes yang dibandingkan dengan klindamisin.Metode: Daun kumis kucing diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70% dan dilakukan fraksinasi dengan pelarut polar (etanol:air) dengan rasio (9:1). Selanjutnya dilakukan pengamatan aktivitas antibakteri dengan zona hambat terhadap bakteri Propionibacterium acnes dengan konsentrasi ekstrak etanol dan fraksi polar dalam persentase yakni 10%, 7,5%, 5%, 1%. Diukur dengan uji zona hambat terhadap bakteri Propionibacterium acnes dengan metode difusi cakram Kirby-Bauer (disc diffusion) menggunakan klindamisin 2µg.Hasil: Ekstrak etanol daun kumis kucing menggunakan setiap konsentrasi terhadap Propionibacterium acnes dalam persentase yakni 10%, 7,5%, 5%, 1% berturut-turut adalah  7.79±0,10mm; 7.70±0,08mm; 7.49±0,11mm; 7.37±0,28mm  dan pada fraksi polar daun kumis kucing menggunakan setiap konsentrasi terhadap Propionibacterium acnes dalam persentase yakni 10%, 7,5%, 5%, 1% berturut-turut adalah 7.56±0,34mm; 7.36±0,24mm; 7.19±0,38mm; 7.10±0,29mm. ekstrak etanol dan fraksi polar daun kumis memiliki signifikansi (p<0,05). Hal tersebut menunjukan bahwa ekstrak etanol dan fraksi polar memiliki daya hambat yang lebih rendah dari klindamisin.Kesimpulan: Ekstrak etanol dan fraksi polar daun kumis kucing dengan persentase  10%, 7,5%, 5%, 1%   memiliki perbedaan daya hambat yang lebih rendah dari klindamisin dalam menghambat P.acnes.Kata kunci: Daun Kumis Kucing: Orthosiphon stamineus; Ekstrak Etanol; Fraksi Polar; Propionibacterium acnes.
KOMBINASI EKSTRAK N-HEKSANA Alpinia purpurata DAN Zingiber officinale DENGAN METODE MASERASI KINETIK DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus DAN Eschericia coli Windya B. Supriadi; Erna Sulistyowati; Ike Widyaningrum
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10, No 1 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.991 KB)

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Lengkuas merah (Alpinia purpurata) dan jahe merah (Zingiber officinale) memiliki kandungan senyawa aktif yang bisa menghambat pertumbuhan bakteri. Kombinasi ekstrak dari beberapa tanaman mampu meningkatkan daya hambat bakteri lebih besar bila dibandingkan dengan ekstrak tanaman tunggal. Penelitian ini melakukan kombinasi A. purpurata dan Z. officinale untuk meningkatkan kemampuan aktivitas antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui daya hambat bakteri kombinasi ekstrak rimpang A. purpura dan  Z. officinale.Metode: Penelitian in vitro ini mengukur daya hambat kombinasi ekstrak A. purpurata dan Z. officinale dengan menghitung diameter ZOI S. aureus atau E. coli. Perbandingan konsentrasi kombinasi ekstrak herbal yang digunakan yaitu P1(0:100), P2(25:75), P3(50:50), P4(75:25), P5(100:0). ZOI dihitung melalui metode difusi cakram. Amoksisilin dan asam nalidiksat kami gunakan sebagai antibiotik pembanding. Analisis statistik menggunakan uji one way ANOVA dengan taraf signifikansi adalah p < 0,05.Hasil: Skrining fitokimia ekstrak N-heksana A. purpurata dan Z. officinale menunjukkan adanya kandungan terpen dan alkaloid. Hasil ZOI S. aureus pada kelompok P1, P2, P3, P4, dan P5 berturut-turut yaitu 7,03±1,19, 6,76±1,13, 7,63±1,66, 8,13±0,97, dan 8,36±2,31 mm. Hasil ZOI E. coli pada kelompok P1, P2, P3, P4, dan P5 berturut-turut yaitu 11,10±1,01, 9,46±1,55, 9,03±1,56, 10,9±1,47, dan 9±0,26 mm. ZOI amoksisilin dan asam nalidiksat menunjukkan hasil lebih besar.Kesimpulan: Kombinasi ekstrak N-heksana  A. purpurata dan Z. officinale mampu menghambat S. aureus dan E. coli.Kata kunci: Alpinia purpurata, Zingiber officinale, N-heksana, bakteri, daya hambat bakteri
AKTIVITAS ANTIBAKTERI KOMBINASI EKSTRAK ETIL ASETAT Alpinia purpurata DAN Zingiber officinale DENGAN METODE MASERASI KINETIK DIBANDING AMOKSISILIN DAN ASAM NALIDIKSAT Fatimah Zahra; Zainul Fadli; Ike Widyaningrum
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.304 KB)

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Lengkuas merah (Alpinia purpurata) dan jahe merah (Zingiber officinale) merupakan tanaman yang banyak ditemukan di Indonesia, tanaman tersebut mengandung komponen kimia seperti alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan fenol yang memberi efek farmakologi seperti antioksidan, antiinflamasi, dan antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak Alpinia purpurata dan Zingiber officinale terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang dibandingkan dengan antibiotik amoksisilin dan asam nalidiksat. Metode: Ekstraksi menggunakan metode maserasi kinetik dan didispersikan dengan perhitungan konsentrasi 2000 ppm lalu dilakukan uji identifikasi skrining fitokimia. Uji zone of inhibition (ZOI) kombinasi ekstrak etil asetat jahe merah (Zingiber officinale) dan lengkuas merah (Alpinia purpurata) menggunakan metode difusi cakram dengan perbandingan konsentrasi 0:100, 25:75, 50:50, 75:25 dan 100.0 terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.Hasil: Pada perbandingan 75:25 kombinasi ekstrak etil asetat jahe merah (Zingiber officinale) dan lengkuas merah (Alpinia purpurata) mendapat hasil rerata zona inhibisi tertinggi yaitu 11,9±2,2 mm pada Escherichia coli yang tidak berbeda signifikan dengan asam nalidiksat yaitu 13,3±0,7 mm dan 8,2±0,7 pada Staphylococcus aureus yang berbeda signifikan dengan ZOI pembanding yaitu 38,4±6,3 mm pada amoksisilin. Kesimpulan: Lengkuas merah (Alpinia Purpurata) dan jahe merah (Zingiber officinale) baik secara tunggal maupun kombinasi mempunyai potensi antibiotikan yang sama dengan asam nalidiksat terhadap bakteri Escherichia coli. Kata Kunci: Alpinia purpurata, Zingiber officinale, Asam nalidiksat, Amoksisilin, Staphylococcus aureus, Escherichia coli
Aktivitas Antibakteri Kombinasi Ekstrak Metanol Rimpang Jahe Merah dan Lengkuas Merah Juliana Ayu Nugraha; Ike Widyaningrum; Muhammad Zainul Fadli
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.243 KB)

Abstract

Pendahuluan: Kurangnya pemanfaatan terhadap aktivitas senyawa pada tanaman yang tumbuh di Indonesia sehingga dilakukan kombinasi antibakteri untuk meningkatkan aktivitas dari salah satu senyawa tunggalnya serta untuk mengoptimalkan fungsi obat.Metode: Penelitian ini merupakan Laboratory research yang bertujuan untuk membandingkan ekstrak kombinasi herbal pada Alpinia purpurata dan Zingiber officinale dengan amoksisilin dan asam nalidiksat dengan menggunakan metode maserasi kinetik dengan perbandingan konsentrasi ekstrak herbal (25%:75%, 50%:50%, 75%:25%), kemudian diuji ZOI nya terhadap bakteri Eschericia coli dan Staphylococcus aureus dengan metode difusi cakram dimana hasilnya nanti dibandingkan dengan amoksisilin dan asam nalidiksat.Hasil: Ekstrak kombinasi metanol jahe merah dan lengkuas merah konsentrasi 1000 ppm terhadap bakteri Escherichia coli dengan perbandingan jahe dan lengkuas (25%:75%) didapatkan hasil 7,13±0,75 mm, (50%:50%) 7,36±0,56 mm, dan (75%:25%) 7,06±0,85 mm. Ekstrak kombinasi metanol jahe merah dan lengkuas merah konsentrasi 1000 ppm terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan perbandingan jahe dan lengkuas (25%:75%) didapatkan hasil 7,4±0,3 mm, (50%:50%) hasilnya 7,26±1,45 mm, dan (75%:25%) hasilnya 7,93±1,06 mm dimana tidak ada perbedaan yang signifikan bila dibandingkan antara kombinasi herbal dan berbeda signifikan bila dibandingkan dengan amoksisilin yaitu 43,43±1,19 mm dan asam nalidiksat sebesar 13,8±2,12 mm. Kesimpulan: Kombinasi ekstrak metanol lengkuas merah ( Alpinia purpuratata) dan jahe merah (Zingiber officinale) dengan konsentrasi 1000 ppm memiliki daya hambat sedang dan tidak menunjukkan perbedaan bermakna terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.Kata kunci: Kombinasi herbal; jahe merah; lengkuas merah; Eschericia coli; Staphylococcus aureus
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI POLAR DAUN KUMIS KUCING ( Orthosiphon stamineus) TERHADAP Propionibacterium acnes Putri Nabila Khalisha; Ike Widyaningrum; Sasi Purwanti
Jurnal Kedokteran Komunitas Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Kedokteran Komunitas (Journal of Community Medicine)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Daun kumis kucing (Orthosiphon stamineus) memiliki kandungan senyawa yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak etanol dan fraksi polar daun kumis kucing ( O. stamineus) terhadap Propionibacterium acnes yang dibandingkan dengan klindamisin.Metode: Daun kumis kucing diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70% dan dilakukan fraksinasi dengan pelarut polar (etanol:air) dengan rasio (9:1). Selanjutnya dilakukan pengamatan aktivitas antibakteri dengan zona hambat terhadap bakteri Propionibacterium acnes dengan konsentrasi ekstrak etanol dan fraksi polar dalam persentase yakni 10%, 7,5%, 5%, 1%. Diukur dengan uji zona hambat terhadap bakteri Propionibacterium acnes dengan metode difusi cakram Kirby-Bauer (disc diffusion) menggunakan klindamisin 2µg.Hasil: Ekstrak etanol daun kumis kucing menggunakan setiap konsentrasi terhadap Propionibacterium acnes dalam persentase yakni 10%, 7,5%, 5%, 1% berturut-turut adalah  7.79±0,10mm; 7.70±0,08mm; 7.49±0,11mm; 7.37±0,28mm  dan pada fraksi polar daun kumis kucing menggunakan setiap konsentrasi terhadap Propionibacterium acnes dalam persentase yakni 10%, 7,5%, 5%, 1% berturut-turut adalah 7.56±0,34mm; 7.36±0,24mm; 7.19±0,38mm; 7.10±0,29mm. ekstrak etanol dan fraksi polar daun kumis memiliki signifikansi (p<0,05). Hal tersebut menunjukan bahwa ekstrak etanol dan fraksi polar memiliki daya hambat yang lebih rendah dari klindamisin.Kesimpulan: Ekstrak etanol dan fraksi polar daun kumis kucing dengan persentase  10%, 7,5%, 5%, 1%   memiliki perbedaan daya hambat yang lebih rendah dari klindamisin dalam menghambat P.acnes.Kata kunci: Daun Kumis Kucing: Orthosiphon stamineus; Ekstrak Etanol; Fraksi Polar; Propionibacterium acnes.