Yolan Sadewa Aditya Kusuma
Universitas Negeri Malang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Penaklukan Konstantinopel tahun 1543: Upaya Turki Utsmani menyebarkan agama dan membentuk kebudayaan Islam di Eropa Yolan Sadewa Aditya Kusuma; Lutfiah Ayundasari
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S) Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.308 KB) | DOI: 10.17977/um063v1i1p61-68

Abstract

Muhammad Al-Fatih, the 22-year-old leader of the Ottoman Empire, has learned a lot from the failure of his predecessors in trying to conquer Constantinople, so that when he came to power in 1451 AD Muhammad Al-Fatih immediately set his sights and was serious about conquering Constantinople, until he was conquered in 1453 AD. So that Islam successfully spread to Constantinople, Islam which has entered Constantinople over time will have an impact on local culture which was previously European Roman style, when Constantinople was conquered and Islam entered its culture Identical to the Ottoman Turkish Islamic culture. It is proven by Muhammad Al-Fatih that he immediately changed the magnificent Aya Shofia church to be converted into a mosque and changed the name of the city to Islam Bul which means Islamic city. Muhammad Al-Fatih yang berusia 22 tahun pemimpin Kekhalifanan Turki Utsmani telah banyak belajar dari kegagalan para pendahulunya dalam usaha menaklukkan Konstantinopel, sehingga ketika berkuasa pada tahun 1451 Masehi Muhammad Al-Fatih langsung mengarahkan pandangannya dan bersungguhsungguh untuk menaklukan Konstantinopel, hingga berhasil ditaklukkan pada tahun 1453 Masehi. Sehingga Agama Islam berhasil tersebarke Konstantinopel, Agama Islam yang telah masuk didalam Konstantinopel berjalannya waktu akan berdampak pada kebudayaan setempat yang sebelumnya bergaya Romawi eropa, ketika Konstantinopel ditaklukan dan Islam masuk kebudayaannya Identik dengan kebudayaan Islam Turki Utsmani. Dibuktikan dengan Muhammad Al-Fatih langsung mengubah gereja megah Aya Shofia untuk dialihfungsikan menjadi masjid dan mengganti nama kota menjadi Islam Bul yang bearti kota Islam.