Misnaniarti
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Kesiapan Pembangunan Rumah Sakit Daerah di Kabupaten Ogan Ilir Misnaniarti
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2012): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.267 KB)

Abstract

Latar Belakang: Adanya program jaminan kesehatan di wilayah Sumatera Selatan menyebabkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit semakin meningkat. Sehingga pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan oleh masyarakat di Kabupaten Ogan Ilir juga semakin meningkat. Akan tetapi sampai saat ini belum terdapat sarana rumah sakit di wilayah tersebut. Perencanaan pembangunan rumah sakit sudah dimulai sejak tahun 2009, tetapi sampai saat ini belum rampung sehingga perlu diteliti bagaimana kesiapan Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Kesehatan dalam pembangunan rumah sakit di wilayah Kabupaten Ogan Ilir.Methods: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan berupa data primer yang dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam dan observasi. Kemudian data analisis dengan teknik analisis isi.Hasil penelitian: Dari 6 persyaratan pembangunan rumah sakit berdasarkan UU Nomor 44 tahun 2009 diketahui bahwa dalam persiapan pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ogan Ilir dapat dinyatakan belum optimal. Masih ada beberapa persyaratan yang belum terpenuhi seperti sarana gedung yang masih dalam tahap realisasi fisik, maupun prasarana, kefarmasian dan peralatan yang sama sekali belum direaliasikan. Hal ini karena adanya kendala dana dan kurangnya dukungan dari lembaga legislatif.Kesimpulan: Persiapan yang dilakukan dalam pembangunan RSUD Ogan Ilir belum optimal. Sehingga disarankan agar dinas kesehatan dapat mencari dukungan dana dan dukungan lainnya sehingga pembangunan rumah sakit di wilayah ini dapat segera terealisasi. Selain untuk mempermudah akses penduduk terhadap pelayanan rumah sakit, juga untuk melaksanakan kewenangan pemerintah daerah di bidang kesehatan dalam era desentralisasi ini.Kata Kunci : Rumah Sakit, Pembangunan, Kebijakan, Pembiayaan, Dukungan
Faktor Determinan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Masyarakat Desa Sungai Rambutan Kecamatan Indralaya Utara Nur Alam Fajar; Misnaniarti
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2012): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.68 KB)

Abstract

Latar Belakang : Berdasarkan data tahun 2010, kejadian diare dan ISPA di Provinsi Sumatera Selatan masih cukup tinggi. Begitu pula di Kabupaten Ogan Ilir, angka penderita diare dan ISPA masih cukup tinggi yakni 8358 penderita diare dan 23.308 penderita ISPA. Hal ini mungkin disebabkan karena rendahnya cakupan air bersih, rendahnya pengetahuan masyarakat, perilaku yang kurang sehat serta faktor lain. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada masyarakat di Desa Sungai Rambutan Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir tahun 2011.Metode : Penelitian ini menggunakan desain observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh masyarakat Desa Sungai Rambutan Kabupaten Ogan Ilir. Sampel berjumlah 108 orang yang dipilih dengan menggunakan cara simple random sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan responden menggunakan kuesioner. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariat.Hasil Penelitian : Diketahui bahwa sebagian besar responden berumur lebih dari 30 tahun (74,1%), pendidikan mayoritas di bawah SMA (98,1%), responden mayoritas bekerja nonformal sebagai petani/ buruh (77,8%). Dari total responden sebanyak 39,8% yang memiliki pengetahuan baik dan 59,3% yang mempunyai sikap tidak mendukung terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), sedangkan 69,4% responden yang tidak berperilaku hidup bersih dan sehat. Ada hubungan signifikan antara pengetahuan masyarakat terhadapĀ Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan nilai PValue = 0,004. Tidak ada hubungan signifikan antara sikap masyarakat terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan nilai PValue = 0,085.Kesimpulan : Pengetahuan merupakan faktor determinan yang berpengaruh terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat di Desa Sungai Rambutan. Disarankan agar diadakan kegiatan promosi kesehatan berupa penyuluhan secara terprogram dan kontinyu oleh Puskesmas di wilayah setempat dalam mewujudkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di masyarakat.Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Analisis Situasi Penduduk Lanjut Usia dan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial di Indonesia Misnaniarti
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2017): Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat
Publisher : Association of Public Health Scholars based in Faculty of Public Health, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.463 KB)

Abstract

Latar Belakang: Hak atas jaminan sosial merupakan salah satu hak warga negara, begitupun pada penduduk lanjut usia (lansia) juga mempunyai hak yang sama dengan penduduk lain. Penduduk lansia yang dibiarkan tanpa adanya jaminan sosial, misalnya tanpa adanya jaminan kesehatan memang rentan menjadi beban masyarakat. Tujuan makalah ini untuk melakukan analisis situasi terhadap populasi lansia di Indonesia dan upaya peningkatan kesejahteraan sosialnya.Metode: Makalah ini merupakan study literatur, yang diambil dari berbagai sumber terkait topik penduduk lansia dan kebijakan jaminan sosialnya di Indonesia.Hasil Penelitian: Berdasarkan kajian dari berbagai sumber diketahui bahwa populasi lansia di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup berarti selama 30 tahun terakhir, populasi di tahun 2014 sebanyak 20,7 juta jiwa (sekitar 8,2%). Angka kesakitan lansia sebesar 25,05%. Ada empat penyakit yang sangat erat dengan proses menua yaitu: gangguan sirkulasi darah, gangguan metabolisme hormonal, gangguan pada persendian, serta berbagai macam neoplasma. Sebagian besar lansia (61,7%) masih berperan sebagai kepala rumah tangga. Peran ini dinilai paling berat karena sebagai orang yang bertanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari di rumah tangga. Upaya-upaya peningkatan kesejahteraan sosial bagi lansia yang diselenggarakan Pemerintah antara lain: perlindungan sosial, bantuan sosial, pemeliharaan kesejahteraan sosial, dan pemberdayaan.Kesimpulan: Upaya jaminan sosial bagi lansia masih terbatas karena fokus penyelenggaraannya hanya pada lansia terlantar, dan dinilai belum optimal untuk menangani semua permasalahan kesejahteraan penduduk lansia di Indonesia. Rekomendasi bagi Pemerintah agar secara konsisten melaksanakan upaya peningkatan kesejahteraan sosial bagi lansia, sehingga mendukung healthy aging dan active aging.