Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Perencanaan Penempatan Fasilitas Zona Selamat Sekolah (ZoSS) Di Jalan Andalas, Simpang Haru Kota Padang Mahdika Putra Nanda; Elona Oktiansi
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Rekayasa Infrastruktur
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jri.v8i1.163

Abstract

Dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan wilayah, pemerintah berkewajiban menyediakan infrastruktur penunjang berupa jalan sebagai sarana untuk lalu lintas. Infrastruktur yang berkaitan dengan fasilitas untuk pejalan kaki seperti trotoar jembatan penyeberangan, zebra cross, pelican cross. Khusunya mengenai keselamatan lalu lintas pejalan kaki di sekolah atau kawasan pendidikan, Pemkot Padang telah mengambil beberapa langkah atau upaya untik memastikan para siswa dapat melakukan perjalan ke sekolah dengan Salah satunya melalui program Zona Selamat Sekolah (ZoSS), dikarenakan pada komplek SDN 13, SDN 06, SDN 34, SDN 03, dan SDN 16 tidak terdapat rambu yang berhubungan dengan ZoSS, maka perlu dilakukan perencanaan penempatan agar tujuan pemerintah bisa terealisasi. Penelitian menggunakan Metode deskriptif dan lebih menitikberatkan dengan analisis hitungan yang dijadikan dasar untuk menetapkan apakah lokasi perlu diterapkan ZoSS. Dari hasil analisis data perilaku penyeberang menggunakan statistik uji normal, didapatkan Zhitung 0.613 < Ztabel 1.645. Untuk analisis kecepatan dengan menggunakan statistik uji Z didapatkan Zhitung 3,8074 > Ztabel 1,645. Berdasarkan analisis tersebut maka perlu dilakukan penempatan fasilitas ZoSS di jalan Andalas, Simpang Haru Padang. ZoSS yang direncanakan di lokasi ini adalah tipe ZoSS jamak 4/2 UD dengan 2 zebra cross yang ditempatkan pada kedua pintu gerbang komplek sekolah.
Analisa Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (SMK3) Pada PTPN VI di Kecamatan Pangkalan Koto Baru Sumatera Barat Mahdika Putra Nanda; Rina Hardianti
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol. 8 No. 2 (2022): Jurnal Rekayasa Infrastruktur
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jri.v8i2.185

Abstract

Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan hal penting yang harus diperhatikan secara serius dalam pekerjaan konstruksi untuk meminimalisir potensi terjadinya kecelakaan kerja, kerugian material serta moral yang nantinya berguna untuk menunjang peningkatan kinerja yang efektif dan efisien. PTPN VI memiliki bangunan dengan berbagai macam bentuk dan fungsi yang berbeda-beda dan aktivitas kerja yang berlansung sangat padat, sehingga sangat penting memperhitungkan kesiapan dalam menghadapai keadaan darurat agar tidak terjadi kepanikan yang berlebihan, kerugian dan bahkan korban jiwa. Pada lingkungan produksi masih terjadinya kecelakaan kerja dalam skala sedang sampai berat. Tutujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana gambaran penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan keselamatan Kerjanya (SMK3). Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan melalui observasi kelapangan dan lingkungan kerja Serta penyebaran kuesioner kepada responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa semua prosedur-prosedur dalam menghadapi keadaan darurat telah dipenuhi dan dilaksanakan oleh manajemen Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja (P2K3) sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Simpulan dari penelitian ini yaitu pencapaian penerapan SMK3 dengan persentase total 80.41%. dan termasuk kategori dengan tingkat penilaian penerapan baik
Experimental Study of The Addition of Palm Fiber (Arenga Pinnata) as Fiber Against The Compressive Strength of Pozzolan Bricks Nanda, Mahdika Putra
Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan Vol 24, No 2 (2022): Jurnal Teknik Sipil dan Perencanaan
Publisher : Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jtsp.v24i2.36940

Abstract

Abstract. Brick is a building material widely used as a construction material for walls and fences, one of which uses Pozzolan brick. Pozzolan brick is made from Trass, lime, or cement. A local material that can be used as an additional fiber in the mixture of Pozzolan brick making is fibers, because it has been proven that the addition of fibers in concrete can improve its physical and mechanical properties, in addition, the fibers also have a hard rotten nature because there is no decomposer that can decompose them. Thus, it is necessary to investigate the addition of fibers as fiber in Pozzolan bricks. The experimental method was used in this study. The purpose of this study is to find out whether Pozzolan bricks with the addition of a mixture of fibers have better compressive strength and to find out whether they meet the requirements to become bricks according to SNI 15-2094-2000 and PUBI-1982. From the results of research and analysis that has been done regarding the addition of fiber fibers (Arenga pinnata) as a fiber to the compressive strength of pozzolan bricks, it is found that the compressive strength of pozzolan is 4.99 Mpa with a porosity value of 3.24%, thus pozzolan bricks can provide economic value for the wider community. Based on the compressive strength and porosity, pozzolan bricks also meet the requirements to become bricks according to SNI 15-2094-2000 and PUBI-1982 in grade III.
Use of Hec-Ras Software to Analyze Floods in Joyoakan Urban Village, Surakarta City, Central Java Sigit Riswanto; Mahdika Putra Nanda
JACEE (Journal of Advanced Civil and Environmental Engineering) Vol 6, No 1 (2023): April
Publisher : Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/jacee.6.1.33-41

Abstract

One of the natural phenomena that threaten the existence of human life in several regions in Indonesia every time the rainy season begins is flooding, one of which occurs in the Joyoakan sub-district in Surakarta City. Topographically, it is in a hollow area (under the main road), making it easier for water to enter the area. This is what makes the Premulung and Kaliwingko rivers unable to accommodate rainwater discharge and additional rainwater shipments from the Boyolali and Sukoharjo areas. The purpose of this study is to determine how much volume of inundation in the drainage canal can be reduced in the Joyoakan area and the appropriate efforts to deal with the inundation that occurs. The method used is descriptive research, to provide an overview of the variables studied and modeling using the HEC-RAS software. The result of the calculation is that the potential for inundation that can be reduced by the drainage channel is at the Q5 return period of 6,842.577 m3, the Q10 return period is 6,962.517 m3, and at the Q25 return period is 7,100.448 m3, while the results from the channel dimension modeling analysis, there are still puddles at several points, the right alternative in overcoming inundation is the need to revitalize the drainage channels by increasing the capacity of the drainage dimensions from the current size and improving the base slope of each channel and installing pumps as a means of control in accelerating water discharge
METODE PAIRED COMPARISON PADA PEKERJAAN PONDASI BANGUNAN GEDUNG DENGAN PENDEKATAN STUDI VALUE ENGINEERING (VE) Mahdika Putra Nanda; Sigit Riswanto; Mega Kurniawati
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 6, Nomor 2, Mei 2023
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v6i2.23387

Abstract

Foundation work is one of the most crucial jobs in building construction. Therefore, an appropriate method is needed to determine the most effective and efficient type of foundation. One of the methods used is the paired comparison method with a value engineering approach. In this case study, the paired comparison method is used to compare the square pile foundation (existing) with the use of a triangular pile design and round piles. The total budget is Rp. 3.834.143,026,84. The analysis shows that the D-300 round pile foundation has the highest cost among the three with a total budget of 4.522.511.665.00. Based on the design scenario, square foundation work is superior in the financing, implementation time, amount of labor, concrete quality, and weather conditions in the field with a total value of 54% than the triangular and round pile foundations. Hence the final decision remains to use a square pile foundation. Abstrak Pekerjaan pondasi merupakan salah satu pekerjaan yang krusial dalam pembangunan gedung. Oleh karena itu, diperlukan metode yang tepat untuk menentukan jenis pondasi yang paling efektif dan efisien. Salah satu metode yang digunakan adalah metode paired comparison dengan pendekatan value engineering. Dalam studi kasus ini metode paired comparison digunakan untuk membandingkan pondasi tiang pancang persegi (eksisting) dengan penggunaan desain tiang pancang berbentuk segitiga dan bulat. Total anggaran dana yaitu Rp. 3.834.143.026,84. Hasil analisis menunjukan bahwasanya pondasi pancang bulat D-300 memiliki biaya yang paling tinggi diantara ketiganya dengan total anggaran 4.522.511.665,00. Berdasarkan skenario desain bahwa pekerjaan pondasi persegi lebih unggul dari segi pembiayaan, waktu pelaksanaan, jumlah tenaga kerja, mutu beton serta kondisi cuaca di lapangan dengan total nilai 54% dari pada pondasi tiang pancang berbentuk segitiga dan berbentuk bulat. Oleh karena itu keputusan akhir tetap menggunakan pondasi tiang pancang persegi.
Memaksimalkan Potensi Air Melalui Optimalisasi Pola Tanam Dan Perawatan Infrastruktur Untuk Pertanian Yang Berkelanjutan Tohidin Tohidin; Mahdika Putra Nanda; Hamdani Abdulgani
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol. 9 No. 1 (2023): Jurnal Rekayasa Infrastruktur
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jri.v9i1.224

Abstract

Ketersediaan air adalah salah satu elemen kunci dalam pertumbuhan tanaman dan memiliki peran penting dalam meningkatkan produksi pangan dalam pertanian, terutama dalam konteks irigasi. Menentukan kebutuhan air yang tepat untuk tanaman sangat penting. Oleh karena itu, penggunaan air irigasi harus dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien. Beberapa faktor yang memengaruhi ketersediaan air mencakup metode penyiraman, jumlah curah hujan, waktu penanaman, persiapan tanah, pola tanam, serta pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur saluran dan bangunan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menentukan kebutuhan air irigasi yang paling optimal dalam berbagai pola tanam. Dalam penelitian ini, kami mengusulkan tiga model pola tanam: pola tanam I (padi-padi-padi), pola tanam II (padi-jagung-kedelai), dan pola tanam III (padi-kedelai-jagung) dengan luas lahan yang berbeda. Variabel-variabel dalam penelitian ini mencakup kebutuhan air irigasi (X) sebagai variabel independen, sementara ketersediaan air (Y) menjadi variabel terikat. Hasil analisis menunjukkan bahwa kebutuhan air irigasi (KAI) yang paling optimal tercapai dalam pola tanam II (padi-jagung-kedelai) dengan total KAI sebesar 3.547,934 liter per hektar. Ketersediaan air yang optimal juga terjadi pada pola tanam II (padi-jagung-kedelai), dengan sisa ketersediaan air sebanyak 22.610,527 liter per hektar, meskipun terdapat defisit air pada bulan September. Dalam konteks ini, perawatan dan pemeliharaan infrastruktur saluran air dan bangunan juga menjadi faktor penting untuk memastikan ketersediaan air yang memadai sepanjang tahun
PERBANDINGAN ANALISA WAKTU DAN BIAYA PEMBUATAN RUMAH SUBSIDI DAN RISHA DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF Alief Bayu Herlambang; Suharwanto Suharwanto; Komarudin Komarudin; Mahdika Putra Nanda
JURNAL KAJIAN TEKNIK SIPIL Vol 8, No 1 (2023): JURNAL KAJIAN TEKNIK SIPIL
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/jkts.v8i1.6895

Abstract

Peningkatan pertumbuhan penduduk pada Kota Indramayu berpengaruh terhadap kebutuhan rumah, yang mana berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu pada tahun 2018 terjadi peningkatan sebesar 0.54%, tahun 2019 sebesar 0,54%,. Berdasarkan hal tersebut perumahan subsidi Graha Alana Tahap 3 menjadi solusi di Kab.Indramayu. Perumahan subsidi ini menggunakan sistem konvensional sedangkan Kementrian PUPR melalui PUSLITBANG merilis teknologi konstruksi inovatif ini dikenal dengan sebutan rumah instan sederhana sehat (Risha) yang bisa menjadi pilihan lain untuk pembangunan rumah, untuk itu aka perlu di perhitungkan waktu pengerjaan dan biaya pembangunan antara rumah sistem konvensional dengan rumah sistem RISHA dengan metode Time Cost Trade OFF (TCTO) yaitu suatu metode yang dapat digunakan untuk mempercepat waktu pelaksanaan proyek dan menganalisis pengaruh waktu yang dapat dipersingkat dengan penambahan biaya terhadap kegiatan, sehingga dapat diketahui percepatan yang paling maksimum dan biaya yang paling minimum dan di hasilkan waktu pengerjaan rumah sistem RISHA lebih cepat 2 minggu dibanding waktu pengerjaan rumah sistem konvensional serta biaya pengerjaan RISHA lebih murah dibanding rumah sistem konvensional dengan selisih Rp 5.141.512
EFEKTIVITAS TUNNEL BORRING MACHINE (TBM) TIPE EARTH PRESSURE BALANCE (EPB) DALAM PELAKSANAAN PROYEK MRT JAKARTA FASE 2A CP 201 MONAS-HARMNONI Mahdika Putra Nanda; Hendro Priyono; Fira Irfani
JURNAL KAJIAN TEKNIK SIPIL Vol 8, No 1 (2023): JURNAL KAJIAN TEKNIK SIPIL
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/jkts.v8i1.6882

Abstract

Metode Tunnel Boring Machine (TBM) tipe Earth Pressure Balance (EPB) adalah metode yang efisien dan efektif dalam penggalian terowongan. Metode ini menawarkan kecepatan, efisiensi, presisi, dan akurasi yang tinggi dalam proyek-proyek terowongan. Dalam metode TBM EPB, pemasangan ring segmen dilakukan dengan rata-rata 5 ring per hari, memungkinkan pengembangan terowongan secara cepat dan efisien. Diameter mesin TBM yang besar dan desain segmen yang kuat memungkinkan penggalian terowongan yang lebih lebar dan lebih cepat daripada metode konvensional. Fitur Earth Pressure Balance (EPB) pada TBM memungkinkan pengendalian tekanan tanah dengan efektif, mencegah kegagalan struktur tanah di sekitarnya. Metode TBM EPB juga menekankan pada presisi dan akurasi. Pengendalian tekanan tanah yang efektif dan desain segmen yang tepat menjaga stabilitas dan keakuratan dimensi terowongan. Dalam hal pengurangan dampak lingkungan, metode ini mengelola limbah dengan baik, mengendalikan debu, dan mengoptimalkan penggunaan air. Keselamatan pekerja juga menjadi prioritas dengan perlindungan yang sesuai dan pemeliharaan rutin pada mesin TBM. Dalam penanganan tanah dan air, metode EPB memastikan aliran tanah yang digali dikelola dengan hati-hati untuk menghindari kebocoran air dan keruntuhan. Kolaborasi antara ahli geologi, insinyur, dan tim konstruksi menjadi kunci keberhasilan proyek dengan metode TBM EPB
PENGGUNAAN METODE PROJECT EVALUATION REVIEW TECHNIQUE (PERT) DALAM EVALUASI PERENCANAAN PENJADWALAN PROYEK Mahdika Putra Nanda; Mega Kurniawati; Sigit Riswanto
Jurnal Teknik Sipil Vol. 17 No. 3 (2023)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jts.v17i3.7181

Abstract

Penjadwalan proyek konstruksi merupakan bagian penting dari manajemen proyek yang membutuhkan perencanaan yang cermat untuk menyelesaikan proyek tepat waktu dan sesuai dengan anggaran yang telah ditentukan. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menentukan berapa lama proyek Pembangunan Wisata Air Sungai akan berlangsung secara optimal serta untuk untuk mengukur tingkat ketidakpastian atau risiko dalam penjadwalan proyek. Salah satu metode yang digunakan adalah PERT, yang telah dievaluasi dalam perencanaan penjadwalan Proyek Wisata Air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa durasi optimum penjadwalan proyek adalah 146 hari dengan nilai standar deviasi seluruh pekerjaan adalah 17,671 atau setara dengan 18 hari. Waktu optimis proyek adalah 128 hari dan waktu pesimis proyek adalah 164 hari dengan tingkat probabilitas 99,92%. Dari perhitungan jadwal waktu proyek dengan network planning, didapatkan kegiatan yang masuk jalur kritis, antara lain pekerjaan persiapan, tiang pancang, pondasi panggung terapung, frame jembatan, pemasangan mesin hidrolik dan Electric control. Namun, penggunaan metode PERT dalam perencanaan penjadwalan proyek konstruksi memerlukan keterampilan khusus dan pengalaman yang cukup untuk perhitungan yang efektif dan efisien.