Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Nilai Tambah Agroindustri Singkong pada Industri Rumah Tangga di Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang Larasati Hardian; Dewi Rohma Wati; Eny Dwiningsih
Sharia Agribusiness Journal Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (986.322 KB) | DOI: 10.15408/saj.v1i1.20530

Abstract

East Sepatan District of Tangerang Regency has potential products from agroindustry of cassava such as flour, tapai, chips, crackers, and opak. So far, these products are still produced by home industry scale where they used only traditional tools. However, each product has value-added that can give the household more income. The objectives of this research are to analyze the value-added of products by agroindustry cassava and to analyze the income and bussiness efficiency of cassava agroindustry in East Sepatan district. Samples used for this research taken based on criteria that is the amount of raw material use (cassava). With 11 respondents were obtained for several types of products namely opak, tapai, chips, and cassava flour. The analytical method used to adopt Hayami’s value-added model. The results showed that all products have high value-added (more than 40%). The more use of inputs, the more efficient production will be.Keywords :  cassava products, income, value-added, production efficiency AbstrakKecamatan Sepatan Timur Kabupaten Tangerang memiliki produk potensial dari agroindustri singkong seperti tepung, tapai, kerupuk, keripik, dan opak. Sejauh ini, produk tersebut masih diproduksi pada skala rumah tangga dan menggunakan peralatan tradisional. Namun demikian, setiap produk memiliki nilai tambah yang dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga. Tujuan dari penelitiani ini adalah untuk menganalisis nilai tambah dari produk-produk hasil olahan singkong dan menganalisis pendapatan serta efisiensi usaha agroindustri singkong di Kecamatan Sepatan Timur. Sampel yang digunakan pada penelitian ini diambil berdasarkan kriteria jumlah penggunaan bahan baku singkong.  Dengan 11 orang responden, diperoleh beberapa jenis produk olahan yaitu, opak, tapai, kerupuk, dan tepung singkong. Metode analisis mengadopsi model nilai tambah Hayami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua produk memiliki nilai tambah yang tinggi (lebih dari 40%). Penggunaan input yang lebih banyak akan lebih mengefisienkan produksi. Kata kunci : produk olahan singkong, pendapatan, nilai tambah, efisiensi produksi
Pengendalian Kualitas Produksi Tahu Segitiga Goreng di UMKM Raf Kota Serang Zulfa Fitriana; Eny Dwiningsih; Agustina Senjayani
Sharia Agribusiness Journal Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/saj.v3i1.33233

Abstract

AbstractQuality of product is one of the primary factors determined business succesfulness, yet it still become a major challenge for Food Small Medium Entreprises (SMEs) to address. UMKM Raf is one of the food SMEs  produces fried triangular tofu and has plans to develop its business in order to reach a wider market segmentation through product quality improvement. With a product defect rate of 16.4 percent which is above the company's tolerance value for defective products of 5% it indicates that the quality and consistency of tofu quality control in UMKM Raf has not been achieved. This research are aimed  to study the quality control of fried tofu production; to identify the defect in fried tofu product wether it is controllable or not; to identify the major/ dominant defect in fried tofu product; to analysis factors caused the defect and propose recommendation for improvement in RAF, a prominent fried tofu manufacturer, a food SME in Serang Regency. Data collected through observation on product, process and field, checksheet forms filling, and interviews, deployed using Statistical Quality Control (SQC) approach. The population in this study is fried tofu triangle, which is 215,040 pieces with a multistage cluster random sampling. The results showed that the control of product quality was in an uncontrolled state with the values of UCL, CL and LCL respectively 0.3658; 0.1756 and 0 are out of control because there are 2 points that are above the UCL value, namely at the 8th and 27th points. The dominant type of defect is the size is not suitable and the tofu gembos has a cumulative percentage value of 51.3% and 74.0%, respectively, with the factors causing the defect are raw materials, labor, methods, machinery and the environment.Keywords : Quality Control; SQC; Control Chart p; Pareto Chart Kualitas produk merupakan salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan usaha, namun masih menjadi tantangan utama bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) Pangan. UMKM Raf merupakan salah satu UKM makanan yang memproduksi tahu segitiga goreng dan berencana untuk mengembangkan usahanya guna menjangkau segmentasi pasar yang lebih luas melalui peningkatan kualitas produk. Dengan tingkat kecacatan produk sebesar 16,4 persen yang berada di atas nilai toleransi perusahaan untuk produk cacat sebesar 5% menandakan kualitas dan konsistensi pengendalian mutu tahu di UMKM Raf belum tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengendalian mutu produksi tahu goreng; mengidentifikasi cacat pada produk tahu goreng apakah masih dapat dikontrol atau tidak; mengidentifikasi cacat utama/dominan pada produk tahu goreng; menganalisis faktor-faktor penyebab cacat dan mengusulkan rekomendasi perbaikan di RAF, produsen tahu goreng terkemuka, sebuah UKM makanan di Kabupaten Serang. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi produk, proses dan lapangan, pengisian formulir checksheet, dan wawancara, yang disebar dengan pendekatan Statistical Quality Control (SQC). Populasi dalam penelitian ini adalah tahu goreng segitiga sebanyak 215.040 buah dengan multistage cluster random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian mutu produk dalam keadaan tidak terkendali dengan nilai UCL, CL dan LCL masing-masing 0,3658; 0,1756 dan 0 tidak terkendali karena ada 2 titik yang berada di atas nilai UCL yaitu pada titik ke-8 dan ke-27. Jenis cacat yang dominan adalah ukuran tidak sesuai dan tahu gembo memiliki nilai persentase kumulatif masing-masing sebesar 51,3% dan 74,0%, dengan faktor penyebab cacat adalah bahan baku, tenaga kerja, metode, mesin dan lingkungan. Kata kunci : Quality Control; SQC; Peta Kendali p; Bagan Pareto