Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)

Diversitas Gramineae di Kawasan Gunung Api Purba (GAP) Nglanggeran Yogyakarta H Hirman; S Sugiyarto; Maizer Said Nahdi
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.313 KB)

Abstract

Gramineae merupakan kelompok tumbuhan berbiji atau spermatophyta yang jumlah anggota jenisnya besar. Famili gramineae juga merupakan famili penting karena beberapa spesiesnya merupakan spesies penting salah satunya sebagai tanaman pokok, sehingga penelitian mengenai diversitas Gramineae penting dilakukan untuk menggali potensi jenis alternatif di suatu daerah. Gunung Api Purba Ngelanggeran merupakan salah satu Gunung Api Purba di Indonesia yang mempunyai karakteristik yang unik karena termasuk gunung tersier yang berusia 20-25 juta tahun dan memiliki iklim transisi dari basah kearah kering.Tujuan penelitian mempelajari diversitas spesies graminae di Kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran Yogyakarta. Metode yang digunakan metode kuadrat dengan koleksi spesies menggunakan plot berukuran 1 meter x 1 meter dengan peletakkan plot secara acak. Iventarisasi speies dilakukan berdasarkan ketinggian tempat dimulai dari ketinggian 200 mdpl hingga 700 mdpl dan dibagi menjadi lima ring penelitian diantaranya ring pertama 200-300 mdpl, ring kedua 301-400 mdpl, ring ketiga 401-500 mdpl, ring keempat 501-600 mdpl dan ring krlima 601-700 mdpl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 45 spesies graminae di Kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran. Indeks diversitas tertinggi ditemukan pada ring penelitian pertama dengan nilai indeks diversitas 3.067 termasuk dalam kategori tinggi dan empat ring penelitian lainnya memiliki nilai indeks diversitas berkisar antara 2.432 – 2.767 termasuk kategori sedang. Spesies gramineae yang dominan muncul di setiap plot penelitian yaitu Oplesmenus burmani (Retz.) Beauv., Oplesmenus compositae (L.) Beauv. Kesimpulan dari penelitian telah ditemukan 45 spesies graminae di lima ring penelitian dengan indeks diversitas tertinggi terdapat pada ring pertama dengan nilai indeks diveristas sebesar 3.067 yang termasuk dalam kategori memiliki diversitas tinggi.
Karakterisasi Labu Kuning (Cucurbita moschata) berdasarkan Karakter Morfologi di Daerah Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat Muhammad Furqan; S Suranto; S Sugiyarto
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2018: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.7 KB)

Abstract

Tanaman labu kuning merupakan salah satu tanaman yang sangat berpotensisebagai sumber makanan bergizitinggi seperti karbohidrat, lemak dan protein, sehingga dapat dijadikan sebagai makanan alternatif pengganti beras.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan karakterisasi tanaman labu kuning berdasarkan karakter morfologi, meliputi: karakter daun, batang, buah dan biji. Penelitian ini dilakukan secara ekploratif langsung. Pengambilan sampel dikhususkan pada tanaman labu kuning varietas lokal yang terdapat pada 4 lokasi berbeda di daerah Kabupaten Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat. Data kualitatif dan kuantitatif dianalisis secara deskriptif.serta metode Unweight Pair Group Method Arithmetik (UPGMA) untuk mengatahui hubungan kekerabatan antar aksesi tanaman labu kuning. Hasil penelitian ditemukan 7 variasitanaman labu kuning di daerah kabupaten bima, meliputi: variasi bulat, bulat oval, bulat ceper, bulat melintang, bulat lonjong, segi empat, dan pir. Tanaman labu kuning berbentuk bulat melintang dan labu kuning berbentuk bulat lonjong mengelompok pada koeefisian dissimilarity sebesar 0,014 dengan kemiripan karakter morfologi yang paling banyak, sedangkan labu kuning berebentuk bulat dan labu kuning berbentuk bulat ceper mengelompok pada koeefisian dissimilarity sebesar 0,57 dengan kemiripan karakter morfologi yang paling sedikit.
Studi Keragaman Populasi Ikan Tawes (Puntius javanicus) di Sungai Bengawan Solo, Sungai Dengkeng dan Sungai Opak berdasarkan Morfometri Hasan Ayyubi; Agung Budiharjo; S Sugiyarto
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2018: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (663.612 KB)

Abstract

Ikan tawes (Puntius javanicus) merupakan salah satu kekayaan alam perairan Indonesia. Indonesia merupakan negara maritim yang dikelilingi perairan berikut sungai-sungai yang ada di dalamnya. Sungai Bengawan Solo, Sungai Dengkeng dan Sungai Opak merupakan sungai lokal yang mempunyai karakter dengan aliran Sungai Bengawan Solo bertemu dengan aliran Sungai Dengkeng sedangkan aliran Sungai Opak terpisah dari keduanya menjadikan sebuah fenomena keterpisahan populasi menjadi dua atau lebih yang menarik untuk diteliti keragaman dan hubungan kekerabatan antar populasi melalui penanda morfologi morfometrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman ikan tawes pada Sungai Bengawan Solo, Sungai Dengkeng dan Sungai Opak berdasarkan morfometri, penelitian dilakukan pada bulan Februari - Maret 2018 dengan metode purposive sampling pada masing-masing stasiun dari Sungai Bengawan Solo (7°45'6.37" LS dan 110°54'0.26" BT), Sungai Dengkeng (7°45'23.14" LS dan 110°41'32.24" BT ) dan Sungai Opak (7°46'39.53" LS dan 110°28'19.19" BT). Pengukuran faktor fisika kimia air meliputi suhu, kuat arus, kedalaman, pH, DO, BOD, kekeruhan dan tekstur sedimen. Hasil penelitian yang diperoleh berdasarkan indeks morfometri antar populasi ikan tawes terdapat 4 dari 14 karakter beda nyata dengan taraf signifikansi < 0,05 yakni SL ( standart length/ panjang standar), CPD (caudal pundacle depth/ tinggi batang ekor), PFL ( pectoral fin length/ panjang sirip dada), BD ( body depth/tinggi badan), analisis cluster ikan tawes Sungai Bengawan Solo mempunyai kekarabatan lebih dekat dengan Sungai Dengkeng, sedangkan ikan tawes Sungai Opak lebih jauh dari kedua sungai tersebut. Hal ini menunjukan jarak jauh dekat antar populasi berbanding lurus dengan keragamanya.
Strategi Pengelolaan Kawasan Hutan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Provinsi DIY H Haryadi; S Sunarto; S Sugiyarto
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2019: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.905 KB)

Abstract

Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang mempunyai fungsi untuk perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. TNGM memiliki karakter yang unik karena terletak pada kawasan gunung berapi yang masih aktif dan secara periodik masih sering mengeluarkan material vulkanik dari dalamnya. Selain kegiatan restorasi, pengetahuan dan keterlibatan masyarakat dalam mengelola kawasan TNGM merupakan kunci dari kembalinya keanekaragaman hayati pasca erupsi. Penyusunan strategi pengelolaan kawasan TNGM menjadi penting, agar kawasan tersebut tetap terjaga fungsinya sebagai penyangga kehidupan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan pendekatan melalui analisis SWOT serta wawancara dengan masyarakat yang tinggal di kawasan yang berbatasan langsung dengan TNGM serta pengelola TNGM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi SO (strength-oppurtunity) dapat digunakan untuk mengelola kawasan TNGM, yaitu dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Salah satunya dengan mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam kegiatan pengelolaan. Kerjasama antara para stakeholder dan masyarakat dalam pengelolaan kawasan TNGM juga diperlukan, agar tidak terjadi tumpang-tindih keperluan.
Karakteristik Habitat Bertelur Penyu di Pantai Taman Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Pacitan, Jawa Timur Nieko Octavi Septiana; S Sugiyarto; Agung Budiharjo
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2019: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (705.939 KB)

Abstract

Penyu memiliki perilaku unik yaitu bertelur di pantai yang sama dengan tempatnya menetas. Penyu sebagai hewan yang dilindungi terus mengalami penurunan populasi yang disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya yaitu degradasi habitat peneluran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi habitat Pantai Taman sebagai habitat bertelur penyu. Penelitian dilakukan selama bulan September-November 2016 dengan metode survei dengan mengukur parameter habitat Pantai Taman yang meliputi suhu pasir, suhu udara, kelembaban udara, lebar pantai, kemiringan pantai, jenis vegetasi, dan eksistensi predator. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Rata-rata suhu udara 28,06oC, rata-rata suhu pasir pada kedalaman 50 cm yaitu 29,95oC, rata-rata kelembaban udara yaitu 71,53%, rata-rata lebar pantai di yaitu 35,84 m, dan rata-rata kemiringan pantai yaitu 7,02o yang menunjukkan kategori pantai landai. Jenis vegetasi yang tumbuh di sepanjang pesisir pantai yaitu biduri (Calotropis gigantea), bintaro (Cerbera manghas), nyamplung (Calophyllum inophyllum), ketapang (Terminalia catappa), cemara laut (Casuarina equisetifolia), tapak kuda (Ipomoea pes-caprae), kelapa (Cocos nucifera), pandan laut (Pandanus tectorius), rumput angin (Spinifex littoreus), rumput grinting (Thuarea involuta), dan cikumpai cikarao (Lepturus repens). Sedangkan untuk keberadaan predator yang teridentifikasi selama pengamatan yaitu kepiting hantu (Ocypode cursor).