Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EFEKTIVITAS PERSON-CENTERED ART THERAPY UNTUK MENGURANGI SIMTOM POST-TRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD) PADA PENYINTAS BENCANA GEMPA DI LOMBOK Issara Rizkya; R. Urip Purwono; Zainal Abidin
Journal of Psychological Science and Profession Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.853 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v4i2.24930

Abstract

Gempa bumi dengan kekuatan 7,0 SR yang terjadi bulan Agustus 2018 lalu di Lombok, Nusa Tenggara Barat merupakan kejadian traumatis bagi para penyintasnya. PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) merupakan gangguan psikologi yang paling sering terjadi. Untuk mengurangi trauma, maka trauma harus diproses melalui pemaknaan sensori. Salah satu intervensi psikoterapi dapat membantu pengekspresian memori sensori adalah psikoterapi seni yang dikenal sebagai Art Therapy. Dalam penerapannya, pendekatan person-centered dapat mendukung individu untuk berkembang dan mencapai potensi penuh dirinya sendiri hingga terjadi proses healing. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektivitas Person-Centered Art Therapy untuk mengurangi simtom PTSD pada penyintas bencana gempa di Lombok. Subjek dalam penelitian ini adalah empat orang wanita di Dusun Semokan, Desa Batu Rakit, Lombok Utara yang dipilih melalui purposive sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah concurrent embedded approach. Intervensi diberikan secara individual terhadap masing-masing subjek selama lima sesi berdasarkan konsep Creative Connection Process dari Natalie Rogers (1993). Sebelum dan setelah sesi intervensi diberikan, peneliti melakukan pre- dan post-test menggunakan PTSD Symptom Scale yang sudah diuji reliabilitas serta validitasnya oleh Eka Susanty di tahun 2012 dan juga panduan wawancara yang disusun berdasarkan simtom-simtom PTSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian intervensi Person-Centered Art Therapy dapat menurunkan simtom PTSD pada keempat subjek penelitian. Creative Connection Process yang digunakan dalam penyusunan tema di dalam setiap sesi intervensi, membantu memfasilitasi subjek untuk bisa mengekspresikan diri dengan menyampaikan apa yang dirasakan dan dialami secara terbuka, serta memfasilitasi subjek untuk lebih mengenali dan memahami dirinya sendiri.
PENGARUH DERAJAT STRES SEBAGAI MEDIATOR PADA HUBUNGAN ANTARA COPING DAN KESEHATAN MENTAL Sherly Rosita Edi Sentani; Achmad Djunaidi; R. Urip Purwono
Journal of Psychological Science and Profession Vol 4, No 3 (2020): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.534 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v4i3.26526

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran derajat stres sebagai mediator pada hubungan coping terhadap kesehatan mental. Partisipan penelitian ini yaitu 469 orang mahasiswa di Kota Bandung (laki-laki=138, perempuan=331; rentang usia 17 – 24 tahun). Data diperoleh melalui tiga alat ukur, yaitu Perceived Stress Scale, Cope Inventory, dan Kesehatan Mental. Analisis statistik PROCESS digunakan untuk menguji analisis peran mediasi. Hasil penelitian menunjukkan derajat stres berperan sebagai mediasi antara hubungan bentuk emotion focused coping, problem focused coping, dan maladaptive coping terhadap kesehatan mental. Artinya, proses reappraisal dapat menjelaskan efektivitas penggunaan bentuk coping tertentu yang dapat memengaruhi kesehatan mental. Proses reappraisal ditunjukkan dalam bentuk derajat stres, dimana terjadi penurunan maupun peningkatan derajat stres. Mahasiswa yang termasuk dalam kategori sehat mental ketika pemilihan bentuk coping yang digunakan dapat menurunkan tingkat stres. Adapun bentuk coping yang dinilai dapat menurunkan tingkat stres, yaitu emotion focused coping dan problem focused coping. Sementara itu, maladaptive coping termasuk ke dalam kategori tidak sehat mental, hal ini disebabkan terjadinya peningkatan derajat stres seseorang hingga memunculkan symptom-simptom gangguan kesehatan mental.
PERFEKSIONISME MALADAPTIF DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA BERBAKAT INTELEKTUAL: SUATU PENDEKATAN RISET CAMPURAN SEKUENSIAL Fitriani Yustikasari Lubis; Lydia Freyani Hawadi; Rose Mini Agoes Salim; R. Urip Purwono
Journal of Psychological Science and Profession Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.608 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v4i1.26962

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara perfeksionisme maladaptif dengan prestasi akademik pada mahasiswa berbakat intelektual. 86 mahasiswa berbakat intelektual yang diperoleh dari proses penjaringan dan penyaringan dari tiga Perguruan Tinggi Negeri terlibat sebagai subjek penelitian dalam studi kuantitatif. Kemudian, 8 mahasiswa berbakat intelektual dipilih dari hasil ekstrem studi kuantitatif sebagai subjek penelitian dalam studi kualitatif. Rancangan penelitian menggunakan pendekatan penelitian campuran sekuensial dengan studi kuantitatif mendahului studi kualitatif. Pengambilan data kuantitatif dilakukan dengan metode survei menggunakan Frost Multidimensional Perfectionism Scale dan self-report nilai IPK. Data yang diperoleh diolah menggunakan uji regresi. Pengambilan data kualitatif dilakukan mengunakan wawancara semiterstruktur dan diolah menggunakan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perfeksionisme maladaptif memiliki pengaruh negatif terhadap prestasi akademik. Hasil riset juga menemukan dinamika yang terjadi antara kedua variabel pada mahasiswa berbakat intelektual berbeda dengan mahasiswa pada umumnya.