Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PERBEDAAN PENGARUH PNF DAN A-AROM EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PASIEN HEMIPARESIS POST STROKE ISKEMIK Kristian Tiwow; Sri Saadiyah; Muhammad Thahir; Rahmat Nugraha; Hasnia Ahmad
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14, No 1 (2022)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v14i1.2850

Abstract

PERBEDAAN PENGARUH PNF DAN A-AROM EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PASIEN HEMIPARESIS POST STROKE ISKEMIK   Different Effect Of PNF And A-AROM Exercise On  Increased Muscle Strength Of Ischemic Hemiparesis Post Stroke PatientsKristian Tiwow1, Sri Saadiyah1; Muh Thahir1; Rahmat Nugraha1; Hasnia Ahmad1*1Jurusan Fisioterapi Polteknik Kesehatan Makassar*corresponding author ABSTRACTBackground : Ischemic stroke is a clinical condition that occurs due to blockages in the blood vessels of the brain so that it damages certain tissues in the brain. Method : The experimental quasi study, designed by design of two group pre-tests – post tests, aimed to determine the difference in the effect of Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) and Active-Assistive ROM Exercise on increased muscle strength in ischemic post stroke hemiparesis patients. Held at Inggit Medical Centre Clinic with a sample of 34 people in accordance with the criteria of inclusion, randomized into 2 groups, namely treatment group I given Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) and treatment group II given Active-Assistive ROM Exercise. Results : The wilcoxon test analysis obtained p = 0.014 for UE and p = 0.008 for LE in treatment group I, and p = 0.014 for UE and p = 0.046 for LE in treatment group II, meaning that there was a meaningful influence of Proprioiveceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) and Active-Assistive ROM Exercise on increased muscle strength. Then, based on the Mann-Whitney test obtained a value of p = 1,000 for UE and p = 0.279 for LE, which means that there was no significant difference between treatment group I and treatment group II. Conclusion : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) exercise is no more effective than Active-Assistive ROM Exercise in producing increased muscle strength in ischemic post stroke hemiparesis patientsKeywords : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF), Active-Assistive ROM Exercise, Hemiparesis, Ischemic StrokeABSTRAKLatar belakang : Stroke Iskemik merupakan kondisi klinis yang terjadi akibat adanya penyumbatan di pembuluh darah otak sehingga merusak jaringan dibagian tertentu pada otak. Metode : Penelitian quasi eksperimental dengan desain two group pre test – post test, bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dan Active-Assistive ROM Exercise terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien hemiparesis post stroke iskemik. Dilaksanakan di Klinik Inggit Medical Centre dengan sampel sebanyak 34 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi, di randomisasi kedalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan I yang diberikan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dan kelompok perlakuan II yang diberikan Active-Assistive ROM Exercise. Hasil : Analisis uji wilcoxon test diperoleh p = 0,014 untuk AGA dan p = 0,008 untuk AGB pada kelompok perlakuan I, dan p = 0,014 untuk AGA dan p = 0,046 untuk AGB pada kelompok perlakuan II, yang berarti bahwa ada pengaruh yang bermakna Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dan Active-Assistive ROM Exercise terhadap peningkatan kekuatan otot. Kemudian, berdasarkan uji Mann-Whitney di peroleh nilai p = 1,000 untuk AGA dan p = 0,279 untuk AGB, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II. Kesimpulan : Latihan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) tidak lebih efektif daripada Active-Assistive ROM Exercise dalam menghasilkan peningkatan kekuatan otot pada pasien hemiparesis post stroke iskemik.Kata Kunci : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF), Active-Assistive ROM Exercise, Hemiparesis, Stroke Iskemik.
EFEK ANGULAR JOINT MOBILIZATION DAN MAITLAND MOBILIZATION TERHADAP PERUBAHAN NYERI DAN RANGE OF MOTION PENDERITA FROZEN SHOULDER Rahmat Nugraha; Nurul Zaskia; Tiar Erawan; Miuh Thahir
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 12, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik12310

Abstract

Frozen shoulder is an inflammatory condition in which the connective tissue around the shoulder joint thickens and tightens, causing pain and loss of range of motion (ROM) both passively and actively with external rotation, abduction and internal rotation being the plane of motion that is disrupted. The method in this study is a quasi-experimental design with a randomized pretest-posttest two group, which aims to determine the difference in the effectiveness of the combination of Shortwave Diathermy (SWD) and Angular Joint Mobilization (AJM) or Shortwave Diathermy (SWD) and Maitland Mobilization in patients with Frozen shoulder in RSUD dr. La Palaloi Maros with a sample of 18 people, which were randomized into 2 groups, namely treatment group I was given SWD and AJM and treatment group II was given (SWD) and Maitland Mobilization. Paired sample t-test resulted in p value = 0.000 for external rotation, abduction and internal rotation ROM and VAS scale in treatment groups I and II, which means that there is an effect of the combination of SWD and AJM on reducing pain and increasing shoulder ROM. The results of the independent sample t-test were p = 0.000 for abduction exorotation, p = 0.006 internal rotation, and p = 0.001 on the VAS scale, which means that there is a significant difference between groups I and II. Furthermore, it was concluded that the combination of SWD and AJM was more effective than the combination of SWD and Maitland Mobilization for reducing pain and increasing shoulder ROM in patients with frozen shoulder.Keywords: shortwave diathermy; angular joint mobilization; Maitland mobilization; frozen shoulderABSTRAK Frozen shoulder adalah kondisi peradangan di mana jaringan ikat di sekitar sendi shoulder menebal dan mengencang, yang menyebabkan timbulnya nyeri dan hilangnya range of motion (ROM) secara pasif maupun aktif dengan eksternal rotasi, abduksi dan internal rotasi menjadi bidang gerak yang terganggu. Metode dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan desain randomized pretest-posttest two group, yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas kombinasi Shortwave Diathermy (SWD) dan Angular Joint Mobilization (AJM) atau  Shortwave Diathermy (SWD) dan Maitland Mobilization pada penderita Frozen shoulder di RSUD dr. La Palaloi Maros dengan sampel sebanyak 18 orang, yang dirandomisasi kedalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan I diberikan SWD dan AJM dan kelompok perlakuan II diberikan (SWD) dan Maitland Mobilization. Paired sample t-test menghasilkan nilai p = 0,000 untuk ROM eksternal rotasi, abduksi dan internal rotasi dan skala VAS pada kelompok perlakuan I dan II, yang berarti ada pengaruh kombinasi SWD dan AJM terhadap penurunan nyeri dan peningkatan ROM shoulder. Hasil independent sample t-test adalah p = 0,000 untuk eksorotasiabduksi, p = 0,006 internal rotasi, dan p = 0,001 skala VAS, yang berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok I dan II. Selanjutnya disimpulkan bahwa kombinasi SWD dan AJM lebih efektif daripada kombinasi SWD dan Maitland Mobilization untuk menurunkan nyeri dan peningkatan ROM shoulder penderita frozen shoulder.Kata kunci: shortwave diathermy; angular joint mobilization; maitland mobilization; frozen shoulder
PENGARUH PENYULUHAN BAHAYA SEKS BEBAS MELALUI MEDIA VIRTUAL REALITY TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA Kurnia Rahma Syarif; Rahmat Nugraha; Muhammad Rezky; Yulianto Mahmud
Media Keperawatan:Politeknik Kesehatan Makassar Vol 13, No 2 (2022): Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar
Publisher : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/jmk.v13i2.3063

Abstract

Masa remaja merupakan masa transisi yang dalam prosesnya terjadi banyak perubahan baik dari fisik maupun psikis. Salah satu perilaku menyimpang yang dapat dilakukan oleh remaja ialah perilaku seks bebas. Faktor yang cukup berpengaruh terhadap terjadinya seks bebas ialah kurangnya  pengetahuan tentang bahaya seks bebas, sehingga untuk menghindari faktor penyebab tersebut maka dibutuhkan pemberian informasi. Salah satu cara yang dapat digunakan ialah pelaksanaan penyuluhan. Dalam pelaksanaan penyuluhan maka dibutuhkan media yang memadai untuk memaksimalkan dalam penyampaian informasi). Salah satu model yang dapat digunakan dengan melibatkan beberapa panca indera  seperti penglihatan, pendengaran dan sentuhan yaitu Virtual Reality. Virtual Reality (VR) merupakan suatu bentuk pengaplikasian teknologi untuk menciptakan suatu simulasi. Jenis penelitian ini ialah penelitian kuantitatif menggunakan metode quasy eksperimental dengan pendekatan post test nonequivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini ialah mahasiswa/ mahasiswi jurusan DIII Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassar. Sedangkan sampelnya ialah Mahasiswa/ mahasiswi tingkat I jurusan DIII Keperawatan yang memenuhi kriteria. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahawa ada pengaruh penyuluhan bahaya seks bebas melalui media virtual reality terhadap tingkat pengetahuan remaja dibuktikan dengan nilai p value 0.001 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan setelah diberikan penyuluhan bahaya seks bebas melalui media virtual reality terhadap tingkat pengetahuan remaja
PENERAPAN SHORTWAVE DIATHERMY, MANUAL CORRECTION LATERAL SHIFT DAN CORE STABILITY PADA LUMBAR RADICULOPATHY Sudaryanto Sudaryanto; Arpandjam’an Arpandjam’an; Ainun Ainun; Rahmat Nugraha; Virny Dwiya Lestari
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14, No 2 (2022)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v14i2.3148

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan Shortwave Diathermy, Manual Correction Lateral Shift dan Core Stability pada Lumbar Radiculopathy di RSAD TK II Pelamonia Makassar. Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian yang mendalam pada 1 jenis kasus terhadap 2 sampel. Modalitas yang digunakan adalah shortwave diathermy, manual correction lateral shift dan core stability, sedangkan evaluasi yang digunakan untuk melihat kemajuan terapi adalah nyeri (VAS), Derajat SLR (goniometer), dan kemampuan aktivitas fungsional Oswestry Disability Indeks(ODI). Hasil penelitian berdasarkan pemeriksaan fisioterapi didapatkan diagnosa yaitu nyeri radikuler dan keterbatasan SLR akibat hernia nucleus pulposus lumbal, sedangkan problematik yang ditemukan adalah adanya nyeri radikuler, spasme otot, keterbatasan gerak dan gangguan aktivitas fungsional. Setelah dilakukan terapi berupa shortwave diathermy, manual correction lateral shift dan core stability sebanyak 8 kali intervensi didapatkan perubahan nilai VAS untuk nyeri gerak dari 8 menjadi 4, nyeri tekan dari 7 menjadi 3 dan nyeri diam dari 5 menjadi 2 pada pasien A sedangkan pasien B nyeri gerak dari 6 menjadi 3, nyeri tekan dari 5 menjadi 2 dan nyeri diam dari 3 menjadi 0. Untuk perubahan Derajat SLR setelah 8 kali intervensi didapatkan peningkatan dari 50o menjadi 75o pada pasien A, sedangkan pasien B terjadi peningkatan dari 60o menjadi 80o. Perubahan kemampuan aktivitas fungsional didapatkan juga peningkatan dengan presentase skor awal yaitu 48% termasuk disabilitas berat menjadi 30% yaitu disabilitas sedang pada pasien A dan pada pasien B didapatkan peningkatan dengan presentase skor awal yaitu 26% termasuk disabilitas sedang menjadi 18% yaitu disabilitas minimal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa shortwave diathermy, manual correction lateral shift dan core stability dapat memberikan efek terhadap penurunan nyeri radikuler, spasme otot, keterbatasan gerak dan gangguan aktivitas fungsional pada penderita lumbar radiculopathy.Kata Kunci: lumbar radiculopathy, shortwave diathermy, manual correction lateral shift dan core stability
Efek Mckenzie Exercise dan Mechanical Lumbar Traction terhadap Perubahan Lingkup Gerak Sendi dan Fungsional Lumbal pada Penderita HNP Lumbal Tiar Erawan; Sudaryanto Sudaryanto; Andi Nur Hijriyani; Rahmat Nugraha
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 14 (2023): Nomor Khusus Juni 2023
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf14nk309

Abstract

Herniated Nucleus Pulposus causes radicular pain due to pressure on the nerve roots resulting in various physical problems, especially limitations in lumbar movement and lumbar function. The aim of this research was to determine the difference in effectiveness between the combination of Interferential Current (IFC), McKenzie exercise and the combination of Interferential Current (IFC), Mechanical Lumbar Traction on changes in Range of Motion (ROM) and lumbar function in Lumbar HNP sufferers. This type of research was a quasi experiment with a pretest–posttest design with control group, using instruments in the form of an inclinometer and the ODI questionnaire. The research was conducted at RSAD Tk. II Pelamonia Makassar. The sample was 14 people suffering from grade 1 and 2 lumbar HNP who were randomly divided into 2 groups, namely the treatment group given IFC and McKenzie, the control group given IFC and Lumbar Mechanical Traction. Data analysis was performed by t test. Based on the paired samples t-test in the control group, the value obtained was p = 0.000 (flexion and lateral lumbar flexion), p = 0.001 (ODI), while in the treatment group the value obtained was p = 0.000 (flexion, lateral lumbar flexion, ODI) which means that IFC and Lumbar Mechanical Traction interventions as well as IFC and McKenzie Exercise can produce significant changes in flexion, lateral flexion and functional ROM of the lumbar region. Then, based on the independent samples t-test, the values obtained were p = 0.348 (lumbar flexion), p = 0.129 (lateral lumbar flexion), p = 0.670 (ODI) which means that there was no significant difference between the combination of IFC, McKenzie Exercise and IFC, Lumbar Mechanical Traction on changes in flexion, lateral flexion and lumbar functional ROM. IFC and McKenzie are no more effective than IFC and Lumbar Mechanical Traction in changing lumbar flexion and lateral flexion ROM and lumbar functional ability in sufferers of lumbar HNP.Keywords: McKenzie exercise; lumbar mechanical traction; lumbar range of motion; lumbar function ABSTRAK Herniated Nucleus Pulposus menyebabkan nyeri radikular akibat penekanan pada akar saraf sehingga timbul berbagai problem fisik, khususnya keterbatasan gerak lumbal dan fungsional lumbal. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan efektivitas antara kombinasi Interferential Current (IFC), McKenzie exercise dan kombinasi Interferential Current (IFC), Mechanical Lumbar Traction terhadap perubahan Range of Motion (ROM) dan fungsional lumbal pada penderita HNP Lumbal. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment dengan desain pretest–posttest with control group, menggunakan instrumen berupa inclinometer dan kuisioner ODI. Penelitian dilaksanakan di RSAD Tk. II Pelamonia Makassar. Sampel adalah penderita HNP lumbal grade 1 dan 2 sebanyak 14 orang yang dibagi secara acak kedalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan diberikan IFC dan McKenzie, kelompok kontrol diberikan IFC dan Mechanical Traction Lumbal. Analisis data dilakukan dengan uji t. Berdasarkan paired samples t-test pada kelompok kontrol diperoleh nilai p = 0,000 (fleksi dan lateral fleksi lumbal), p = 0,001 (ODI), sedangkan pada kelompok perlakuan diperoleh nilai p = 0,000 (fleksi, lateral fleksi lumbal, ODI) yang berarti bahwa intervensi IFC dan Mechanical Traction Lumbal serta IFC dan McKenzie Exercise dapat menghasilkan perubahan ROM fleksi, lateral fleksi dan fungsional lumbal yang signifikan. Kemudian, berdasarkan independent samples t-test diperoleh nilai p = 0,348 (fleksi lumbal), p = 0,129 (lateral fleksi lumbal), p = 0,670 (ODI) yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kombinasi IFC, McKenzie Exercise dan IFC, Mechanical Traction Lumbal terhadap perubahan ROM fleksi, lateral fleksi, dan fungsional lumbal. IFC dan McKenzie tidak lebih efektif daripada IFC dan Mechanical Traction Lumbal terhadap perubahan ROM fleksi dan lateral fleksi lumbal serta kemampuan fungsional lumbal pada penderita HNP lumbal.Kata kunci: McKenzie exercise; mechanical traction lumbal; lumbal range of motion; fungsional lumbal
Potensi Permainan Tradisional Dende (Engklek) dalam Mengurangi Resiko Jatuh Saat Berjalan pada Penderita Parkinson Disease Rahmat Nugraha; Latifa Insani Nurhalim; Rizky Wulandari Ramli; Tiar Erawan
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 14, No 3 (2023): Juli 2023
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf14304

Abstract

Decreased dopamine in Parkinson's patients causes damage to the function of the basal ganglia which causes many motor disturbances, one of which is a balance disorder which causes the elderly to often fall. On the other hand, decreased dopamine causes Parkinson's sufferers to rely on documented external stimuli on visual cues to form motor output, so one way to reduce the risk of falling is through traditional games that have the potential to become visual cues and as a walking medium, namely the Dende game in South Sulawesi. This study aimed to determine the potential of traditional Dende game in reducing the risk of falling while walking in people with Parkinson's. The application of traditional Dende game to Parkinson's patients was based on standards that have been modified according to the needs and conditions of the patients. This study used the application of the traditional Dende game on Parkinson's patients who were prone to falling when walking. The method used was a case report on a Parkinson's patient who often experiences falls as measured using the time up and go test which was analyzed through the data from the pre-test and post-test results. The results showed that there were changes after giving the intervention. It was concluded that Parkinson's patients rely on visual cues to initiate and form motor output, in this case the visual cues are the numbers and boxes in the Dende game, resulting in a motor output that can reduce freezing and hesitation, be aware of movements, improve physical abilities and train balance so that they can reduce the risk of falling.Keywords: parkinson; balance disorders; risk of falling; Dende                                                                                                      ABSTRAK Penurunan dopamin pada pasien parkinson menyebabkan kerusakan fungsi basalis ganglia yang menyebabkan banyak gangguan motorik, salah satunya yaitu gangguan keseimbangan yang mengakibatkan lansia sering jatuh. Di sisi lain, penurunan dopamin menyebabkan penderita parkinson mengandalkan rangsangan eksternal yang terdokumentasi pada isyarat visual untuk membentuk motoric output, sehingga salah satu cara untuk mengurangi resiko jatuh ialah melalui permainan tradisional yang berpotensi menjadi isyarat visual dan sebagai media berjalan yaitu permainan Dende di Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi permainan tradisional Dende dalam mengurangi resiko jatuh saat berjalan pada penderita parkinson. Penerapan permainan tradisional Dende pada pasien parkinson berdasarkan standar yang telah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien. Studi ini menggunakan penerapan permainan tradisional Dende pada pasien Parkinson yang rentan mengalami jatuh saat berjalan. Metode yang digunakan ialah case report pada seorang penderita parkinson yang sering mengalami jatuh yang diukur menggunakan time up and go test yang dianalisis melalui data hasil pre-test dan post-test. Didapatkan hasil bahwa terdapat perubahan setelah pemberian intervensi. Disimpulkan bahwa pasien parkinson mengandalkan isyarat visual untuk memulai dan membentuk motoric output, dalam hal ini sebagai isyarat visual ialah angka dan kotak pada permainan Dende, sehingga terbentuk motoric output yang dapat mengurangi freezing dan hesitation, menyadari gerakan, meningkatkan kemampuan fisik dan melatih keseimbangan sehingga dapat mengurangi resiko jatuh.Kata kunci: parkinson; gangguan keseimbangan; resiko jatuh; Dende
PERBANDINGAN EFEK MOBILISASI SARAF DAN SPINAL MOBILIZATION WITH LEG MOVEMENT TERHADAP PENURUNAN NYERI FUNGSIONAL PADA LUMBAR RADICULOPATHY Sudaryanto, Sudaryanto; Erawan, Tiar; Nugraha, Rahmat; Maidah, St Khadijah Indah
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 18, No 1 (2023): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v18i1.3351

Abstract

Latar belakang : Lumbar radiculopathy merupakan kondisi yang menyebabkan rasa sakit dan kesemutan sepanjang distribusi saraf sciatic yang terkait dan dapat menyebabkan kelemahan serta keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Metode : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pengaruh Mobilisasi saraf dan Spinal Mobilization With Leg Movement (SMWLM) terhadap penurunan nyeri fungsional pada penderita Lumbar radiculopathy. Desain penelitian adalah randomized pre test – post test two group design, yaitu terdapat 2 kelompok ; kelompok treatment 1 mendapatkan Mobilisasi Saraf dan kelompok treatment 2 mendapatkan SMWLM, kedua kelompok diberikan Short Wave Diathermy. Jumlah sampel berdasarkan kriteria inklusi adalah 20 orang, dirandomisasi kedalam 2 kelompok yaitu sebanyak 10 orang kelompok treatment 1 dan 10 orang kelompok treatment 2. Pengumpulan data diperoleh melalui pengukuran Patient Specifik Functional Scale (PSFS) di awal penelitian dan akhir penelitian. Hasil : Hasil uji paired sample t diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) baik pada kelompok treatment 1 dan kelompok treatment 2, yang berarti Mobilisasi Saraf dan SMWLM menghasilkan pengaruh yang bermakna terhadap penurunan nyeri fungsional. Kemudian berdasarkan hasil uji independent sample t diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) yang berarti ada perbedaan rerata selisih yang signifikan antara kelompok treatment 1 dan kelompok treatment 2, dimana nilai rerata selisih kelompok treatment 2 (20%) > nilai rerata selisih kelompok treatment 1 (11,14%). Kesimpulan : Intervensi SMWLM menghasilkan penurunan nyeri fungsional yang lebih besar secara signifikan daripada intervensi Mobilisasi saraf pada penderita Lumbar Radiculopathy.Kata Kunci : Mobilisasi Saraf, Spinal Mobilization With Leg Movement, Nyeri Fungsional, Lumbar Radiculopathy
Implementasi Terapi Latihan pada Usia Produktif di Pabrik Gula Desa Arasoe Rahmat Nugraha; Sudaryanto Sudaryanto
ABDIMASKU : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 6, No 3 (2023): September 2023
Publisher : LPPM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62411/ja.v6i3.1526

Abstract

Salah satu pekerjaan dengan risiko LBP yang paling tinggi adalah pekerja yang selalu memindahkan atau mengangkat barang dan aktivitas membungkuk selama bekerja. Berdasarkan observasi di Desa Arasoe Kecamatan Cina Kabupaten Bone, banyak pekerja di Pabrik Gula Bone melakukan aktivitas membungkuk selama bekerja dan aktivitas memindahkan atau mengangkat barang selama bekerja. Kebanyakan para pekerja di Pabrik Gula Arasoe Bone adalah laki-laki dengan kategori usia produktif (25 – 45 tahun). Aktivitas para pekerja banyak melibatkan gerakan-gerakan pada trunk khususnya lumbal seperti gerakan fleksi, lateral fleksi dan rotasi. Gerakan tersebut dapat dilihat secara langsung dalam kegiatan yang dilakukan oleh karyawan saat mengambil dan membawa barang. Aktivitas ini dilakukan berulang-ulang dalam aktivitas pekerjaan, dan lama kelamaan akan memicu terjadinya Low Back Pain. Dalam kegiatan pengabdian ini, Ada beberapa kegiatan yang dilakukan, seperti: penyuluhan tentang postur yang benar saat bekerja, pemeriksaan kesehatan bagi para pekerja, dan memberikan pengobatan fisioterapi secara gratis bagi para pekerja berupa terapi latihan, manual terapi dan dry needling. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan banyak pekerja yang mengalami low back pain yang bersifat kronik sehingga pemberian treatment berupa terapi latihan,manual terapi, dry needling sangat membantu pekerja untuk menurunkan nyeri serta meningkat aktivitas fungsional pekerja pabrik.
The Effect Of Integrated Neuromuscular Inhibition Technique On Improving Neck Functional Ability In Tension-Type Headache Virny Dwiya Lestari; Rahmat Nugraha Akib; Aco Tang
COMPETITOR: Jurnal Pendidikan Kepelatihan Olahraga Vol 15, No 3 (2023): October
Publisher : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/cjpko.v15i3.51657

Abstract

Tension-type headache is one of the most common complaints of musculoskeletal pain due to myofascial trigger points. The presence of pain and soreness in the neck and head, tightness, stiffness, spasms, and limitation of motion is a complaint that is often experienced by patients. Methods: This study aims to determine the effect of the Integrated Neuromuscular Inhibition Technique exercise on increasing the functional ability of the neck in Tension-Type Headache conditions. This research is a pre-experimental study with a pre-test and post-test one-group design using an accidental sampling technique with a total sample of 30 people. The place of research was conducted at the Telkomedika Makassar Clinic. A tool to measure the functional ability of the neck using the Neck Disability Index (NDI). Result: The results of the study were an increase in the functional ability of the neck based on measurements of the Neck Disability Index (NDI), namely a pre-test value of 48.80 to a post-test of 41.13 in the condition of Tension-Type Headache at the Telkomedika Clinic Makassar because after being given Integrated Neuromuscular Inhibition Technique therapy (INIT) decreased neck pain, decreased spasm of the neck muscles, and increased functional ability of the neck. Conclusion: Integrated Neuromuscular Inhibition Technique exercises can improve the functional ability of the neck in Tension-Type Headache conditions at the Telkomedika Clinic in Makassar.
PERBANDINGAN EFEK MOBILISASI SARAF DAN SPINAL MOBILIZATION WITH LEG MOVEMENT TERHADAP PENURUNAN NYERI FUNGSIONAL PADA LUMBAR RADICULOPATHY Sudaryanto Sudaryanto; Tiar Erawan; Rahmat Nugraha; St Khadijah Indah Maidah
Media Kesehatan Politeknik Makassar Vol 18 No 1 (2023): Media Kesehatan
Publisher : Direktorat Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/medkes.v18i1.433

Abstract

Latar belakang : Lumbar radiculopathy merupakan kondisi yang menyebabkan rasa sakit dan kesemutan sepanjang distribusi saraf sciatic yang terkait dan dapat menyebabkan kelemahan serta keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Metode : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pengaruh Mobilisasi saraf dan Spinal Mobilization With Leg Movement (SMWLM) terhadap penurunan nyeri fungsional pada penderita Lumbar radiculopathy. Desain penelitian adalah randomized pre test – post test two group design, yaitu terdapat 2 kelompok ; kelompok treatment 1 mendapatkan Mobilisasi Saraf dan kelompok treatment 2 mendapatkan SMWLM, kedua kelompok diberikan Short Wave Diathermy. Jumlah sampel berdasarkan kriteria inklusi adalah 20 orang, dirandomisasi kedalam 2 kelompok yaitu sebanyak 10 orang kelompok treatment 1 dan 10 orang kelompok treatment 2. Pengumpulan data diperoleh melalui pengukuran Patient Specifik Functional Scale (PSFS) di awal penelitian dan akhir penelitian. Hasil : Hasil uji paired sample t diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) baik pada kelompok treatment 1 dan kelompok treatment 2, yang berarti Mobilisasi Saraf dan SMWLM menghasilkan pengaruh yang bermakna terhadap penurunan nyeri fungsional. Kemudian berdasarkan hasil uji independent sample t diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05) yang berarti ada perbedaan rerata selisih yang signifikan antara kelompok treatment 1 dan kelompok treatment 2, dimana nilai rerata selisih kelompok treatment 2 (20%) > nilai rerata selisih kelompok treatment 1 (11,14%). Kesimpulan : Intervensi SMWLM menghasilkan penurunan nyeri fungsional yang lebih besar secara signifikan daripada intervensi Mobilisasi saraf pada penderita Lumbar Radiculopathy. Kata Kunci : Mobilisasi Saraf, Spinal Mobilization With Leg Movement, Nyeri Fungsional, Lumbar Radiculopathy