Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGELOLAAN LOBSTER (Panulirus spp) NELAYAN SKALA KECIL DI PANGANDARAN JAWA BARAT Sakti Pandapotan Nababan; Maman Hermawan; Hery Choerudin; Eli Nurlaela; Afriana Kusdinar
Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam Vol 4, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/bjsj.v4i1.11299

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan lobster (Panulirus spp) nelayan skala kecil di Kabupaten Pangandaran. Penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Perikanan Cikidang, Pantai Madasari, Desa Ciparanti dan Pantai Legok Jawa Kec. Cimerak Kabupaten Pangandaran pada tanggal 4 Januari 2021 – 4 Februari 2021. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang bersifat survei. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa alat penangkap ikan yang digunakan untuk menangkap lobster adalah gillnet dasar atau nelayan setempat menyebutnya dengan jaring lobster. Lobster yang tertangkap di perairan pangandaran dan diperjualbelikan di Pelelangan ikan terdiri dari beberapa jenis, yaitu lobster mutiara (Panulirus ornatus), lobster pasir (Panulirus homarus), lobster batik (Panulirus cygnus), lobster bambu (Panulirus versicolor) dan lobster batu (Panulirus penicillatus). Kegiatan pelelangan ikan di Pangandaran pada umumnya dilaksanakan setiap hari kecuali hari Jum’at. Musim puncak penangkapan lobster terjadi pada awal bulan September hingga akhir Desember. Musim paceklik diawali dari mulai akhir bulan januari hingga awal Agustus. Permasalahan yang umum terjadi pada nelayan skala kecil di pangandaran adalah minimnya modal usaha, membuat nelayan bergantung kepada bakul untuk memperoleh modal untuk operasi penangkapan ikan.
STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI PULAU PEMAGARAN, KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA Muhammad Romdonul Hakim; Afriana Kusdinar; Malika Felizia Kiswandi; Safran Yusri
Marlin : Marine and Fisheries Science Technology Journal Vol 3, No 2 (2022): (Agustus 2022)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V3.I2.2022.87-96

Abstract

Pengamatan mangrove di Pulau Pemagaran, Kepulauan Seribu mengambil lokasi stasiun pengamatan di bagian utara, timur, selatan, dan barat Pulau Pemagaran dengan substrat berupa pasir berlumpur. Ekosistem mangrove di Pulau Pemagaran memiliki Indeks Nilai Penting (INP) berkisar dari 32,02 – 300,00. Pada stasiun 1 Rhizophora mucronata menjadi jenis mangrove yang paling dominan untuk stadia pohon dan anakan dengan INP masing-masing 250,00 dan 165,74; sedangkan untuk stadia semai Rhizophora stylosa menjadi jenis mangrove yang paling dominan dengan INP sebesar 81,41. Pada stasiun 2 mangrove jenis Sonneratia alba adalah yang paling dominan untuk stadia pohon dengan INP sebesar 106,09; sedangkan untuk stadia anakan dan semai Rhizophora mucronata menjadi mangrove yang paling dominan dengan INP masing-masing sebesar 174,58 dan 82,89. Pada stasiun 3 hanya terdapat 1 individu mangrove yaitu dalam stadia pohon sehingga Rhizophora stylosa memiliki INP sebesar 300,00. Terakhir, pada stasiun 4 hanya terdapat satu jenis mangrove yaitu Rhizophora stylosa pada stadia anakan dan semai sehingga INPnya sebesar 300,00. Rhizophora stylosa merupakan jenis mangrove yang sebarannya terdapat di seluruh stasiun, sekaligus menandakan merupakan mangrove baru yang sengaja ditanam di Pulau Pemagaran. Pulau Pemagaran memiliki nilai indeks keanekaragaman berkisar antara 0 – 1,30. Hal ini menunjukkan keanekaragaman jenis mangrove yang tumbuh di Pulau Pemagaran tergolong rendah atau bersifat seragam.Observations of mangroves on Pemagaran Island, Seribu Islands took the location of observation stations in the north, east, south, and west of Pemagaran Island with the substrate in the form of muddy sand. The mangrove ecosystem on Pemagaran Island has an Important Value Index (INP) ranging from 32.02 – 300.00. At station 1 Rhizophora mucronata became the most dominant mangrove species for tree and tiller stages with INPs of 250.00 and 165.74, respectively; while for the seedling stage, Rhizophora stylosa became the most dominant mangrove species with an INP of 81.41. At station 2, the Sonneratia alba mangrove species was the most dominant for the tree stage with an INP of 106.09; while for the tiller and seedling stages, Rhizophora mucronata became the most dominant mangrove with INPs of 174.58 and 82.89, respectively. At station 3 there is only 1 individual mangrove, namely in the tree stage so that Rhizophora stylose has an INP of 300.00. Finally, at station 4 there is only one type of mangrove, namely Rhizophora stylosa at the tiller and seedling stages so that the INP is 300.00. Rhizophora stylose is a type of mangrove whose distribution is found in all stations, as well as indicating that it is a new mangrove deliberately planted on Pemagaran Island. Pemagaran Island has a diversity index value ranging from 0 to 1.30. This shows that the diversity of mangrove species growing on Pemagaran Island is low or uniform.
PERCEPATAN PENGUAPAN AIR PADA TUNNEL GARAM MENGGUNAKAN PENUTUP TUNNEL BERWARNA HITAM DAN PENGARAH ANGIN Muhamad Riyono Edi Prayitno; Zahira Salsabila Hidayat; Arif Baswantara; Kennedi Sembiring; Afriana Kusdinar
Marlin : Marine and Fisheries Science Technology Journal Vol 4, No 2 (2023): (AGUSTUS) 2023
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marlin.V4.I2.2023.%p

Abstract

Produksi garam menggunakan tambak geomembran model tunnel marak dikembangkan di Indonesia. Selain hasil garam yang lebih bersih dibandingkan dengan tambak kolam tanah, produksi garam dengan metode ini bisa dilaksanakan sepanjang tahun karena tidak terkendala oleh hujan. Namun demikian, proses penguapan pada kolam tunnel lebih lambat dibandingkan kolam terbuka sehingga waktu tunggu panennya menjadi lebih lama. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecepatan penguapan pada tambak garam model tunnel dengan penggunaan plastik penutup tunnel berwarna hitam untuk meningkatkan suhu dan pengarah angin untuk meningkatkan aliran angin dalam kolom tunnel. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan berupa tunnel berpenutup plastik bening tanpa pengarah angin sebagai kontrol, tunnel berpenutup plastik hitam tanpa pengarah angin, tunnel berpenutup plastik bening dengan pengarah angin dan tunnel berpenutup plastik hitam dengan pengarah angin. Kolam tunnel berukuran 200 x 100 x 35 cm dan diisi dengan air laut setinggi 30 cm. Parameter yang diukur yaitu berupa suhu, kelembapan dan kecepatan angin pada kolom tunnel serta penurunan tinggi muka air harian selama 30 hari. Data dianalisis menggunakan Analisis Sidik Ragam dan Uji Beda Nyata Terkecil. Penggunaan plastik penutup berwarna hitam dan pengarah angin berpengaruh nyata terhadap peningkatan kecepatan penguapan dengan kecepatan tertinggi diperoleh pada tunnel berpenutup plastik hitam dan pengarah angin dengan kecepatan penguapan 0,98 cm/hari atau setara dengan 19,6 liter/hari.Salt production using geomembrane ponds tunnel model is widely developed in Indonesia. In addition to producing salt that is cleaner than land ponds, salt production with this method can be carried out throughout the year because it is not constrained by rain. However, the evaporation process in tunnel ponds is slower than open ponds, so the production time until the harvest is longer. This study aims to increase the speed of evaporation in the salt pond model tunnel by using black plastic tunnel cover to increase temperature and wind direction turner to increase wind flow in the tunnel column. The study was conducted in a completely randomized design with 4 treatments in the form of a clear plastic covered tunnel without wind direction as a control, a black plastic covered tunnel without wind direction turner, a clear plastic covered tunnel with wind direction turner and a black plastic covered tunnel with wind direction turner. The tunnel pool measures 200 x 100 x 35 cm and is filled with seawater as high as 30 cm. Parameters measured were temperature, humidity and wind speed in the tunnel column as well as the daily decrease in water level for 30 days. Data were analyzed using the Test of Variance and the Test of Least Significant Difference. The use of black plastic covers and wind direction turner has a significant effect on increasing the evaporation rate with the highest rate obtained in the tunnel covered with black plastic and wind direction turner with an evaporation rate of 0.98 cm/day or equivalent to 19.6 liters/day.