Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PESONNA (Pembuatan Splint Ekonomis dari Triplek Sederhana) untuk Anak Berkebutuhan Khusus di Kecamatan Karanganom Klaten Arif Pristianto; Salma Muazarroh; Zulfa Nadia
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 7th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1790.829 KB)

Abstract

Dalam pengabdian kepada masyarakat ini sasaran berada di InklusiCenter Bhakti Negeri atau Desa Binaan yang berlokasi diKecamatan Karanganom Kabupaten Klaten. Latar belakang yangmendorong adanya PESONNA dikarenakan pemanfaatan yangterbilang cukup efektif dalam membantu pertumbuhan, pemulihanhingga penyembuhan anak berkebutuhan khusus masyarakat baik disekitar lingkungan Desa Binaan maupun di luar lingkungan tersebut,yang rutin hadir untuk berobat serta melakukan terapi di sana.Dengan bahan sederhana yang cenderung terbilang ekonomis dapatmenumbuhkan jiwa kepedulian orang tua serta masyarakat sekitarakan pentingnya kesehatan tumbuh kembang anak. Permasalahanyang paling mencolok yaitu masih dominannya reflek grasp padatangan anak. Reflek grasp adalah salah satu reflek primitif yangmasih muncul yang berupa tangan menggenggam meskipun saatsedang melakukan aktivitas sehari-hari. Masalah yang cenderungsepele tetapi penting ini otomatis sangat megganggu activity dailyliving karena penyebab serta faktor utamanya adalah kurangoptimalnya kematangan pada otak yang menyebabkan kurangnyaintegrasi pada reflek ini. Diharapkan dengan menggunakan alatsplint dapat menunjang proses peetumbuhan si anak sepertiberguling, merangkak, duduk, hingga ke berdiri. Prosedurpemakaiannya pun dapat dibilang sangat simpel karena hanyamembutuhkan kaos tangan yang dipasang bersamaan denganpenggunaan splint agar tetap nyaman karena splint digunakan fullakumulasi 23 jam dalam sehari dan tetap dipakai ketika hendaktidur, hanya dilepas saat mandi saja. Progres perubahan akandipantau selama 2 bulan apakah reflek pada anak atau pasien sudahdapat terintegrasi atau masih membutuhkan proses waktu yangintensif dan lebih lama lagi.
PESONNA (Pembuatan Splint Ekonomis dari Triplek Sederhana) untuk Anak Berkebutuhan Khusus di Kecamatan Karanganom Klaten Arif Pristianto; Salma Muazarroh; Zulfa Nadia
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 7th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam pengabdian kepada masyarakat ini sasaran berada di InklusiCenter Bhakti Negeri atau Desa Binaan yang berlokasi diKecamatan Karanganom Kabupaten Klaten. Latar belakang yangmendorong adanya PESONNA dikarenakan pemanfaatan yangterbilang cukup efektif dalam membantu pertumbuhan, pemulihanhingga penyembuhan anak berkebutuhan khusus masyarakat baik disekitar lingkungan Desa Binaan maupun di luar lingkungan tersebut,yang rutin hadir untuk berobat serta melakukan terapi di sana.Dengan bahan sederhana yang cenderung terbilang ekonomis dapatmenumbuhkan jiwa kepedulian orang tua serta masyarakat sekitarakan pentingnya kesehatan tumbuh kembang anak. Permasalahanyang paling mencolok yaitu masih dominannya reflek grasp padatangan anak. Reflek grasp adalah salah satu reflek primitif yangmasih muncul yang berupa tangan menggenggam meskipun saatsedang melakukan aktivitas sehari-hari. Masalah yang cenderungsepele tetapi penting ini otomatis sangat megganggu activity dailyliving karena penyebab serta faktor utamanya adalah kurangoptimalnya kematangan pada otak yang menyebabkan kurangnyaintegrasi pada reflek ini. Diharapkan dengan menggunakan alatsplint dapat menunjang proses peetumbuhan si anak sepertiberguling, merangkak, duduk, hingga ke berdiri. Prosedurpemakaiannya pun dapat dibilang sangat simpel karena hanyamembutuhkan kaos tangan yang dipasang bersamaan denganpenggunaan splint agar tetap nyaman karena splint digunakan fullakumulasi 23 jam dalam sehari dan tetap dipakai ketika hendaktidur, hanya dilepas saat mandi saja. Progres perubahan akandipantau selama 2 bulan apakah reflek pada anak atau pasien sudahdapat terintegrasi atau masih membutuhkan proses waktu yangintensif dan lebih lama lagi.