ABSTRAKKetergantungan yang dialami oleh lansia dapat dipicu oleh kemunduran fisik maupun psikis yang mengarah pada perubahan negatif. Kondisi tersebut akan mempengaruhi aktivitas kehidupansehari-hari lanjut usia. Salah satu masalah yang dialami pada lansia adalah Terganggunya kapasitasintelektual yang berhubungan dengan fungsi kognitif pada lansia. Faktor nutrisi adalah faktor yangdapat menentukan keadaan kognitif lansia dan untuk mencegah potensi penurunan kognitif padalansia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara status gizi dan status kognisipada lansia. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan penelitian studi crosssectional. Penelitian dilaksanakan di Panti Sosial Tresna Werda Wana Seraya Denpasar. Pada statusgizi ditentukan dengan menggunakan penghitungan Indeks Massa Tubuh yang dilakukan pada lansiadengan pengukuran berat badan dan tinggi badan berdasarkan tinggi lutut dan Status kognisiditentukan dengan menggunakan kuisioner abbreviated mental test (AMT). Prevalensi penurunanfungsi kognitif lansia pada Panti Sosial Tresna Werda Wana Seraya sebesar 77,3%. Dari 17 lansiadengan penurunan fungsi kognitif, sebanyak 58,8% mengalami gizi kurang, 35,3% mengalami gizibaik dan 5,9% mengalami gizi lebih. Berdasarkan uji korelasi spearman, terdapat hubungan signifikanantara status gizi dan status kognisi (r =0,436). Hubungan antara status gizi dengan status kognisipada lansia dikarenakan adanya gangguan pada metabolisme dalam tubuh serta gangguan padahormon dalam tubuh pada lansia. Dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa terdapat hubunganantara status gizi dengan status kognitif pada lansia dan hubungan yang diperoleh bersifat sedang. Kata kunci: lansia, status gizi, gangguan kognisi