Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

YIN YANG, CHI DAN WU XING PADA ARSITEKTUR KELENTENG Studi Kasus Kelenteng Sebelum Abad 19 Di Lasem, Rembang Dan Semarang Ir. Djoko Darmawan, MT; Hetyorini , ST,MT
Serat Acitya Vol 2, No 3 (2013): November - Strategi Investasi Kehidupan Bermasyarakat
Publisher : FEB UNTAG Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.995 KB)

Abstract

ABSTRAKSI Penelitian yang dilakukan terhadap pengaruh konsep Yin-Yang, Chi dan Wu Xing pada arsitektur kelenteng di permukiman Tionghoa di kota Lasem, Rembang dan Semarang bertujuan mengungkap hubungan filsafat dan arsitektur kelenteng di permukiman tersebut. Permasalahan utama adalah bagaimana menarik benang merah antara konsep Yin-Yang, Chi dan Wu Hsing dengan arsitektur kelenteng. Apakah ada keterkaitan antara konsep Yin-Yang, Chi dan Wu Xing dengan arsitektur kelenteng pada permukiman Tionghoa tersebut ditinjau pada beberapa elemen arsitektur yaitu : bentuk, struktur, organisasi ruang, warna, ornamen  dan orientasi. Kendala-kendala pada penelitian ini karena kurangnya referensi tertulis dan dokumentasi penunjang serta kekaburan sejarah awal masyarakat tionghoa di Lasem, Rembang dan Semarang. Selain kendala di atas saat ini kepercayaan masyarakat tionghoa tidak lagi homogen demikian juga budaya dan ekonomi yang telah mengalami pergeseran serta kendala bahasa pada literatur arsitektur tionghoa. Menghadapi kendala di atas , maka dalam naskah ini upaya pengungkapan dan penelusuran hubungan konsep Yin-Yang, Chi dan Wu Xing dan arsitektur kelenteng digunakan paradigma penelitian kualitatif sehingga keluasan cakupan masalah filsafat dan arsitektur kelenteng dapat dipahami. Pada penelitian ini digunakan analisis Holistik yaitu obyek dipandang di dalam suatu kerangka kebudayaan, yang memandang obyek/bangunan kelenteng sebagai manifestasi dari sistem budaya yang mencakup konsep Yin-Yang, Chi dan Wu Xing. Dengan pendekatan di atas, hubungan konsep Yin-Yang, Chi dan Wu Xing dan perancangan arsitektur kelenteng di permukiman Tionghoa di Lasem, Rembang dan Semarang dapat dideskripsikan, meskipun pada paras hipotetis.   Kata Kunci : Yin Yang, Chi, Wu Xing dan Kelenteng.   ABSTRACK The main objective of the research about the influence of Yin-Yang, Chi and Wu Xing concept on Chinese temple in Chinatown in Lasem, Rembang and Semarang is to reveal the interconnection between philosophy and architecture of the temple in that neighborhood. The main constraint is how to connect the Yin-Yang, Chi and Wu Xing concept with the temple’s architecture alone, based upon some architectural elements such as form, structure, space order, color, ornaments and orientation. Another constraint is lack of reference and supporting documents and the unclear history about the initial Chinese society in Lasem, Rembang and Semarang. Besides, nowadays the belief of Chinese people is no longer homogenous, as well as their culture and economy that already distracted due to the limitation on language about Chinese architecture. To overcome such problems mentioned before, this research applies qualitative method to embrace the understanding of the temple’s architecture and the philosophy. This research also employs holistic analytics that asses the architectural objects as the manifest of the culture consists of Yin-Yang, Chi and Wu Xing concept By using that approach, hopefully, the interconnection between Chinese temples in Lasem, Rembang and Semarang and their architectural design can be described.   Key words : Yin Yang, Chi, Wu Xing and temple
Penerapan Arsitektur Fengshui Pada Rumah Tinggal (Kasus: Kediaman Ir. Djoko Darmawan, MT) Syariful Hadi; Hetyorini
SARGA: Journal of Architecture and Urbanism Vol. 16 No. 1 (2022): January 2022
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (934.448 KB) | DOI: 10.56444/sarga.v16i1.136

Abstract

Feng Shui merupakan pengetahuan arsitektur dari China. Arsitektur Feng Shui adalah pengem-bangan dari budaya Tiongkok purba yang pada awalnya pengembangan dari illmu astronomi untuk mengetahui pengaruh musim dan cuaca yang membantu para petani dalam bercocok tanam dan para nelayan dalam mencari ikan. Dari waktu kewaktu ilmu astronomi purba ini mulai dekembangkan menjadi beberapa ilmu pengetahuan, diantaranya Astrologi, pengobatan dan Feng Shui diantaranya. Masyarakat Tiongkok percaya dalam mendesain rumah tinggal dengan menggunakan prinsip – prinsip Feng Shui akan menyatukan antara penghuni rumah, rumah, dan lingkungan sekitar rumah menjadi seimbang. Prinsip-prinsp Feng Shui yang digunakan dalam penelitian kali ini merupakan prinsip Wu Xing. Wu Xing merupakan penggambaran dari 5 unsur alam yaitu, Air, Kayu, Tanah, Logam dan Api . Salah satu rumah tinggal yang menggunakan prinsip-prinsip Feng Shui adalah rumah kediaman bapak Djoko darmawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan prinsip – prinsip Feng Shui pada sebuah rumah tinggal. Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara dan observasi langsung, kemudian menganalisa penerapan prinsip Feng Shui menurut studi pustaka yang ada.
Perancangan Kawasan Rest Area Tipe A di Ruas Tol Semarang - Tegal Eko Yusmawan Widodo; Hetyorini; I Wayan Andhika Widiantara
SARGA: Journal of Architecture and Urbanism Vol. 15 No. 2 (2021): July 2021
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1103.626 KB) | DOI: 10.56444/sarga.v15i2.152

Abstract

Tempat istirahat atau biasa disebut dengan Rest Area adalah suatu tempat dan fasilitas yang disediakan bagi pemakai jalan sehingga baik pengemudi, penumpang maupun kendaraannya dapat beristirahat untuk sementara karena alasan lelah. Di area inilah menjadi satu-satunya tempat untuk berhenti sesaat setelah mengemudi pada jarak jauh dengan kecepatan tinggi. Kawasan Rest Area Tipe A merupakan suatu kawasan yang digunakan sebagai tempat istirahat sementara dengan berbagai fasilitas lengkap yang bisa di perlukan saat berada pada jalur jalan tol. Adapun beberapa fasilitas yang tersedia yaitu tempat istirahat, tempat makan dan minum, tempat beribadah, tempat pengisian bahan bakar kendaraan dan lain-lain. Mempunyai fungsi fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pihak kalangan. Adapun fungsi dari berbagai kegiatan dan fasilitas yang di sediakan yaitu fasilitas utama yaitu sebagai tempat istirahat, fasilitas penunjang dan fasilitas servis dimana pengguna dapat menggunakan fasilitas yang ada seperti toilet, tempat ibadah berbagai tempat makan dan minum, taman, bengkel, fasilitas relaksasi, ataupun membeli keperluan selama perjalanan yang ada di pusat oleh-oleh/ minimarket. Fungsi ini menjadikan satu kesatuan dalam menciptakan sebuah Rest Area Tol yang layak dan memiliki fasilitas yang lengkap.Bangunan Kawasan Rest Area Tipe A di ruas Tol Semarang – Tegal yang berada di Kabupaten Pekalongan, menggunakan konsep Green Architecture dan Modern Minimalis.
Perancangan Gedung Auditorium Universitas 17 Agustus 1945 Semarang Arya Shanda Anwar; Astari Wulandari; Hetyorini
SARGA: Journal of Architecture and Urbanism Vol. 15 No. 1 (2021): January 2021
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1327.229 KB) | DOI: 10.56444/sarga.v15i1.157

Abstract

Dunia pendidikan yang ada di Indonesia seiring perkembangan zaman mengalami berbagai perubahan dari waktu ke waktu, sehingga hal ini merubah pola pikir masyarakatnya untuk berubah menjadi lebih modern. Sebuah pendidikan sendiri juga tidak lepas dari pentingnya tempat atau infrastruktur yang mendukungnya, yaitu sebuah bangunan tempat belajar bagi para siswanya. Suatu Universitas sebaiknya memiliki sebuah gedung auditorium sendiri guna berfungsi sebagai pusat kegiatan yang melibatkan banyak orang, seperti kegiatan seminar, kegiatan wisuda, dan pertunjukan dari mahasiswa. Gedung Auditorium Universitas 17 Agustus 1945 Semarang ini berfungsi untuk mewadahi aktifitas terkait kegiatan para civitas akademika yang melibatkan banyak orang dengan jumlah yang besar. Konsep bangunan auditorium khususnya adalah bangunan yang diharapkan mampu menampung segala kegiatan dan aktifitas acara-acara penting dan kemudian dapat diapreasikan sesuai dengan karakter dari kampus UNTAG sendiri.Pemilihan ragam arsitektur untuk bangunan Gedung Auditorium Univesitas 17 Agustus 1945 Semarang ini menggunakan penerapan arsitektur modern. Pengaplikasiannya dilakukan secara zoning, denah, sirkulasi, maupun fasad. Diharapkan rancangan ini berguna dan memberikan inspirasi bagi pembaca.
Perancangan Semarang Skirmish Sport Area Pebruariski Akbar Riyadi; Choirul Amin; Hetyorini
SARGA: Journal of Architecture and Urbanism Vol. 15 No. 1 (2021): January 2021
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1248.38 KB) | DOI: 10.56444/sarga.v15i1.159

Abstract

Airsoft adalah sebuah olahraga permainan yang mensimulasikan kegiatan militer yang mengunakan replika senjata api yang di sebut airsoft gun. Permainan airsoft termasuk kategori permainan yang mahal, karena harga tiap unit dan perlengkapan lainnya cukup mahal. Airsoft tergolong dalam Skirmish Sport atau permainan perang-perangan yang memiliki beberapa macam permainan lainnya seperti Paintball, Nerf Skirmish, Laser Skirmish dan Archery Fun Game. Manfaat dari Skirmish Sport sendiri adalah untuk meningkatkan skill menembak, melatih fisik, memperdalam strategi pasukan militer atau kepolisian. Selain itu skirmish sport juga mempunyai manfaat bagi setiap komunitas airsoft dan masyarakat umum untuk bersosialisasi dan refreshing agar dapat memberikan suasana aktivitas yang baru dalam kaitannya olahraga dan rekreasi. Kegiatan skirmish sport ini diharapkan menjadi suatu olahraga dan rekreasi baru untuk masyarakat. Disamping sebagai bangunan gedung olahraga dan rekreasi, Semarang Skirmish Sport Area juga terdapat fungsi komersil yaitu terdapat showroom tempat pameran dan penjualan airsoft dan mainan nerf serta perlengkapan lain yang berhubungan dengan skirmish sport, ruang komunitas dan restaurant. Pemilihan ragam arsitektur untuk dalam perancangan Semarang Skirmish Sport Area adalah menggunakan Arsitektur Modern. Pengaplikasiannya dilakukan secara zoning, denah, sirkulasi, maupun fasad. Diharapkan rancangan ini berguna dan memberikan inspirasi bagi pembaca.
Konsep Beachwalk Pada Perancangan Pusat Perbelanjaan di Kabupaten Batang Ihsan Al Muzzammil; Djatmiko Waloejono; Hetyorini
SARGA: Journal of Architecture and Urbanism Vol. 14 No. 2 (2020): July 2020
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/sarga.v14i2.167

Abstract

Kabupaten Batang memiliki panjang pesisir pantai ± 38,75 km yang membentang pada enam wilayah administrasi kecamatan (Kecamatan Batang, Kandeman, Tulis, Subah, Limpung, dan Gringsing). Pantai yang dimiliki Kabupaten Batang diantaranya adalah Pantai Buntu, Pantai Kuripan, Pantai Pelabuhan Perikanan, Pantai Jodo, Pantai Celong, Pantai Depok, Pantai Sigandu, dan Pantai Ujung Negoro dan lain-lain. Kegiatan perekonomian di Kabupaten Batang telah berkembang pesat seiring dengan tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakatnya. Kondisi tersebut dapat dilihat dari banyaknya jenis sarana perbelanjaan yang ada baik dalam skala kecil maupun menengah seperti pertokoan, minimarket, pasar tradisional, pasar hewan. Pusat perbelanjaan dengan konsep Beachwalk adalah pusat perbelanjaan yang menerapkan konsep semi terbuka dengan memiliki bentuk berupa pedestrian mall, yaitu sebuah pusat perbelanjaan yang retail-retail dan fasilitas pendukungnya dihubungkan oleh pedestrian berupa koridor terbuka ataupun semi terbuka dan bebas dari kendaraan sehingga penataan bangunannya direncanakan mengelilingi area pedestrian, ditambah dengan pengolahan lansekap yang turut memanfaatkan panorama pantai dan lautan sebagai point utama sehingga menghasilkan suasana baru dalam hal berbelanja dan rekreasi bagi masyarakat. Penekanan desain Pusat Perbelanjaan dengan Konsep Beachwalk di Kabupaten Batang adalah dengan menerapkan konsep arsitektur tropis modern dengan olahan bentuk yang tidak monoton sebagai salah satu upaya untuk menciptakan citra bangunan yang rekreatif, entertaint, dan terbuka.
Perancangan Pondok Pesantren Modern Berbasis Keterampilan Membatik di Kabupaten Pekalongan Chaerul Huda; Loekman Mohammadi; Hetyorini
SARGA: Journal of Architecture and Urbanism Vol. 14 No. 1 (2020): January 2020
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/sarga.v14i1.178

Abstract

Di beberapa kota besar Indonesia, sudah banyak beberapa bangunan sekolah maupun universitas yang berbasis keagamaan, termasuk beberapa wilayah yang memiliki sebuah bahkan beberapa bangunan pesantren. Kabupaten Pekalongan yang memiliki total penduduk berjumlah 880.092 jiwa dengan kepadatan mencapai 1.053 jiwa per kilo meter persegi yang mayoritas penduduknya beragama islam. Hal itu terbukti dengan adanya slogan bahwa Pekalongan adalah Kota Santri. Mengingat betapa pentingya pembangunan sebuah pesantren di Pekalongan dengan berbagai keterampilan yang ada di Pekalongan, sudah seharusnya jika Pekalongan memiliki sebuah pesantren modern yang tidak hanya berbasis keagamaan, namun juga keterampilan membatik. Bangunan Pondok Pesantren Modern Berbasis Ketrampilan Membatik di Kabupaten Pekalongan merupakan sebuah bangunan fasilitas pendidikan yang dirancang untuk mewadahi kegiatan edukasi (pendidikan) yang tidak hanya berkaitan dengan ilmu sosial dan agama namun juga edukasi mengenai ketrampilan membatik. Konsep perancangan dari bangunan ini adalah menciptakan bangunan yang representatif sebagai tempat untuk belajar dan mendapat pengetahuan akan ilmu sosial dan agama serta bekal ketrampilan membatik. Pengaplikasiannya dilakukan secara zoning, denah, sirkulasi, maupun fasad. Diharapkan rancangan ini berguna dan memberikan inspirasi bagi pembaca.
Pendampingan Masyarakat Dusun Serut, Desa Palbapang, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta dalam Menerapkan Bata KOBEL untuk Mengatasi Tanah Ambles Karena Erosi Akibat Aliran Air Susilawati Cicilia Laurentia; Hetyorini Hetyorini
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 3 No 2 (2023): JPMI - April 2023
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.1084

Abstract

Aliran air yang mengalir dalam tanah yang memiliki butiran halus, cenderung mengangkut butiran halus tersebut. Taman PAUD Edelweis yang menerapkan bata KOBEL sebagai penutup permukaan tanahnya sekitar kolam, mengalami ambles saat hujan lebat, karena air hujan meresap ke tanah dan mengalir membawa butiran halus menuju kolam. Masalah ini mendorong untuk diterapkannya bata KOBEL juga guna memperbaiki tanah yang ambles akibat aliran air tersebut. Kegiatan pengabdian masyarakat di Dusun Serut, Palbapang, Bantul, Yogyakarta ini bertujuan untuk mendampinginya dalam menerapkan bata KOBEL mengatasi permasalahan tanah ambles. Metode pelaksanaan kegiatan diawali dengan survei lapangan, kemudian pendampingan cara menyusun bata KOBEL dalam mengatasi amblesnya tanah. Bata KOBEL memiliki 2 lubang berdiameter 5 cm, disusun membentuk suatu pipa yang berfungsi mengatur aliran air sehingga tidak membawa butiran halus mengalir/tererosi. Konsep sederhana menyediakan alur aliran air, dapat menghindarkan erosi yang terjadi sehingga tidak menimbulkan amblesnya tanah. Bata KOBEL ini terbuat dari tanah yang dipres sampai 62,5% berfungsi sebagai perbaikan tanah, sehingga permukaan tanah menjadi stabil. Penggunaan bata KOBEL mudah dilakukan dan biayanya sangat murah, dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat Dusun Serut. Dapat disimpulkan bahwa penerapan Bata KOBEL sangat penting untuk membantu masyarakat dalam pengadaan material bangunan yang murah, praktis tapi tetap berkwalitas.
Penerapan Arsitektur Fengshui Pada Rumah Tinggal (Kasus: Kediaman Ir. Djoko Darmawan, MT) Syariful Hadi; Hetyorini
SARGA: Journal of Architecture and Urbanism Vol. 16 No. 1 (2022): January 2022
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/sarga.v16i1.136

Abstract

Feng Shui merupakan pengetahuan arsitektur dari China. Arsitektur Feng Shui adalah pengem-bangan dari budaya Tiongkok purba yang pada awalnya pengembangan dari illmu astronomi untuk mengetahui pengaruh musim dan cuaca yang membantu para petani dalam bercocok tanam dan para nelayan dalam mencari ikan. Dari waktu kewaktu ilmu astronomi purba ini mulai dekembangkan menjadi beberapa ilmu pengetahuan, diantaranya Astrologi, pengobatan dan Feng Shui diantaranya. Masyarakat Tiongkok percaya dalam mendesain rumah tinggal dengan menggunakan prinsip – prinsip Feng Shui akan menyatukan antara penghuni rumah, rumah, dan lingkungan sekitar rumah menjadi seimbang. Prinsip-prinsp Feng Shui yang digunakan dalam penelitian kali ini merupakan prinsip Wu Xing. Wu Xing merupakan penggambaran dari 5 unsur alam yaitu, Air, Kayu, Tanah, Logam dan Api . Salah satu rumah tinggal yang menggunakan prinsip-prinsip Feng Shui adalah rumah kediaman bapak Djoko darmawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan prinsip – prinsip Feng Shui pada sebuah rumah tinggal. Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara dan observasi langsung, kemudian menganalisa penerapan prinsip Feng Shui menurut studi pustaka yang ada.
Perancangan Kawasan Rest Area Tipe A di Ruas Tol Semarang - Tegal Eko Yusmawan Widodo; Hetyorini; I Wayan Andhika Widiantara
SARGA: Journal of Architecture and Urbanism Vol. 15 No. 2 (2021): July 2021
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/sarga.v15i2.152

Abstract

Tempat istirahat atau biasa disebut dengan Rest Area adalah suatu tempat dan fasilitas yang disediakan bagi pemakai jalan sehingga baik pengemudi, penumpang maupun kendaraannya dapat beristirahat untuk sementara karena alasan lelah. Di area inilah menjadi satu-satunya tempat untuk berhenti sesaat setelah mengemudi pada jarak jauh dengan kecepatan tinggi. Kawasan Rest Area Tipe A merupakan suatu kawasan yang digunakan sebagai tempat istirahat sementara dengan berbagai fasilitas lengkap yang bisa di perlukan saat berada pada jalur jalan tol. Adapun beberapa fasilitas yang tersedia yaitu tempat istirahat, tempat makan dan minum, tempat beribadah, tempat pengisian bahan bakar kendaraan dan lain-lain. Mempunyai fungsi fasilitas yang dapat digunakan oleh semua pihak kalangan. Adapun fungsi dari berbagai kegiatan dan fasilitas yang di sediakan yaitu fasilitas utama yaitu sebagai tempat istirahat, fasilitas penunjang dan fasilitas servis dimana pengguna dapat menggunakan fasilitas yang ada seperti toilet, tempat ibadah berbagai tempat makan dan minum, taman, bengkel, fasilitas relaksasi, ataupun membeli keperluan selama perjalanan yang ada di pusat oleh-oleh/ minimarket. Fungsi ini menjadikan satu kesatuan dalam menciptakan sebuah Rest Area Tol yang layak dan memiliki fasilitas yang lengkap.Bangunan Kawasan Rest Area Tipe A di ruas Tol Semarang – Tegal yang berada di Kabupaten Pekalongan, menggunakan konsep Green Architecture dan Modern Minimalis.