Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar

PERBEDAAN PENGARUH PNF DAN A-AROM EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PASIEN HEMIPARESIS POST STROKE ISKEMIK Kristian Tiwow; Sri Saadiyah; Muhammad Thahir; Rahmat Nugraha; Hasnia Ahmad
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14, No 1 (2022)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v14i1.2850

Abstract

PERBEDAAN PENGARUH PNF DAN A-AROM EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PASIEN HEMIPARESIS POST STROKE ISKEMIK   Different Effect Of PNF And A-AROM Exercise On  Increased Muscle Strength Of Ischemic Hemiparesis Post Stroke PatientsKristian Tiwow1, Sri Saadiyah1; Muh Thahir1; Rahmat Nugraha1; Hasnia Ahmad1*1Jurusan Fisioterapi Polteknik Kesehatan Makassar*corresponding author ABSTRACTBackground : Ischemic stroke is a clinical condition that occurs due to blockages in the blood vessels of the brain so that it damages certain tissues in the brain. Method : The experimental quasi study, designed by design of two group pre-tests – post tests, aimed to determine the difference in the effect of Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) and Active-Assistive ROM Exercise on increased muscle strength in ischemic post stroke hemiparesis patients. Held at Inggit Medical Centre Clinic with a sample of 34 people in accordance with the criteria of inclusion, randomized into 2 groups, namely treatment group I given Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) and treatment group II given Active-Assistive ROM Exercise. Results : The wilcoxon test analysis obtained p = 0.014 for UE and p = 0.008 for LE in treatment group I, and p = 0.014 for UE and p = 0.046 for LE in treatment group II, meaning that there was a meaningful influence of Proprioiveceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) and Active-Assistive ROM Exercise on increased muscle strength. Then, based on the Mann-Whitney test obtained a value of p = 1,000 for UE and p = 0.279 for LE, which means that there was no significant difference between treatment group I and treatment group II. Conclusion : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) exercise is no more effective than Active-Assistive ROM Exercise in producing increased muscle strength in ischemic post stroke hemiparesis patientsKeywords : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF), Active-Assistive ROM Exercise, Hemiparesis, Ischemic StrokeABSTRAKLatar belakang : Stroke Iskemik merupakan kondisi klinis yang terjadi akibat adanya penyumbatan di pembuluh darah otak sehingga merusak jaringan dibagian tertentu pada otak. Metode : Penelitian quasi eksperimental dengan desain two group pre test – post test, bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dan Active-Assistive ROM Exercise terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien hemiparesis post stroke iskemik. Dilaksanakan di Klinik Inggit Medical Centre dengan sampel sebanyak 34 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi, di randomisasi kedalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan I yang diberikan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dan kelompok perlakuan II yang diberikan Active-Assistive ROM Exercise. Hasil : Analisis uji wilcoxon test diperoleh p = 0,014 untuk AGA dan p = 0,008 untuk AGB pada kelompok perlakuan I, dan p = 0,014 untuk AGA dan p = 0,046 untuk AGB pada kelompok perlakuan II, yang berarti bahwa ada pengaruh yang bermakna Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) dan Active-Assistive ROM Exercise terhadap peningkatan kekuatan otot. Kemudian, berdasarkan uji Mann-Whitney di peroleh nilai p = 1,000 untuk AGA dan p = 0,279 untuk AGB, yang berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II. Kesimpulan : Latihan Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) tidak lebih efektif daripada Active-Assistive ROM Exercise dalam menghasilkan peningkatan kekuatan otot pada pasien hemiparesis post stroke iskemik.Kata Kunci : Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF), Active-Assistive ROM Exercise, Hemiparesis, Stroke Iskemik.
PENERAPAN SHORTWAVE DIATHERMY, MANUAL CORRECTION LATERAL SHIFT DAN CORE STABILITY PADA LUMBAR RADICULOPATHY Sudaryanto Sudaryanto; Arpandjam’an Arpandjam’an; Ainun Ainun; Rahmat Nugraha; Virny Dwiya Lestari
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14, No 2 (2022)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v14i2.3148

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penerapan Shortwave Diathermy, Manual Correction Lateral Shift dan Core Stability pada Lumbar Radiculopathy di RSAD TK II Pelamonia Makassar. Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu penelitian yang mendalam pada 1 jenis kasus terhadap 2 sampel. Modalitas yang digunakan adalah shortwave diathermy, manual correction lateral shift dan core stability, sedangkan evaluasi yang digunakan untuk melihat kemajuan terapi adalah nyeri (VAS), Derajat SLR (goniometer), dan kemampuan aktivitas fungsional Oswestry Disability Indeks(ODI). Hasil penelitian berdasarkan pemeriksaan fisioterapi didapatkan diagnosa yaitu nyeri radikuler dan keterbatasan SLR akibat hernia nucleus pulposus lumbal, sedangkan problematik yang ditemukan adalah adanya nyeri radikuler, spasme otot, keterbatasan gerak dan gangguan aktivitas fungsional. Setelah dilakukan terapi berupa shortwave diathermy, manual correction lateral shift dan core stability sebanyak 8 kali intervensi didapatkan perubahan nilai VAS untuk nyeri gerak dari 8 menjadi 4, nyeri tekan dari 7 menjadi 3 dan nyeri diam dari 5 menjadi 2 pada pasien A sedangkan pasien B nyeri gerak dari 6 menjadi 3, nyeri tekan dari 5 menjadi 2 dan nyeri diam dari 3 menjadi 0. Untuk perubahan Derajat SLR setelah 8 kali intervensi didapatkan peningkatan dari 50o menjadi 75o pada pasien A, sedangkan pasien B terjadi peningkatan dari 60o menjadi 80o. Perubahan kemampuan aktivitas fungsional didapatkan juga peningkatan dengan presentase skor awal yaitu 48% termasuk disabilitas berat menjadi 30% yaitu disabilitas sedang pada pasien A dan pada pasien B didapatkan peningkatan dengan presentase skor awal yaitu 26% termasuk disabilitas sedang menjadi 18% yaitu disabilitas minimal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa shortwave diathermy, manual correction lateral shift dan core stability dapat memberikan efek terhadap penurunan nyeri radikuler, spasme otot, keterbatasan gerak dan gangguan aktivitas fungsional pada penderita lumbar radiculopathy.Kata Kunci: lumbar radiculopathy, shortwave diathermy, manual correction lateral shift dan core stability