Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Techno

Pengaruh Jumlah Siklum HEM (High Energy Milling) Pada Karakteristik MFC (Microfibrillated Cellulose) Dari Sekam Padi Anwar Maruf; Neni Damajanti
Techno (Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto) Vol 21, No 1 (2020): Techno Volume 21 No.1 April 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/techno.v21i1.5387

Abstract

MFC merupakan selulosa yang sudah mengalami proses lanjut yaitu refinerdan homogenizer sehingga ukurannya berskala nanometer (nm). Proses pembuatanMFC dapat dilakukan secara mekanik, yaitu dengan memanfaatkan refiner, highpressure homogenizer dan gelombang ultrasonic. Selain dengan metode mekanik,pembautan MFC juga dapat dilakukan dengan metode enzimatis. MFC dapatdigunakan sebagai komposit pada berbagai bidang seperti industri makanan, cat,kosmetik dan medis. Pemanfaatan selulosa sekam padi dalam pembuatan MFC belumbanyak dilakukan. Proses penting dalam pembuatan MFC sekam padi adalah prosesdelignifikasi untuk menghilangkan lignin dan silika, proses bleaching dan prosespenggilingan. Pada penelitian ini akan dikaji pengaruh konsentrasi hydrogenperoksida, temperature bleaching dan waktu penggilingan. Optimasi variabel dapatdilakukan dengan menggunakan Response Surface Metodology (RSM). Hasilpenelitian menunjukkan kondisi optimum untuk proses delignifikasi adalah padaperbandingan volume/berat sekam sebesar 9, konsentrasi H2O2 1,5% dan pH 11,5.Variabel yang signifikan terhadap kadar lignin adalah diketahui yang signifikanterhadap kadar lignin adalah pH (linier), rasio V/w (kuadratik), konsentrasi H2O2(kuadratik) dan pH (kuadratik). Proses HEM sangat berpengaruh pada karakteristikMFC. Semakin banyak siklus HEM, maka gugus aktif MFC akan semakin banyak.
Pembuatan Karbon Aktif Bunga Pinus Menggunakan Aktivasi Mekanik Dengan Metode High Energy Milling Anwar Maruf; Sheren Liana Saputri
Techno (Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto) Vol 24, No 1 (2023): Techno Volume 24 NO.1 April 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/techno.v24i1.16723

Abstract

Karbon aktif merupakan salah satu jenis adsorben yang dapat dimanfaatkan pada berbagai bidang industri, seperti industri makanan, obat-obatan dan industri pengolahan minyak bumi dan gas alam. Salah satu bahan alam yang potensi sebagai bahan baku pembuatan karbon aktif adalah bunga pinus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu karbonisasi terhadap karbon aktif bunga pinus, mengetahui pengaruh waktu selama high energy milling (HEM) terhadap karbon aktif bunga pinus, dan mengetahui struktur senyawa karbon aktif bunga pinus menggunakan metode HEM. Hasil penelitian menunjukkan penyerapan iodine karbon tertinggi diperoleh pada sampel berputar 800 °C dengan waktu HEM 90 menit 577,395 mg/g dengan peningkatan penyerapan 12,1 %. Pada spektra IR karbon bunga pinus setelah karbonisasi terbentuk peak atau puncak serapan pada bilangan gelombang 1743,65 cm-1 dan 1751,36 cm-1pada sampel karbon setelah HEM yang mengindikasi adanya gugus khas dari karbon yaitu C=O. Peak kedua sampel terlihat pada gelombang 1103,28 cm-1 gugus fungsi C-O, 1350,17 cm-1 gugus fungsi C-N, dan 2738,92 cm-1 gugus fungsi –COOH . Ketiga gugus tersebut merupakan gugus yang berperan penting dalam adsorpsi
Ekstraksi Asam Glutamat Dari Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) Dengan Metode Ekstraksi Perebusan (Blanching Method) Anwar Maruf; Humul Farida
Techno (Jurnal Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto) Vol 25, No 1 (2024): Techno Volume 25 NO.1 April 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/techno.v25i1.21079

Abstract

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis jamur kayu yang mudah dibudidayakan. Pada jamur tiram terdapat kandungan asam amino, kandungan tertinggi pada jamur tiram yaitu asam glutamat. Asam glutamat adalah asam amino non esensial. Asam amino memiliki sifat yang mudah rusak dalam kondisi tertentu. Faktor yang memiliki peran penting dalam proses ekstraksi senyawa asam glutamat yaitu suhu dan waktu ektraksi. Pada proses ekstraksi juga membutuhkan pengoptimalan untuk memperoleh senyawa asam glutamat yang optimum dari jamur tiram. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh faktor suhu dan waktu ekstraksi senyawa asam glutamat pada jamur tiram dengan metode ekstraksi perebusan dengan menggunakan metode faktorial design. Penelitian ini menunjukkan bahwa suhu ekstraksi berpengaruh (signifikan) terhadap nilai kadar asam glutamat, sedangkan waktu ekstraksi tidak berpengaruh (tidak siginfikan). Kondisi optimum ekstraksi adalah suhu 90 oC dan waktu ekstraksi 30 menit. Kondisi optimum ini menghasilkan nilai kadar asam glutamat sebesar 2598.88 mg/L ABSTRACT Oyster mushrooms (Pleurotus ostreatus) are a type of wood mushroom that is easy to cultivate. Oyster mushrooms contain amino acids, the highest content in oyster mushrooms is glutamic acid. Glutamic acid is a non-essential amino acid. Amino acids have the property of being easily damaged under certain conditions. Factors that have an important role in the extraction process of glutamic acid compounds are temperature and extraction time. The extraction process also requires optimization to obtain optimum glutamic acid compounds from oyster mushrooms. The aim of this research is to determine the influence of temperature and time factors for the extraction of glutamic acid compounds on oyster mushrooms using the boiling extraction method using factorial design. This research shows that the extraction temperature has an effect (significant) on the value of Glutamic Acid levels, while the extraction time has no effect (not significant). The optimum extraction conditions are a temperature of 90 oC and an extraction time of 30 minutes. This optimum condition produces a glutamic acid level of 2598.88mg/L.