Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Peningkatan Keterampilan Kader dalam Deteksi Dini Risiko Tinggi Kehamilan (Kaderink) : Improvement of Cadre Skills in Early Detection of High Risk of Pregnancy Hastuti Usman; Arie Maineny; Febti Kuswanti
Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2022): Januari-Maret
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1026.703 KB) | DOI: 10.33860/pjpm.v3i1.405

Abstract

Data pada tahun 2017 menunjukkan bahwa Ibu hamil yang mengalami risiko tinggi di wilayah kerja Puskesmas Mamboro mencapai 60 orang dari 341 ibu hamil atau sekitar 17,5% dan hanya 41,9% ibu hamil risiko tinggi yang bersedia dirujuk. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kader tentang deteksi risiko tinggi kehamilan serta meningkatnya kemampuan dalam pengisian kartu Skor Poedji Rochjati dalam rangka mendeteksi dini risiko pada ibu hamil. Mitra dalam pengabdian masyarakat ini adalah Puskesmas Mamboro. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. Metode ceramah digunakan pada saat pemberian informasi mengenai kehamilan dengan risiko tinggi yang berdampak komplikasi ke persalinan, nifas dan bayi baru lahir. Metode demonstrasi digunakan pada saat kader diberikan soal untuk menyelesaikan kasus fiktif secara berkelompok mengenai kasus ibu hamil dengan risiko tinggi yang harus dideteksi menggunakan Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR). Hasil kegiatan menunjukkan bahwa dari 17 kader, sebelum diberikan penyuluhan terdapat sebanyak 41% Kader dengan Pengetahuan baik dan meningkat menjadi 71% setelah diberikan penyuluhan dan pelatihan pengisian KSPR. Penambahan pengetahuan kader sebesar 30%.
Hubungan Gaya Belajar dengan Indeks Prestasi Semester Mahasiswa Prodi DIV Jurusan Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Palu Arie Maineny
Jurnal Bidan Cerdas Vol. 1 No. 3 (2019)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jbc.v1i3.252

Abstract

Every student has a different way of understanding and obtaning information. These differences can be influenced by learning styles. The calculation results based on the Grade Point Avarage (GPA) of the third-grade DIV Midwifery students showed that the GPA in each semester fluctuate, and the result of interviews most students used the method of learning with the rote system. This study was intended to know the correlation between learning styles with the GPA of the students. This study used an analytical survey method with a cross-sectional approach a stratified random sampling technique with 42 respondents, data analysis were done in univariate and bivariate using chi-square test. The results of the statistical test shows that the correlation between learning styles with the GPA was p-value 0,459. The most used learning style by respondents was auditory. The GPA category most owned by respondents was GPA ranges between 2,75 – 3,50 which was equal to 90,5%. The conclusion is that there was no correlation between of learning styles with GPA.
Faktor Risiko Medik dan Non Medik Yang Mempengaruhi Kematian Maternal di Kota Palu Arie Maineny Neny; Fellysca Veronica Margareth Politon
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 15 No. 2 (2021): August
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v15i2.178

Abstract

Kesehatan dan keselamatan seorang ibu menjadi salah satu prioritas utama karena seorang ibu tidak dapat melepaskan diri dari risiko hamil dan melahirkan. Proses yang paling dekat terhadap kejadian kematian maternal, sebagai determinan dekat, dan secara langsung dipengaruhi oleh determinan antara yaitu status kesehatan ibu, status reproduksi, akses ke pelayanan kesehatan, perilaku perawatan kesehatan/penggunaan pelayanan kesehatan dan faktor-faktor lain yang tidak diketahui atau tidak terduga. Kota Palu pada Tahun 2014 sebesar 8 kasus dan meningkat tajam pada Tahun 2015 sebesar 22 kasus kematian ibu. Mengetahui faktor risiko medik dan non medik yang mempengaruhi kematian maternal. Desain Case Control Study, analisis bivariat chi square test, multivariat regresi logistik ganda. Analisis bivariat dengan nilai p value > 0,05 menunjukan variabel usia, paritas, jarak kehamilan dan komplikasi kehamilan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kematian maternal. Sedangkan variabel pemeriksaan Antenatal Care memiliki hubungan terhadap kematian maternal di Kota Palu. Faktor risiko medik tidak berhubungan dengan kematian maternal dan non medik mempunyai hubungan terhadap kematian maternal di Kota Palu
Karakteristik Ibu dan Dukungan Suami dengan Partisipasi Ibu Mengikuti Kelas Ibu Hamil Arie Maineny Neny; Nur Endang
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 15 No. 4 (2022): February
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v15i4.480

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan karakteristik ibu dan dukungan suami dengan partisipasi ibu dalam kelas ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Ujuna. Penelitian analitik desain cross sectional. Populasi seluruh ibu hamil di wilayah Pustu Ujuna. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 33 ibu. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data bersifat univariat dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan umur dengan partisipasi ibu hamil di wilayah puskesmas pembantu (p = 0,020), ada hubungan pendidikan dengan partisipasi ibu hamil di wilayah puskesmas pembantu. (p = 0,046), ada hubungan paritas dengan partisipasi ibu hamil di Puskesmas pembantu ujuna (p = 0,020), ada hubungan antara dukungan suami dengan partisipasi ibu hamil di wilayah puskesmas ujuna pembantu (p = 0,000). Terdapat hubungan antara umur, pendidikan, paritas dan dukungan suami dengan partisipasi ibu hamil di wilayah puskesmas pembantu Ujuna
Hubungan Riwayat Penyakit Infeksi Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Umur 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Marawola Kabupaten Sigi: History of Infectious Diseases with Stunting Incidence among Toddlers Age 24-59 Months at the Marawola Health Center, Sigi Regency Arie Maineny; Olkamien Jesdika Longulo; Nur Endang
Jurnal Bidan Cerdas Vol. 4 No. 1 (2022)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jbc.v4i1.758

Abstract

Introduction: Stunting is a lack of nutrients due to insufficient nutrient accumulation. In 2019, the prevalence of stunting in Sigi Regency was 18.0%, with 3,542 cases (24.6%). Marawola Public Health Center is one of 19 Puskesmas in Sigi Regency, with a stunting prevalence of 28.05% in 2019 and 28.22% in 2020. Objectives: The purpose of this study was to determine whether there is a relationship between a history of infectious disease and the incidence of stunting in children aged 24-59 months in the operational area of ​​the Marawola Health Center, Sigi Regency. Methods: Case-control design with analytical survey method and retrospective approach. The population in this study were all children under five from the Marawola Health Center, Sigi Regency, with an age range of 24 to 59 months. This research technique uses purposive sampling by taking a sample of 41 cases and 41 controls. This research includes univariate and biavariate analysis, as well as chi square test. Results: Statistical tests showed a p-value of 0.000 and an OR of 0.111 between a history of infectious diarrheal disease and the incidence of stunting, as well as a p-value of 0.023 and an OR of 5.484 between a history of ARI infection and the incidence of stunting. Conclusion: The incidence of stunting in children aged 24-59 months is associated with a history of infectious diarrheal diseases and ARI infections. Implementation of the program in the form of stunting prevention education, prevention of infectious diarrheal diseases, and prevention of ARI.   ABSTRAK Pendahuluan: Stunting adalah kekurangan zat gizi akibat akumulasi gizi yang tidak mencukupi. Pada tahun 2019, prevalensi stunting di Kabupaten Sigi sebesar 18,0 %, dengan 3.542 kasus (24,6 %). Puskesmas Marawola merupakan salah satu dari 19 Puskesmas Kabupaten Sigi, dengan prevalensi stunting sebesar 28,05 % pada tahun 2019 dan 28,22 % pada tahun 2020. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat adakah hubungan riwayat penyakit menular dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di wilayah operasional Puskesmas Marawola Kabupaten Sigi. Metode: Desain kasus kontrol dengan metode survei analitik dan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini semua balita dari Puskesmas Marawola Kabupaten Sigi, dengan rentang usia 24 sampai 59 bulan. Teknik Penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan mengambil sampel 41 kasus dan 41 kontrol. Penelitian ini meliputi analisis univariat dan biavariat, serta uji chi square. Hasil: Uji statistik menunjukkan hubungan p-value 0,000 dan OR 0,111 antara riwayat penyakit diare menular dengan kejadian stunting, serta hubungan p-value 0,023 dan OR 5,484 antara riwayat infeksi ISPA dengan kejadian stunting. Kesimpulan: Kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan berhubungan dengan riwayat penyakit diare menular dan infeksi ISPA. Implementasi program berupa edukasi pencegahan stunting, pencegahan penyakit diare menular, dan pencegahan ISPA.
UPAYA PENCEGAHAN STUNTING MELALUI KALENDER PINTAR BAYI SEHAT (KAPAS) 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN Arie Maineny; Muliani Muliani; Putri Mulia Sakti; Anna Veronica Pont
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 4 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.642 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i4.9440

Abstract

Abstrak:  Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh kembang pada anak akibat dari malnutrisi kronis pada waktu lama, sehingga intervensi pada 1000 hari pertama kehidupan sangat penting mencegah stunting. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang gizi selama kehamilan, ASI eksklusif dan pemberian MP-ASI dengan menggunakan media edukasi Kalender Pintar Bayi Sehat (KAPAS). Adapun yang menjadi mitra pada pengabdian masyarakat ini adalah desa Wayu dan Taipanggabe yang berada di wilayah kerja Puskesmas Dombusoi Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Metode yang digunakan dalam pengabmas ini yaitu menyebarkan kuesioner (pre-test), edukasi Kesehatan menggunakana PPT dan media Kalender Pintar Bayi Sehat (KAPAS) kemudian menyebarkan kuesioner (post-test). Hasil dari pengabdian masyarakat ini adalah 55% mengalami peningkatan pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya gizi pada 1000 HPK, dan 45% dengan pengetahuan tetap. Pengetahuan ibu sebelum diberikan penyuluhan memiliki pengetahuan baik 25% dan kurang 75%. Setelah diberikan penyuluhan memiliki pengetahuan baik 80% dan kurang 20%.Abstract:   Stunting is a condition of growth and development failure in children due to chronic malnutrition for a long time, so intervention in the first 1000 days of life is very important to prevent stunting. The purpose of this community service is to increase the knowledge of pregnant women about nutrition during pregnancy, exclusive breastfeeding and the provision of complementary foods by using the educational media of the Healthy Baby Smart Calendar. The partners in this community service are Wayu and Taipanggabe villages which are located in the work area of the Dombusoi Health Center, Sigi Regency, Central Sulawesi. The methods used in this community service are distributing questionnaires (pre-test), health education using PPT and healthy baby smart calendar media then distributing questionnaires (post-test). The result of this community service is that 55% experienced an increase in knowledge after being given health education about the importance of nutrition at 1000 HPK, and 45% with fixed knowledge. The knowledge of the mother before being given counseling has a good knowledge of 25% and less 75%. After being given counseling, you have good knowledge of 80% and less than 20%. Atikah, Rahayu, Dkk. 2018. Study Guide Stunting Dan Upaya Pencegahannya. 2018.Yogyakarta : CV MineDian Rahmawati, Lia Agustin. 2020. Cegah Stunting Dengan Stimulasi Psikososial Dan Keragaman Pangan.Malang : Ae PublisingDinkes Sigi. 2019. Profil Kesehatan Kabupaten Sigi Tahun 2019. Sigi : Dinas Kesehatan SigiDinkes Sulteng. 2019. Profil Kesehatan Sulteng 2019. Palu : Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah, 2019, pp. 1–222.Fitriahadi, Enny. 2018. “The Relationship between Mother’s Height with Stunting Incidence in Children Aged 24-59 Months.” Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan Aisyiyah, vol. 14, no. 1, 2018, pp. 15–24.Kemenkes RI. 2018. “Situasi Balita Pendek (Stunting) Di Indonesia.” Kementerian Kesehatan RI, vol. 301, no. 5, 2018, pp. 1163–78.Rita Ramayulis, dkk. 2018. Stop Stunting Dengan Konseling Gizi.Jakarta: Penebar Swadaya grup Sandjojo, Eko Putro. 2017. “Buku Saku Desa Dalam Penanganan Stunting.” Buku Saku Desa Dalam Penanganan Stunting, Jakarta : Kementrian desa, pembangunana daerah tertinggal dan transmigrasi.Simbolon, Demsa. 2017. Pencegahan Stunting Melalui Intervensi Gizi Spesifik Pada Ibu Menyusui Anak Usia 0-24 Bulan.Surabaya : Media Sahabat Cendekia.Swarinastiti, Dedes, et al. “Dominasi Asupan Protein Nabati Sebagai Faktor Risiko Stunting Anak Usia 2-4 Tahun.” Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro), vol. 7, no. 2, 2018, pp. 1470–83.Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2017. 100 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting).Jakarta :  Tim Nasional Percepatan Pananggulangan Kemiskinan.Titus Priyo Harjatmo, Holil M Par’i, Sugeng Wiyono. 2017. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Kementrian Kesehatan RIToto Sudargo, Tira Aristasari, Aulia Afifah. 2018. 1000 Hari Pertama Kehidupan.Yogyakarta : Gadjah mada university PressTuti Meihartati Eny Hastuti, Sumiati, dkk. 2018. 1000 Hari Pertama Kehidupan.Yogyakarta : DeepublishWahida Yuliana, Bawon Nul Hakim. 2019. Darurat Stunting Dengan Melibatkan Keluarga.Takalar : Yayasan ahmar Cendekia Indonesia
PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN MELALUI PENYULUHAN DAN PELATIHAN “GOLDEN AGE PERIOD FOR GOLDEN GENERATION” SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING Asrawaty Asrawaty; Arie Maineny; Henrietta Imelda Tondong
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 4 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.787 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i4.9065

Abstract

Abstrak: Golden age period merupakan siklus yang penting pada anak, dimana kecerdasan anak berkembang dengan cepat. Golden age dimulai dari 1000 hari pertama kehidupan anak sampai berusia mencapai dua tahun. Hal ini dapat mengurangi risiko anak mengalami stunting sejak masa kehamilan dengan memenuhi nutrisi seimbang, pemeriksaan antenatal care secara rutin, berolahraga secara rutin, pola asuh yang baik, dan hindari paparan asap rokok. Solusi terhadap permasalahan yang ada adalah Program Kemitraan Masyarakat (PKM) melalui kegiatan edukasi dan tanya jawab bagaimana upaya pencegahan stunting yang harus dilakukan pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dan melatih ibu yang memiliki balita dan para kader untuk melakukan skrining penilaian perkembangan anak dengan menggunakan instrumen KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan). Permasalahan yang dihadapi mitra belum sepenuhnya mengetahui perawatan serta tumbuh kembang balita menggunakan KPSP. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan anak apakah ada penyimpangan atau normal. Hasil kegiatan pengabdian yang dilakukan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan pada mitra PKM maupun ibu balita tentang upaya pencegahan stunting.Abstract: The golden age period is important cycle in children, where children's intelligence develops rapidly. The golden age starts from the first 1000 days of a child's life until two years of age. This can reduce the risk of children experiencing stunting since pregnancy by balanced nutrition, routine antenatal care, exercising, good parenting, and avoiding exposure cigarette. The solution existing problems is the Community Partnership Program (PKM) through educational and questions-answers on how stunting prevention must be carried out in the first 1000 days of life (HPK) and training mothers with toddlers and cadres to conduct screening assessments of child development using KPSP (Development Pre-screening Questionnaire). The problems by partners are not fully aware and growth development of toddlers using KPSP. This aims to determine whether the child's development is abnormal or normal. The results of the service activities carried out showed an increase in knowledge and skills for PKM partners and mothers of children under five about stunting prevention efforts.
PENINGKATAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA MENGGUNAKAN MENSTRUAL CIRCLE BOOK Arie Maineny; Muliani Muliani; U’din M
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 4 (2022): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.703 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i4.9268

Abstract

Abstrak: Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Data survei demografi dan kesehatan reproduksi remaja (KRR) berada pada usia 15-19 tahun, proporsi terbesar berpacaran pertama kali pada usia < 15 tahun. 33,3% remaja perempuan dan 34,5% remaja laki-laki. Pada usia tersebut dikhawatirkan belum memiliki ketrampilan hidup (life skills) yang memadai, sehingga berisiko memiliki perilaku pacaran yang tidak sehat (hubungan seks pranikah). Tujuan pengabdian untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi, siklus menstruasi menggunakan Menstrual Circle Book. Metode yang digunakan adalah berupa pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja putri dan pendekatan individual dilakukan pada saat penghitungan siklus menstruasi dengan menggunakan Menstrual Circle Book. Khalayak sasaran adalah remaja putri berjumlah 16. Hasil kegiatan dari 16 remaja putri, 4 orang (25%) mengalami peningkatan pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan, dan 12 orang (75%) dengan pengetahuan tetap.Abstract: Adolescence is a period of rapid growth and development. Demographic survey data and adolescent reproductive health (KRR) are at the age of 15-19 years, the largest proportion of which is dating for the first time at the age of <15 years. 33.3% of girls and 34.5% of boys. At that age, it is feared that they do not have adequate life skills, so they are at risk of having unhealthy dating behavior (premarital sex). The purpose of the service is to increase the knowledge of young women about reproductive health, menstrual cycles using the Menstrual Circle Book. The method used is in the form of reproductive health education for young women and an individual approach is carried out when calculating the menstrual cycle using the Menstrual Circle Book. The target audience is 16 young women. The results of the activities of 16 young women, 4 people (25%) experienced an increase in knowledge after being given health education, and 12 people (75%) with permanent knowledge.
Pendidikan Kesehatan dengan Medula untuk Peningkatan Pengetahuan Remaja Arie Maineny; Hadina Hadina; Henrieta Imelda Tondong; Anna Veronica Pont
Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2022): Juli - September
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1102.192 KB) | DOI: 10.33860/pjpm.v3i3.1237

Abstract

Adolescence is a time of rapid development and growth. At the age of 15-19 years from the demographic survey data and adolescent reproductive health (KRR), with most of those who first dated before the age of 15 years, namely 33.3% girls and 34.5% boys. Lack of basic life skills at this age puts them at risk for unhealthy relationship behaviors, including premarital sex. According to data from the Baturube Health Center in Kalombang village, the highest number of adolescents aged 15 to 19 years (51 people) were 27 boys (52.9%) and 24 girls (47.1%). The results of the interview survey on adolescents in Kalombang village show that there is still a lack of information about reproductive health. The snake and ladder game method (Medula) is a way of providing education used in this service. The results of the activity obtained 25 teenagers after being given education through the game of snakes and ladders, all of them had good knowledge (100%). There is an increase in knowledge of 24%. Conclusion Medulla-based health education can improve the understanding of adolescent reproductive health. ABSTRAK Masa remaja merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang pesat. Pada usia 15-19 tahun dari data survei demografi dan kesehatan reproduksi remaja (KRR), dengan sebagian besar mereka yang pertama kali berpacaran pada usia sebelum 15 tahun yaitu 33,3 % anak perempuan dan 34,5 % anak laki-laki. Kurangnya keterampilan hidup dasar pada usia tersebut, menempatkan mereka pada risiko perilaku hubungan yang tidak sehat, termasuk seks pranikah. Menurut data Puskesmas Baturube di desa Kalombang, jumlah remaja terbanyak berusia 15 sampai 19 tahun (51 orang) adalah 27 laki-laki (52,9%) dan 24 perempuan (47,1 %). Hasil survei wawancara pada remaja di desa Kalombang menunjukkan masih kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi. Metode permainan ular tangga (Medula) merupakan cara pemberian edukasi yang digunakan pada pengabdian ini. Hasil dari kegiatan didapatkan 25 remaja setelah diberi edukasi melalui permainan ular tangga, semuanya memiliki pengetahuan yang baik (100%). Terdapat peningkatan pengetahuan sebesar 24 %. Kesimpulan Pendidikan kesehatan berbasis Medula dapat meningkatkan pemahaman kesehatan reproduksi remaja.
The Effect of Brandt Daroff Therapy on Rehabilitation in Vertigo Patients in Hospital Imelda Pekerja Indonesia Medan in 2017 Arie Maineny; Taqwin Taqwin; Putri Mulia Sakti
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6, No 1: March 2021
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.915 KB) | DOI: 10.30604/jika.v6i1.802

Abstract

Brandt Daroff method is one form of physical therapy or physical exercise vestibular to overcome vestibular disorders such as vertigo. Physical therapy is done to adapt themselves to disturbance of balance, Brandt Daroff Therapy and Epley Maneuver therapy is a vestibular rehabilitation as therapy that can be done independently at home for patients with Benign Paroxysmal Positional Vertigo. Physiologically, Brandt Daroff plays a role in the adaptation of the vestibular system and the Epley Maneuver plays a role in autolytic repositioning. Of the fifty subjects studied over the group of Epley and Brandt-Daroff maneuvers, each group of 25 people. Both homogeneous groups in terms of sex, age after follow-up showed that Brandt-Daroff therapy was 50% better than Epley's epilepsy. The results of research published by the Secretariat Department of Neurology FKUI (2016). Can be a reference to the success of an action, intervention, treatment or therapy performed. Research identifies. The Influence of Brandt Daroff Therapy on Rehabilitation on Salted Vertigo at Hospital Imelda Pekerja Indonesian Medan. The research design used was quasi-experimental research. With this research design is One group pre–Test and Post-test. The study respondents consisted of 30 vertigo clients and were taken using a nonprobability sampling technique. Data collection using observation instrument VAS (Visual Analog Scale) with paired t-test technique Pretest and Post-test. The results of this study indicate the presence of contact between Brandt daroff therapy on rehabilitation in vertigo patients at Hospital Imelda Pekerja Indonesia Medan. Analysis of paired t-test pre–Test and Post-test showed that at the level of significance p = 0,5 in.  Metode Brandt Daroff merupakan salah satu bentuk terapi fisik atau latihan fisik vestibuler untuk mengatasi gangguan vestibular seperti vertigo. Terapi fisik dilakukan untuk menyesuaikan diri terhadap gangguan keseimbangan, Terapi Brandt Daroff dan terapi Epley Maneuver merupakan rehabilitasi vestibular sebagai terapi yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah bagi pasien Benign Paroxysmal Positional Vertigo. Secara fisiologis, Brandt Daroff berperan dalam adaptasi sistem vestibular dan Manuver Epley berperan dalam reposisi autolitik. Dari lima puluh subjek yang diteliti selama kelompok manuver Epley dan Brandt-Daroff, masing-masing kelompok 25 orang. Kedua kelompok homogen dalam hal jenis kelamin, usia setelah tindak lanjut menunjukkan bahwa terapi Brandt-Daroff 50% lebih baik daripada epilepsi Epley. Hasil penelitian diterbitkan oleh Sekretariat Departemen Neurologi FKUI (2016). Dapat menjadi acuan keberhasilan suatu tindakan, intervensi, pengobatan atau terapi yang dilakukan. Penelitian mengidentifikasi. Pengaruh Terapi Brandt Daroff Terhadap Rehabilitasi Vertigo Asin Di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia Medan Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu. Dengan desain penelitian ini adalah One group pre–Test Dan Post test. Responden penelitian terdiri dari 30 klien vertigo dan diambil dengan teknik nonprobability sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen observasi VAS (Visual Analog Scale) dengan teknik uji t berpasangan Pretest dan Post test. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya kontak antara terapi Brandt daroff pada rehabilitasi pada pasien vertigo di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia Medan. Analisis uji t berpasangan pre-Test dan Post test menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi p = 0,5.