Henrieta Imelda Tondong
Prodi Sarjana Terapan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Palu, Palu, Indonesia

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pendidikan Kesehatan dengan Medula untuk Peningkatan Pengetahuan Remaja Arie Maineny; Hadina Hadina; Henrieta Imelda Tondong; Anna Veronica Pont
Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2022): Juli - September
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1102.192 KB) | DOI: 10.33860/pjpm.v3i3.1237

Abstract

Adolescence is a time of rapid development and growth. At the age of 15-19 years from the demographic survey data and adolescent reproductive health (KRR), with most of those who first dated before the age of 15 years, namely 33.3% girls and 34.5% boys. Lack of basic life skills at this age puts them at risk for unhealthy relationship behaviors, including premarital sex. According to data from the Baturube Health Center in Kalombang village, the highest number of adolescents aged 15 to 19 years (51 people) were 27 boys (52.9%) and 24 girls (47.1%). The results of the interview survey on adolescents in Kalombang village show that there is still a lack of information about reproductive health. The snake and ladder game method (Medula) is a way of providing education used in this service. The results of the activity obtained 25 teenagers after being given education through the game of snakes and ladders, all of them had good knowledge (100%). There is an increase in knowledge of 24%. Conclusion Medulla-based health education can improve the understanding of adolescent reproductive health. ABSTRAK Masa remaja merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang pesat. Pada usia 15-19 tahun dari data survei demografi dan kesehatan reproduksi remaja (KRR), dengan sebagian besar mereka yang pertama kali berpacaran pada usia sebelum 15 tahun yaitu 33,3 % anak perempuan dan 34,5 % anak laki-laki. Kurangnya keterampilan hidup dasar pada usia tersebut, menempatkan mereka pada risiko perilaku hubungan yang tidak sehat, termasuk seks pranikah. Menurut data Puskesmas Baturube di desa Kalombang, jumlah remaja terbanyak berusia 15 sampai 19 tahun (51 orang) adalah 27 laki-laki (52,9%) dan 24 perempuan (47,1 %). Hasil survei wawancara pada remaja di desa Kalombang menunjukkan masih kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi. Metode permainan ular tangga (Medula) merupakan cara pemberian edukasi yang digunakan pada pengabdian ini. Hasil dari kegiatan didapatkan 25 remaja setelah diberi edukasi melalui permainan ular tangga, semuanya memiliki pengetahuan yang baik (100%). Terdapat peningkatan pengetahuan sebesar 24 %. Kesimpulan Pendidikan kesehatan berbasis Medula dapat meningkatkan pemahaman kesehatan reproduksi remaja.