Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Efektivitas Adsorben Alofan-Kelor dalam Pengurangan Bakteri Coliform dan Escherichia Coli Limbah Cair Domestik Ibnu Rois; P Pranoto
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2018: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.257 KB)

Abstract

Limbah cair domestik dari instalasi pengolahan air limbah tidak dilakukan desinfeksi. Limbah cair ini mengandung ekskreta, sehingga terdapat bakteri Coliform dan Escherichia Coli yang dapat mencemari lingkungan dan sumber air bersih yang digunakan masyarakat. Teknologi sederhana untuk mengurangi pencemaran bakteri Coliform dan E. Coli dilakukan dengan adsorben Alofan dan biji kelor. Alofan merupakan bagian dari mineral amorf Andisols yang dapat mengalami peningkatan pH setelah bereaksi (menyerap) asam humat maupun asam silikat. Biji kelor memiliki senyawa 4-(α-L-Rhamnosyloxy) benzyl isothiocyanate dan 4-(4’-O-acetyl-α-L-rhamnosyloxy)-benzyl isothiocyanate. Selain itu biji kelor juga mengandung fenol, hidrokuinin, flavonoid steroid, triterpenoid, tanin alkaloid dan saponin yang merupakan bahan aktif anti bakteri. Karakteristik alofan dilakukan dengan metode analisis NaF, FT-IR, XRD dan SAA. Hasil kolaborasi adsorben alofan-kelor (perbandingan alofan 25% dengan kelor 75%) dapat menurunkan bakteri Coliform sebanyak 70,11% dan E. Coli sebanyak 67,64%. Sedangkan adsorben alofan dapat menurunkan bakteri Coliform sebanyak 60,93% dan E. Coli sebanyak 44,11%, serta biji kelor dapat menurunkan bakteri Coliform sebanyak 77,29% dan E. Coli sebanyak 70,58%. Berdasarkan hasil ini maka untuk menurunkan bakteri Coliform dan E. Coli pada limbah cair domestik dapat menggunakan adsorben biji kelor.
Pemberdayaan Masyarakat: Pembuatan Komposter Ember Bertumpuk Di Dusun Wojo, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta Ghylar Puspa Nur R; Fitria Indah Hikmawati; Lateifah Nurhidayah; Tezi Afriliani; Dzaky Riswanda; Heru Subaris Kasjono; Ibnu Rois
Jurnal Kesehatan Pengabdian Masyarakat (JKPM) Vol. 4 No. 2 (2023): 2
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29238/jkpm.v4i2.2100

Abstract

Penutupan TPA Piyungan membuat masyarakat bingung hendak membuang sampahnya kemana. Salah satu dampak yang terjadi menumpuknya sampah di TPS Wojo. Warga Dusun Wojo belum dapat melakukan pengolahan terutama sampah organik. Edukasi pemilahan sampah dan pembuatan komposter ember tumpuk menjadi salah satu alternatif yang dipilih warga melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. Tujuan dari kegiatan ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan warga dalam mengolah sampah. Metode yang digunakan dalam pemberdayaan masyarakat adalah kunjungan ke rumah warga, ceramah serta demonstrasi. Masyarakat memperlihatkan hasil yang memuaskan dengan meningkatnya mengetahui yang uji melalui pre dan post test serta keterampilan dalam mengolah sampah. Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan berhasil dengan adanya masyarakat yang telah menerapkan konsep komposter ember tumpuk dalam mengatasi masalah sampah organik.
Pembuatan Kompos Organik Media Galon Bekas di Dusun Jotawang, Bangunharjo, Sewon, Bantul Diah Setyo Rini Walijan; Aura Balqis Mala Putri Purwanto; Galang Ciptaning Herjuno; Azzaria Nur Wahida; Heru Subaris Kasjono; Ibnu Rois
Jurnal Kesehatan Pengabdian Masyarakat (JKPM) Vol. 4 No. 1 (2023): 1
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29238/jkpm.v4i1.2109

Abstract

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini sedang mengalami situasi darurat sampah yang disebabkan karena ditutupnya TPA Piyungan, Bantul akibat sudah tidak mampu menampung lagi tumpukan sampah. Belum adanya kesadaran masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah secara mandiri menjadikan masyarakat sangat bergantung pada TPA Piyungan untuk masalah pengolahan sampah. Darurat sampah berpotensi menyebabkan masalah kesehatan lingkungan dan gangguan kesehatan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Upaya pemberdayaan masyarakat tentang pengolahan sampah bertujuan memicu kesadaran, kemauan, potensi, dan kemampuan masyarakat. Langkah pemberdayaan terdiri dari kegiatan pemaparan masalah, survei masalah dan potensi, pelatihan, dan diseminasi. Pemberdayaan dilakukan dengan melakukan penyuluhan dan pelatihan pemilahan sampah dan pembuatan kompos dari galon bekas. Hasil dari pemberdayaan masyarakat menunjukan bahwa kader kesehatan dapat melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat. Sejalan dengan hasil kegiatan, upaya pemberdayaan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk mengolah sampah secara mandiri dimulai dari tingkat rumah tangga.
Pembuatan Kompos Organik Menggunakan Galon Bekas di Dusun Mredo, Bangunharjo, Sewon, Bantul Bilham Ramadhan; Cantika Nasya Aura; Dita kumalajati; Krisnina Putri Widyarukmana; Mar'ah Qonita Rabbani Abdurrahman; Heru Subaris Kasjono; Ibnu Rois
Jurnal Kesehatan Pengabdian Masyarakat (JKPM) Vol. 4 No. 1 (2023): 1
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29238/jkpm.v4i1.2159

Abstract

Darurat sampah atau penumpukan sampah yang terjadi di berbagai lokasi di Yogyakarta disebabkan oleh penutupan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Piyungan, Bantul, yang berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan dan pencemaran lingkungan. Ketergantungan yang berlebihan pada TPA, serta kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan sampah yang benar, merupakan alasan utama terjadinya penumpukan sampah tersebut. Program pemberdayaan masyarakat terkait pengelolaan sampah bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan potensi masyarakat. Metode pelaksanaan dalam program ini melibatkan pemaparan masalah, survei, pelatihan dan desiminasi. Hal ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada kader kesehatan mengenai cara mengelola sampah organik menjadi kompos dengan menggunakan galon bekas. Hasil dari program ini menunjukkan bahwa kader kesehatan mampu menyampaikan informasi ini kepada masyarakat. Melalui upaya ini, diharapkan kesadaran masyarakat terkait pengelolaan sampah dapat meningkat secara signifikan.
Pemberdayaan masyarakat: Penyuluhan Pengelolaan Sampah Dapur dengan Komposter di Dukuh Jurug, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta Naufal Putra Rananda; Rengganis Hanifah Putri; Renata Widaniswari Widi Wijaya; Tarika Awwali Rahmawati; Amara Fitri Wulansari; Heru Subaris Kasjono; Ibnu Rois
Jurnal Kesehatan Pengabdian Masyarakat (JKPM) Vol. 4 No. 1 (2023): 1
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29238/jkpm.v4i1.2178

Abstract

Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu proses penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dukuh Jurug terletak di Kapanewon Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY. Masyarakat Dukuh Jurug sudah melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik dikelola oleh kelompok karang taruna sedangkan sampah dapur organik belum dilakukan pengelolaan. Dengan dilaksanakannya kegiatan pemberdayaan masyarakat ini, diharapkan masyarakat Dukuh Jurug dapat memahami dan melakukan secara mandiri tentang pemilahan dan pengolahan sampah dapur. Pembuatan kompos galon tumpuk dipilih menjadi kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui kuesioner mawas diri yang diisi oleh 60 warga Dukuh Jurug. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar masyarakat mengetahui cara mengatasi masalah sampah organik serta mengolah sampah menjadi bahan yang bermanfaat. Kegiatan ini menggunakan metode pemicuan yang terdiri dari penyuluhan, survei, dan pelatihan. Dalam kegiatan ini mahasiswa berperan sebagai fasilitator memberikan pelatihan kepada kader sehingga kader dapat menyampaikan kepada masyarakat Dukuh Jurug.