Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingan Metode Mikroskopik dan Rapid Diagnostic Test Deteksi Plasmodium Penderita Malaria di Kota Ambon Nur Laela Alydrus; Ka'bah Ka'bah; Marlin Marlin
J-HEST Journal of Health Education Economics Science and Technology Vol. 3 No. 1 (2020): Journal of Health, Education, Economics, Science, and Technology
Publisher : Polewali: Dewan Pengurus Daerah Sulawesi Barat Forum Dosen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.661 KB) | DOI: 10.36339/jhest.v3i1.47

Abstract

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus plasmodium dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama di seluruh dunia. Penegakkan diagnostik kasus malaria harus dilakukan berbasis laboratorium, menggunakan mikroskop atau Rapid Diagnostic Test (RDT). Gold standard untuk diagnosis malaria adalah dengan pemeriksaan mikroskopis. Rapid Diagnosis Test (RDT) merupakan salah satu alat diagnostik alternatif dalam mendeteksi Plasmodium secara cepat dan tidak memerlukan keterampilan khusus. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan perbandingan hasil deteksi plasmodium dengan metode pemeriksaan mikroskopik dan teknik Rapid Diagnostic Test (RDT). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 20 sampel dengan hasil yaitu 3 sampel positif dan 17 sampel negatif, dan memperoleh nilai sensitivitas sebesar 100%, spesifitas 100%. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu pemeriksaan Rapid Diagnostic Test (RDT) menunjukan efektifitas dan kecepatan dalam mendiagnosis malaria yang cukup baik, hampir sama dengan pemeriksaan mikroskopik yang menjadi gold standar.
Uji Sensitivitas Salmonella typhi terhadap Antibiotik Sefalosporin Generasi Ketiga pada Penderita Demam Tifoid Nurfitri Arfani; Ka'bah Ka'bah; Habibah Habibah
J-HEST Journal of Health Education Economics Science and Technology Vol. 3 No. 2 (2021): Journal of Health, Education, Economics, Science, and Technology
Publisher : Polewali: Dewan Pengurus Daerah Sulawesi Barat Forum Dosen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.288 KB) | DOI: 10.36339/jhest.v3i2.54

Abstract

Demam tifoid adalah penyakit menular yang menimbulkan infeksi akut pada usus kecil dan disebabkan oleh Salmonella typhi. Terapi tifoid adalah dengan pemberian antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional menyebabkan peningkatan bakteri yang resisten. ESBL adalah enzim pada Salmonella sehingga bakteri tersebut memiliki mekanisme resistensi terhadap antibiotik seperti golongan sefalosporin generasi ketiga. Salah satu antibiotic golongan sefalosporin yang banyak digunakan adalah cefotaksim dan ceftriakson. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui uji sensitivitas S. typhi terhadap antibiotik sefalosforin generasi ketiga pada penderita demam tifoid. Sampel yang digunakan sebanyak 43 isolat S. typhi penderita demam tifoid. Hasil penelitian menunjukkan dari 43 sampel isolate yang digunakan, hanya 4 isolat yang diidentifikasi sebagai S. typhi. Uji sensitivitas 4 isolat S. typhi menunjukkan bahwa keempat sampel tersebut sensitif terhadap antibiotik cefotaksim dan ceftriakson dengan zona hambat terluas yaitu pada kode sampel H.36 dengan antibiotik cefotaksim sebesar 29,5 mm dan antibiotik ceftriakson 38,5 mm.