Kehadiran anak berkebutuhan khusus, khususnya anak dengan gangguan autism spectrum disorder, dapatmemberikan kesulitan-kesulitan kepada ibu dalam masa pengasuhan. Kesulitan tersebut juga memberikan dampak kepada keadaan psikologis ibu. Para ibu memerlukan sebuah keyakinan atas kemampuan dirinya dalam mengasuh anak agar dapat memberikan sebuah pengasuhan yang positif. Keyakinan atas kemampuan dirinya dalam mengasuh ini dikenal sebagai istilah parenting self-efficacy. Parenting self-efficacy merupakan penilaian orang tua mengenai kompetensinya dalam melakukan peran sebagai orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum mengenai tingkat parenting self-efficacy pada ibu yang memiliki anak dengan ASD. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif menggunakan alat ukur Self-Efficacy for Parenting Task Index berdasarkan teori parenting self-efficacy untuk ibu yang memiliki anak usia 5–12 tahun, yang terdiri dari 36pertanyaan. Kuesioner ini memiliki reliabilitas sebesar 0,875, yang menunjukkan bahwa alat ukur ini dapat diandalkan. Partisipan penelitian ini adalah 34 orang ibu yang memiliki anak dengan ASD berusia 5–12 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 85% ibu yang memiliki anak ASD usia 5–12 tahun memiliki tingkat parenting self-efficacy yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki perilaku pengasuhan yang positif, dengan lingkungan yang adaptif, menstimulasi, dan mendukung. Dimensi discipline memiliki nilai rata-rata paling rendah di antara keempat dimensi lainnya, yang berarti sebagian besar ibu merasa kurang yakin akan kemampuannya dalam menetapkan aturan dan disiplin bagi anak. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa ibu yang terlibat dalam komunitas memiliki tingkat parenting self-efficacy yang lebih tinggi, namun masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai peranan komunitas terhadap tingkat parenting self-efficacy.